Sambri Kesurupan

1.2K 107 1
                                    

Kantin ilegal sudah ramai, para generasi penerus bangsa baru saja istihahat menenangkan pikiran dari kewajiban sebagai siswa yang tauladan.

"Nah gue menang" ucap Ranggi ketika ia menang dalam permianan kartu remi.

"Sini uang lo semua" beberapa siswa yang ikut main judi dengan terpaksa mengeluarkan uang sisa jajan mereka.

"Al, gue mau pasang nomor nih. Kira-kira nomor apaan ntar malam keluar? Biasanya tebakan lo kan bener" ucap Anton kakak kelas Alden, Alden berfikir sejenak mencoba-coba menerka.

"Mmm coba lu tanya deh bg sama si Sambri, tanya tanggal jadian dia sama Sri otak kiri gue mengarah kesana soalnya" Anton mengangguk paham, dia mendekatkan posisinya dengan Sambri, setelah dinyatakan putus Sambri jadi sosok pendiam tidak tau arah tujuan hidup.

Alden mengangkat sudut bibirnya, bisa-bisanya tuh curut percaya omongan dia tentang nomor togel yang keluar ntar malam. Ya jelas dia tidak taulah, dia bukan Wirang atau mbah Mijan. Memang suatu keberuntungan setiap nomor yang di katakan Alden selalu tepat sasaran.

"Al, temen lu kenapa dah. Ditanyain diem mulu! Tatapannya kosong lagi" Ucap Anton dengan nada kesal.

"Baru galau bg, dia di putusin!" Ucap Alden,

"Ye elah masalah betina, baru berurusan sama betina aja stres gimana menjalani kerasnya hidup coba" Anton kembali duduk dan menyalakan rokok.

Alden tidak acuh dengan ucapan Anton, dia fokus dengan sebatang rokok di bibirnya, menghisap lalu menghembuskannya keluar. Alden melirik Sambri sekilas, kok wajahnya gitu bener sih, udah jelek malah tambah di jelek-jelekin. Njir serem tatapan Sambri kosong bener.

"Rub....Ruba.....eh....Ruby...." Panggil Alden kepada Ruby yang tengah memimun alkohol.

"Apaan sih anjeng!" Ruby menghabiskan alkohol di gelasnya dan berjalan sempoyongan ke arah Alden.

"Hmmm apaan!" tanya Ruby mabok, berdirinya sudah tidak lurus.

"Lu mabok bangsat?" tanya Alden

"3 gelas doang!" Alden melebarkan matanya, wah tidak bisa dibiarkan, Ruby gak boleh masuk kelas bahaya nih. Alden mengurungkan niatnya bertanya kepada orang mabok, percuma juga ngomongnya bakalan ngaur. Alden melirik Ilham yang sedang asik bermain gitar.

"Ham....Haram...." Ilham melirik Alden.

"Apo se"

"Itu si Sambri kenapa kok serem amat dah!" Ilham melirik Sambri curiga.

"Masih galau kali"

"Gue takut dia kesurupan" Kata Alden.

"Kaga mungkin lah, setan aje takut lihat muka die" kata Ilham.

Alden dan Ilham menatap Sambri tajam.

Mulut Sambri komat kamit seperti membaca mantra,

"Al, dia kanape?"

"Kaga tau!"

"ARRRRRRRRRGGGGGJHHHHHSNSVAKALSNSHIDRBALPSSBSB" Sambri kesurupan, ia berdiri mengikuti gerakan silat. Seisi kantin langsung heboh.

"Sambri kesurupan!!!!!" Semua menatap dan mendekati Sambri,.

"Sam, Sam istighfar, Sam...."ucap Didot menepuk pundak Sambri.

"Wei bego, pengang tangan sama kakinya!" Teriak Alden, sebagian teman yang lain langsung memengang kaki dan tangan Sambri sedangkan yang lainnya hanya jadi penonton dengan wajah pucat.

"LEPASKAN SAYAA!!!!!" teriak Sambri.

"Anjir ngeri juga nih setan!" Ucap Rizky yang memegangi kaki Sambri yang mulai memberontak.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang