Semakin Rumit

354 32 0
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘


.
.
.

Buggg

Tubuh Alden terhempas ke lantai semen kasar.

Buggg

Lagi-lagi pukulan itu menghantam wajahnya, Alden tidak dapat melihat si pemukul dan tidak juga berniat melawan.

"Tobi, udah Bi...." kata teman lain yang menarik Tobi agar berhenti menghantam tubuh Alden.

Benar itu adalah sahabatnya Tobi, mendadak dia mengajak semua berkumpul di basecamp. Disana dia memaki-maki Alden dihadapan para sahabatnya, cukup beralasan. Chika menceritakan segalanya kepada Tobi, jelas Tobi murka karena sahabatnya itu sudah berani melukai persaan wanita. Dalam kamus Tobi, wanita adalah manusia yang paling mulia dan di hormati.

"Lepasin gue! Gue gak punya teman brengsek kaya pecundang ini!" bentak Tobi, dia berusaha melepaskan tangan teman-temannya.

"Tobi, cukup!" kata Ruby melerai sahabatnya.

"Lu juga sama, lu bedua pecundang! Gue tau, lu dukung dia kan?" Ruby melebarkan matanya mendengar ucapan Tobi.

Buggg

Satu pukulan mendarat di wajah Tobi, tidak tinggal diam Ruby kembali mendekat dan memberikan satu tendangan ke perut Tobi.

"Arrrkkk" pekik Tobi.

"Anji*g! Lu berani ke gue!" kata Tobi berusaha berdiri dengan cepat dia menarik krah baju sahabatnya itu.

Blarrrrrrrrrrrrr

Suara kayu melayang ke tembok terdengar sangat keras, semua menoleh.

Androl menghembuskan nafasnya panjang, dia melirik ke arah Tobi dan Ruby.

"Turunkan tangan lu!" ucap Androl dengan suara dingin dan penuh ancaman menunjuk Tobi.

"Gue belum paham, apa dasar lu mengamuk" kata Androl mendekati Tobi.

"Alasan gua?" tanya Tobi.

"Lu cuma gak tau di posisi gua, saat ketemu Chika nangis di pinggir jalan kaya orang stres! Dan itu gara-gara dia!" tunjuk Tobi ke arah Alden yang tergeletak tak berdaya.

"Cuma gara-gara wanita lu rela sakitin sahabat sendiri?" sambung Ruby.

"Justru karna dia wanita, lu semua kagak paham, Chika udah cerita semua dan itu cukup membuat sahabat gua jadi bajingan sesungguhnya" semua terdiam mendengar ucapan Tobi, tak ada yang mau memberikan komentar termasuk Ruby. Semua sadar Alden memang tidak bijak dan keterlaluan kepada Chika, tapi tidak harus berakhir kaya gini.

"Gue memang bajingan" belasan pasang mata melirik sumber suara. Alden yang berusaha bangkit dengan sendirinya. Seolah seluruh dunia memojokkannya sekarang, memang dia pantas mendapatkannya dari sifat jahatnya ke Chika, mempermainkan perasaan wanita itu. Alden tidak menyalahkan Tobi, itu wajar karena sebentar lagi kakak Chika yang bernama Uki akan menikah dengan sepupunya. Hubungan keduanya pasti akan dekat antar persaudaraan dan ipar-piran.

"Terima kasih, karna lu udah tunjukin persahabatan yang sesungguhnya. Gue cuma gak nyangka, masalah ini membuat tali persaudaraan kita hancur.Thanks, bro...." kata Alden beranjak pergi. Hancur! Harta, tahta dan wanita, pepatah itu benar.

"Al,..." panggil Didot dan Guyur berusaha mengejar, Alden tidak melarang. Terserah mereka berpihak ke siapa, lagian Alden sudah merasa tidak pantas di posisi manapun. Dia iba kepada diri sendiri, yah itu jelas. Dia hanya mau memeluk kak Feby sekarang.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang