Drama

694 69 3
                                    

Acara tahunan akan dilaksanakan di sekolah, seluruh siswa antusias menyambut acara dengan melatih diri agar memberikan penampilan terbaik. Acara ini adalah acara yang akan menunjukkan bakat-bakat siswa dalam bidang non akademik seperti pentas seni dan olahraga. Alden dkk serius membaca brosur acara.

"Kagak ada bola!" Alden melempar brosur ke lantai, dia sangat menyukai sepak bola tetapi di brosur tidak tertera olahraga favoritnya itu. Sambri mengambil brosur untuk membaca kembali.

"Bidang olahraga cuma ada basket, futsal, volly, dan catur doang. Sedangkan pentas seni ada musik dengan penampilan band juga solo, tarian daerah, drama musikal, dan drama budaya daerah" ucap Sambri.

"Kita ikut futsal aja!" tawar Rizky.

"Kagak minat kalau futsal" kata Alden.

"Kenape?" tanya Guyur.

"Belum perang mental kita udah pasti ciut, kalau futsal udah jelas kelas 12 yang bakalan menang! Anton penguasa bola jarak pendek. Tendangan Anton juga mematikan, apalagi teman-temannya, ntar kaya tahun lalu lagi kelas Tobi yang di tumbangkan Anton 15: 2 aduh, kalau kalah sih biasa, tapi rasa malu sampe ubun-ubun"jelas Didot, wajah mereka langsung memucat. Teringat bagaimana ganasnya Anton saat main futsal, mental mereka pasti akan ciut

"Anton aja lu takut, kita main futsal!" final Alden.

"Kagak ah, gue mau nge band aja!"

Semua menatap Tobi heran, tumben tu anak pengen nge band biasanya juga kagak niat.

"NGE BAND?" ucap mereka beramaan.

Rizky setuju dengan pendapat Tobi, apasalahnya jika nge band, biar makin terkenal dimana-mana.

"Iya lah, eh bro kita itu harus multitalenta"  kata Rizky.

Tobi berdiri di depan teman-temannya.

"Gue mau tampil di panggung menyinyikan lagu metal!" tangannya membentuk jari khas metal, badannya membukungkuk layaknya menyanyi metal yang memberikan nada tinggi.

"Bayangin gue lagi konser di stadion Inggris dan lu semua bersorak-sorak memanggil nama gue! Tobi.....Tobi...." Katanya penuh dengan percaya diri, mungkin dia merasa sudah menjadi Bon Jovi saat itu juga, Alden menepuk jidatnya melihat tingkah Tobi, kenapa juga dia mau berteman sama orang yang kurang waras kaya gini, gak Tobi gak Ruby sama aja tidak ada pilihan.

"Mimpi!" kata Didot.

Alden tertawa miris menatap Tobi.

"Sok-sok an gaya lu, suara lu aja cepreng kaya kaleng sarden!" ucapnya kepada Tobi, memang suara Tobi itu tidak baik untuk di dengar karena bisa merusak gendang telinga. Hehe

"Walaupun suara gue kaya kaleng, tapi tampang gue ganteng! Kenapa lu? Gak terima?" ucap Tobi tidak terima perkataan Alden.

"Tampang lu aja kaya banci rombeng"
Eh malah ada yang nyambung-nyambung dari kabel luar, siapa lagi kalau bukan Ruby.

"Sembarangan lu ya! gini-gini gue pernah di kejar-kejar....." perkataan Tobi terjeda

"Sama anj*ng...." lanjutnya, membuat semua temannya tertawa ngakak.

"HAHAHAHA......" tawa mereka.

"Kalau itu baru gue percaya" kata Alden menepuk punggung Tobi, Tobi menatap kesal mereka semua. Nama aja yang teman tapi saling menjatuhkan, memang pertemanan laki-laki agak sadis.

"Ayo dong kita nge band aja, sekali-sekali gue mau nunjukin pesona gue ke seluruh warga SMA kita" tawar Tobi, sepertinya Tobi pengen sekali guys.

"Turutin ajalah kemauan dia, siapa tau aja kan permintaan terakhir" ucap Alden kepada teman-temannya, mendengar perkataan itu Tobi menyumpal bibir Alden dengan satu jarinya.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang