PART 1

19.6K 400 7
                                    

Tawa Nada pecah, membuat seluruh siswa yang sedang berada di kantin menoleh kearahnya. Sesekali mereka berdecak, terganggu dengan kebisingan yang dibuat oleh Nada, Erza, Galuh dan Angkasa.

Empat sekawan itu memang selalu duduk, makan atau hanya berbincang di pojok kantin setiap hari. Meskipun terganggu, siswa-siswi yang tengah berada di kantin tidak mau berurusan dengan mereka.

"Jadi waktu ulatnya masuk, lo gimana?" Tanya Nada pada Erza setelah tawanya berhenti.

"Ya gue guling-guling lah, malah dikira Reino gue kesurupan!" Sambung Erza membuat tawa Nada kembali terdengar.

Galuh yang sedari tadi mendengarkan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "kenapa lo gak buka baju aja? Kan ulatnya bisa keluar juga"

"Gue malu lah, kan cewek-cewek yang ada di kompleks gue pada nonton " Erza hanya nyengir seraya menyeruput es teh nya hingga habis.

"Gue kira lo gak punya malu er," ucap Angkasa pelan. Nada yang berada disebelahnya tersenyum lebar setelah puas menertawakan Erza.

Obrolan absurd memang hal terbaik ketika bertemu dengan sahabat. Dan diantara mereka, Nada adalah cewek satu-satunya yang juga sebenarnya setengah cowok.

Bel tanda berakhirnya jam istirahat berbunyi, membuat obrolan mereka terhenti dan para siswa yang berada di kantin langsung kembali ke kelas mereka masing-masing. Nada menghela nafas, mengingat pelajaran matematika yang akan dihadapinya di kelas nanti. Angkasa berdiri dari duduknya dan mengajak ketiga temannya untuk segera kembali ke kelas.

"Males ah! Gue belum kerjain pr." ujar Galuh diikuti oleh anggukan dari Erza. Nada yang tadinya tidak ingin bolos, malah ikut-ikutan mengangguk.

Angkasa melirik Nada, "Lo gak masuk juga?" Tanyanya tegas. Gadis yang diajak bicara pun menggeleng cepat sembari berpura-pura sibuk dengan memainkan ponsel.

"Yaudah, jangan salahin gue kalo bokap lo marah." Angkasa melenggang pergi. Nada memutar bola matanya, jengah jika Angkasa selalu membawa-bawa ayahnya.

"Er, bagi sebatang doong.." Nada tersenyum lebar pada Erza. Cowok itu hanya berdecak, lalu menggelindingkan sebatang rokok ke arah Nada.

Sebelum benda itu sampai dihadapan Nada, sebuah tangan menahan dan mengangkat rokok itu dari atas meja. Gadis itu mengumpat didalam hati, dan menatap Angkasa dengan tajam. Cowok itu ternyata belum pergi.

"Daripada pake beginian, mendingan lo ngemilin ini" Angkasa meletakkan permen dihadapan Nada. Rokok tadi ia letakkan di saku celananya, dan pergi meninggalkan kantin.

"Angkasaaa!!" Teriak Nada keras hingga Galuh menutup telinganya dengan kedua tangan.

• • •

Nada menendang tempat sampah yang berada di tepi koridor. Erza dan Galuh menipunya. Mereka bilang hanya ingin ke kamar mandi, tetapi kedua setan itu malah bermain kartu bersama kakak kelas. Dan meninggalkan Nada.

Gadis itu memanyunkan bibirnya seraya berjalan ke arah perpustakaan. Karena dibelakang bangunan itu, terdapat tembok rendah yang biasanya menjadi tempat Nada keluar-masuk sekolah.

Namun langkahnya terhenti ketika mendapati seseorang tengah berdiri dan menyandarkan tubuhnya di pintu perpus seraya membaca buku. Sesekali ia tersenyum dengan bacaan nya. Nada mengerjap beberapa kali, memastikan apa yang dilihatnya.

Sesosok manusia tinggi dengan tataan rambut yang rapi dan lesung pipit yang menghiasi kedua pipi. Gadis itu sampai tidak berkedip memandang cowok di perpustakaan itu, jantungnya berdebar ketika cowok itu mengangkat kepalanya.

Fake GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang