Amarah Bayu

367 27 0
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘

.
.
.
.

Sesuai janjinya, hari ini Alden akan menemani Olif untuk memeriksa kandungan ke dokter. Dia menunggu kedatangan Olif di persimpangan kompleks, maklum tidak mungkin dia membawa wanita hamil pakai motor. Bisa-bisa nanti lahiran dijalan, kan barabeh. Jalan keluarnya yaitu Olif bawa mobil sendiri sampai kompleks Alden, mau menawar agar dia yang menjemput tapi tidak mungkin karena kak Feby belum pulang dari kantor.

Tin
Tin

Suara klakson mobil menyadarkan Alden, dia merapikan posisinya melihat wanita cantik dengan perut besarnya turun dari mobil. Alden merasa ngilu melihat perut besar itu, seperti balon yang siap meledak.

Olif menghampirinya dengan senyuman manis yang dia miliki.

"Lama ya?" tanyanya.

"Gak kok, ayo"

Alden mulai mengendarai mobil sport Olif. Sangat canggung, dia benci Bayu tapi menikmati juga hartanya. Hmm gak masalah sesekali ye kan, Al.

"Emang mau periksa apa lagi, Lif?" tanya Alden.

"Gak tau juga, Al. Gue juga gak paham kehamilan, di suruh dateng ya dateng" jawab Olif.

"Jadi kalau lu di suruh masuk jurang, mau?"

Olif tersenyum mendengar pertanyaan aneh Alden.

"Ya gak lah, maksud gue kan dia udah ahli dibidangnya. Percaya aja, lagian baik kok"

"Gak semua orang bisa dipercaya, Lif" Olif terdiam menatap jalanan. Merasa tersindir sendiri akan ucapan Alden, walaupun dia tau Alden tidak menyindirnya sama sekali.

Pipi Olif yang sudah menggembang membuat Alden gemas, dia menariknya lumayan kencang.

"Sakit!" pekik Olif menepiskan tangannya.

"Ibu hamil gak boleh galak, ntar anak lu galak"

"Kaya lu?" ledek Olif.

"Sembarangan, waktu tempur aja kagak ikut" Olif melebarkan matanya, tangannya mengarah ke arah telinga Alden.

"Apa paman bilang?" katanya menjewer telinga Alden.

"Ampun tante!" ucap Alden mengelus telinganya yang panas.

Sampailah kerumah sakit, Alden dan Olif mengambil nomor antrian dan duduk di kursi tunggu. Ada dua ibu-ibu yang memperhatikan mereka sejak tadi, tapi Olif dan Alden pura-pura tidak peduli. Pasti orang mengira mereka pasangan suami istri.

Salah satu dari wanita itu merapatkan posisi duduknya dengan Olif.

"Udah berapa bulan, Mbak?" tanyanya ramah.

"Masuk 8 bulan"

Dia mengangguk paham medengar jawaban Olif.

"Mbaknya masih kelihatan muda ya" Olif tersipu malu. Wanita itu memperhatikan wajah Olif dan Alden secara bergantian, Alden yang baru sadar melirik ibu-ibu hamil yang mentapnya sinis.

"Itu suaminya ya?" tanyanya.

Alden melebarkan bola matanya. Dasar ibu-ibu! Alden melirik Olif, wanita itu tengah menundukkan kepalanya, pasti dia merasa malu mendengar perkataan ibu-ibu itu. Dengan penuh percaya diri Alden merangkul mesra bahu Olif, mengisyaratkan kepada ibu-ibu bahwa dialah suaminya.

Olif melirik tangan Alden yang merangkulnya sedangkan kedua ibu-ibu itu sudah senyum tidak jelas.

"Pasangan muda" ucap mereka.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang