13: In a Danger

13.3K 1.3K 393
                                    

13: In a Danger

°°°

Varo kembali melangkah ke kantin.

Ia melupakan suara isak tangis itu dan menepis jauh-jauh tentang bayangannya pada sosok hantu di pikirannya.

Tapi, langkahnya terhenti karena melihat dua orang cewek yang tidak lagi asing baginya, sedang berjalan cemas dengan raut wajah tegang.

"Ngapain lo berdua?" tanyanya, "Terus di mana itu si pendek?"

Ya. Mereka berdua adalah sahabat Natasya---Joya dan Louis. Mereka tampak cemas karena sedang mencari sesuatu yang Varo tidak tahu itu apa.

"Varo? Baru aja kami mau nanya ke lo, lo liat Natasya gak? Tadi pas dari depan laboratorium, dia ijin ke toilet sama gue. Tapi, sampe sekarang belum balik-balik. Lo tau gak?" jawabnya malah tanya balik.

Jadi, pas gue gelut sama Arga, dia liat? pikirnya.

Varo menggelengkan kepalanya. Dia juga mengangkat kedua bahunya. "Gue aja baru dari BK. Gue gak ngeliat Natasya."

Louis menatap Joya. Dia menggigit kukunya. "Duh. Gimana nih, Joy?"

"Tau. Lagian tuh anak kalo ke toilet mesti sukanya sendirian. Gak suka ditemenin. Bikin kuatir aja ih," gumam Joya.

"Ya udah. Gue bantuin nyari Natasya sampe ketemu."

Tiba-tiba rasa lapar Varo sekarang sudah hilang entah ke mana. Kini pikirannya terpenuhi oleh hilangnya Natasya. Dia juga ikut cemas.

Tapi, tiba-tiba ingatannya kembali pada gudang sekolah. Ia melebarkan kedua bola matanya lalu menepuk dahinya. "Goblok! Berarti suara tadi itu---ayok, ikut gue!"

Meski sedikit kebingungan, Joya dan Louis akhirnya mengikuti Varo yang sudah mengarah ke sebuah gudang di belakang sekolah.

"Ngapain ke sini, Ro? Sumpah, tempat ini nyeremin," parno Joya.

"Tadi gue denger suara cewek nangis di dalem. Gue pikir itu kuntilanak atau penunggu gudang. Tapi, setelah gue denger dari lo pada kalo Natasya hilang, kayaknya firasat gue ngga salah lagi. Yang di dalem gudang itu Natasya."

Mereka berdua terkejut. Natasya di gudang? Padahal toilet cewek lumayan jauh dari gudang. Apa ada yang membawanya ke sana? Tapi siapa?

Sampai di depan pintu gudang, suara isak tangis itu semakin terdengar jelas meskipun samar-samar.

"Hiks. Hiks."

"Natasya lo di dalem?!" seru Varo.

Tok! Tok! Tok!

Sejenak isak itu terhenti. Natasya yang mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan tali di badannya kemudian mengangguk. "I-iya. G-gue di dalem. Hiks. Tolongin gueee. Hiks."

"Tunggu bentar gue bakal dobrak pintunya!" seru Varo dari luar.

Dalam hati Natasya, ia sudah sangat lega karena ada seseorang yang menolongnya. Dan orang itu adalah Varo lagi.

"Ro! Buruan buka! Natasya pasti sesak napas sekarang. Dia phobia sama tempat yang kurang udara. Apalagi gudang banyak debunya," cemas Joya.

J-Joya? Mereka pasti ikut nyariin gue. Hiks. Buruan tolongin gue. Gue udah kehabisan udara. batinnya dengan air mata mengalir di pelipisnya.

ALVALERRON ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang