Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘
.
.
.
.Paksaan demi paksaan para sahabat membuat Alden memaksakan diri untuk ikut acara peduli lingkungan. Padahal dia sama sekali tidak minat ditambah lagi pikirannya selalu di racuni menghilangnya Olif.
Saat ini Alden menunggu kehadiran temannya yang bernama Edzard dan Jefrin.
"Ada apa lu panggil kita? Tumben" ucapnya yang baru saja datang dan pangsung duduk meneguk jus buah Alden.
"Gue minta bantuan, cari Olif sampai ketemu!"
Edzard dan Jefrin saling memandang satu sama lain.
"Olif?"
****
Kak Feby sibuk memersiapkan barang-barang yang akan dibawa Alden untuk acara sekolah.
"Yakin cuma bawa baju 3 pasang?" tanya kak Feby membuka isi tas Alden.
"Tambah satu lagi deh" kak Feby mengangguk mencari kembali pakaian yang akan di bawa Alden.
Sedangkan anak itu tangannya sibuk mencek media sosial Olif dan beratusan kali menghubungi nomor yang tidak aktif itu. Alden tidak menceritakan bahwa Olif menghilang kepada kak Feby, dia hanya takut wanitanya itu ikut memikirkan Olif.
"Olif udah gimana, Al?"
Baru saja dia memikirkan itu, kak Feby langsung bertanya. Haduh ujung-ujungnya bohong lagi kan.
"Baik, kenapa?" tanyanya santai padahal hati sudah dag dig dug.
"Kapan-kapan kakak mau ketemu dia, banyak yang mau kakak ceritakan" Alden tersenyum samar.
"Kapan-kapan kan? Btw itu barang udah selesai?"
"Udah kok, nih!" Alden menenteng tas ranselnya.
Dia berjalan ke teras rumah untuk menunggu kedatangan Tobi dan Ruby yang katanya mau menjemput.
"Gue pergi dulu ya, jangan kangen lu!" ledek Alden mencolek pipi kakaknya.
"Dih GR! Udah izin sama mama kan?" Alden mengangguk melukiskan senyuman di bibir kak Feby.
Dua remaja lelaki perpakian ala-ala anak penjelajah mendatangi rumah Alden dengan cengiran khas.
"Hello eper badeh" kata Tobi melambaikan kedua tangannya.
"Lu berdua mau kemana? Kita cuma mau mungut sampah di tempat wisata, pake acara kaya daki gunung aja lu" sindir Alden.
"Kita sekalian menjelajah ye kan, siapa tau kita nemu jodoh Tobi di rimba"
Kok sedikit aneh? Tobi melirik dengan tatapan sinis.
"Maksud lo apa? Jodoh gue monyet gitu?" tanya Tobi tidak terima.
"Siapa yang bilang? Kok lu ngasih pernyataan kaya gitu? Maksud gue kan siapa tau jodoh lu tarzan cantik"
Hampir saja mood Tobi hancur, tangannya langsung merangkul bahu Ruby setelah mendengar penjelasan Ruby yang penuh dusta.
"Emang ada tarzan cantik di rimba, Rub?" tanyanya penasaran.
"Apaan sih lu bedua, kak kita berangkat" ucap Alden mencium tangan kakaknya.
"Hati-hati, jangan bandel!"
"Iya"
"Kita cabut dulu ya kakak cantik, assalamualaikum" kata Tobi tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...