Ingin bertemu Alden?

384 27 0
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘

.
.
.
.

Terik matahari yang panas membuat siapa saja enggan untuk beraktifitas diluar, kecuali IPS 3. Sepanas apapun matahari yang menerpa tidak mampu menghentikan semangat untuk menyalurkan bakat di bidang olahraga. Lapangan terbuka yang ada di belakang sekolah di isi oleh beberapa remaja laki-laki yang asik mengoper dan menendang bola kaki, mereka adalah Alden dan para kawan seperjuangan.

Berbeda dengan kaum hawa yang memilih menghabiskan jam pelajaran di gedung olahraga sekolah, keputusan itu diambil karena harga perawatan sangatlah mahal. Mereka tidak ingin terpapar sinar matahari secara langsung yang menyebabkan radiasi.

Semangat yang dimiliki Alden Putra Mahendra membuat teman-temannya kewalahan menghadapi hobinya. Sudah 35 menit mereka bermain non stop, padahal keringat sudah mengalir keseluruh tubuh.

"Al, istirahat dulu kenapa dah!"

Tawar Didot yang tergeletak tak berdaya di atas rumbut dengan nafas tersengal-sengal.

“Tau nih! Pandangan gue udah hampir gelap” sambung Ruby mengikuti posisi Didot.

Dia melirik di sekelilingnya, sangat di sayangkan hanya dia yang masih bertahan.

“Alah, lu semua lemah! ”ledeknya.

Bakat yang dimiliki Alden membuatnya menjadi salah satu pemain terbaik SMA Rajawali. Ketika bermain dilapangan terbuka, dia merasa menjadi sosok bintang dunia Cristiano Ronaldo KW.

Melihat tidak ada lagi semangat yang mendukung, Alden mengikuti temannya yang berbaring di rumput. Pandangannya tertuju pada langit biru yang membentuk awan-awan cantik, terkadang mereka mengikuti gambaran yang ada di imajinasi.

Sebotol air mineral mengarah ke perutnya menyadarkan lamunan, Alden menariknya dan terduduk.

“Minum, Al”

Tanpa basa-basi dia meneguk minuman itu sampai habis tanpa berterima kasih terlebih dahulu kepada si manusia dermawan( Ruby).

Thanks, Bro” ucapnya setelah minuman itu habis.

“WOI PARA JANTAN! KATA PAK HENDRAWAN KUMPUL!!!” teriak wanita bersuara cempreng dari pinggir lapangan.

Semua menoleh ke arahnya, tangannya terlambai seperti orang meminta pertolongan.

“Brisik lu, Annisa Bahar!” balas Guyur kepadanya.

"Lebih mirip Cimoy montok kali, seksi tapi tak menggugah selera!" ucap Rizky melirik penampilan Annisa yang sok kecantikan.

Mungkin kali ini nyawa mereka terselamatkan karena jarak Annisa lumayan jauh, jika tidak sudah pasti Annisa yang memiliki body bahenol mirip Siti Ropeah itu akan menghajar bahkan mengancam mereka terkena jampi-jampi karena bapaknya seorang dukun.

"Syukur gue selalu bersama yang menggugah selera" ucap Didot.

"Siapa? Lu udah punya cewek ?"

"Indomie seleraku..."

Sadar bahwa dirinya sedang di abaikan Annisa menarik nafasnya panjang, memang tidak ada gunanya berbicara sama teman-teman kelasnya, harus banyak bersabar dan tabah.

“Yaudah kalau gak mau, intinya gue udah sampaikan amanat” katanya menghentakkan kaki meninggalkan lapangan.

Semua mengeluh kesal, baru juga istirahat langsung di panggil disuruh kumpul. Dengan malas memaksakan diri bangun dari posisi padahal sudah terlanjur nyaman.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang