Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘
.
.
.
.Pulang sekolah Alden dipaksa jemput oleh kak Feby, ini tidak biasa terjadi. Padahal dia sudah janjian akan kumpul di basecamp, terpaksa dia mengundur pertemuan itu. Sepenting-pentingnya sahabat kak Feby jauh lebih penting, dialah segalanya. Nyawa dan hidup Alden.
"Kak, kok tumben amat si?" tanya Alden di dalam mobil kakaknya.
"Gak ada, mau jemput lu doang. Emang salah?"
"Ya gak sih, cuma tumben aja" kata Alden, setau dia selama SMA baru kali ini kak Feby datang menjemputnya. Selain karna Alden dulu juga punya motor, dia juga memilih menebeng dengan temannya jika motor tak bisa dibawa.
"Emang kakak gak kerja?" biasanya kak Feby pulang jam 4 atau 5 sore, mengapa ini cepat. Alden semakin curiga, pasti ada yang disembunyikan.
"Kerjaan kakak udah beres, makanya kakak izin pulang" katanya tersenyum senang.
Alden menatap jalanan dengan dihantui imajinasinya sendiri. Terlintas dibenaknya wanita yang sedang hamil besar itu. Dia menarik ponsel dari saku celananya.
Olif
Lif
Lu baik-baik aja kan?Cukup lama Alden menunggu balasan. Namun tak kunjung di baca, mungkin Olif sibuk atau sedang tidak memegang ponsel. Alden terdiam memikirkan sesuatu, ntah apa yang jelas itu tentang Olifia Alona.
"Woi kenapa?" kata kak Feby mendapati adiknya termenung.
"Gak ada apa-apa"
Kak feby mengerutkan keningnya, tumben adiknya kurang bergairah seperti ini.
"Oh ya, Al. Chika apa kabaranya? Kamu sampaikan perminta maafan kakak kan?" Alden melebarkan matanya melirik kak Feby. Namun dia berusaha sesantai dan sebiasa mungkin, rasanya tidak ingin membahas wanita yang bernama Chioa itu. Ocha mengatakan hapir setiap hari dia di antar Imbra, Chika pasti sudah move on. Alden senang mendengarnya walaupun sakit.
"Iya"
"Kok kurang semangat gitu sih?" tanya kak Feby heran.
"Gak ada"
"Mmm, mau makan apa? Kakak lagi baik"
"Gak mood kak, uangnya aja kasih gausah jajan" kata Alden dengan cengiran.
"Serius gak mau makan?" Alden menggeleng.
"Lu kenapa dah, lagi putus cinta?"
"Bawel lu" jawab Alden, dia heran kenapa sikap kak Feby jadi sok perhatian dan sok peduli padahal biasanya hidupnya datar.
Sesampainya di depan gerbang rumah. Alden turun berniat untuk membuka gerbang. Tapi tangannya di cekal oleh kak Feby.
"Eittsss, tunggu...."
"Apa? Gue mau buka gerbang"
"Gak usah, lu sekarang tutup mata aja"
Alden mengerutkan keningnya, ah kenapa semua terasa aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...