Persaingan sengit

346 30 0
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘

.
.
.
.

Sampai tujuan semuanya turun merengganggkan otot-otot yang kaku.

Alden keluar lebih awal karena bokongnya terasa kram dan kaku. Dia bersama beberapa teman berjalan ke arah batu besar yang bisa di duduki.

"Capek banget" rengek wanita-wanita manja yang merenggangkan otot.

"Sini dek, abang pijitin" goda Jack.

"Iya, abang jago kok dalam dunia perpijitan" sambung Guyur yang tertawa tidak jelas ke arah Jack.

Saat semuanya sudah beristirahat ada beberapa siswi yang kelelahan mengangkat barang bawaan mereka termasuk disana Viona. Mata wanita berambut pirang itu memperhatikan sekelilingnya, Alden!

Dia berjalan melewati segerombolan pria dengan cara menggendong ranselnya susah payah, saat tepat di hadapan pria itu Viona pura-pura menjatuhkan tasnya dan terduduk lemas di atas tanah.

Sontak beberapa pria yang asik mengobrol disana menoleh kepadanya.

"Viona, lu gak apa-apa?" tanya Jack mendekatinya dan mengulurkan tangan.

Wanita itu diam tidak menjawab dengan tatapan tidak suka.

"Aw....." pekiknya menggenggam pergelangan kaki.

"Viona, lu kenapa?" tanya Alden berjalan mendekati.

Sadar akan siapa yang datang Viona langsung melebarkan mata dan tersenyum sumbringah.

"Kaki gue sakit, Al" rengeknya.

Perasaan dari tadi Jack yang duluan datang dan menawarkan bantuan tetapi mengapa di abaikan, sedangkan Alden yang baru datang di sambut dengan senyuman. Dasar! Jack mendengus kesal, dalam hatinya berkata "Viona tai!"

"Lu masih bisa jalan?"

Viona menatap kakinya kemudian kepalanya menggeleng.

"Jack, lu bawa tas Viona ya. Gue bawa dia ke sana biar istirahat dulu" Jack melebarkan bola matanya.

"Lah kok gue?"

"Kalau gak lu aja yang gendong Viona, biar gue bawa ranselnya" Viona langsung menggeleng.

"Gak! Gak! Lu aja yang bawa ransel gue Jack, please" mohonnya.

Mata Jack menyipit mencoba memahami maksud dan tujuan Viona.

"Licik!" Sindir Jack menarik tas ransel Viona tidak ikhlas.

Alden, Didot, Ruby, Ilham, Rizky dan Viona duduk di atas batu besar untuk beristirahat sejenak. Viona sudah senyum-senyum tidak jelas duduk di samping Alden karena tujuannya terlaksana, dia menoleh ke beberapa wanita yang memandangnya tidak suka. Apalagi mata Viona sempat melihat Chika yang melirik sekilas. "Mampus lu!" ucapnya dalam hati.

Lelah rasanya walaupun perjalanannya hanya sekitar 3-4 jam. Mata Alden memperhatikan sekitar, pemandangan luar biasa dimana sekelilingnya di penuhi pohon rimbun yang menjulang tinggi.

"Lokasinya bersih, ngapain kita kesini lagi?" tanyanya menyenggol lengan Didot.

"Disini mah bangus, didalem penuh sampah" jelasnya.

"Berarti pengunjungnya gak tanggung jawab"

"Ho'oh"

Segerombolan wanita yang haus akan konten langsung mengeluarkan ponsel masing-masing dan mengabadikan moment. Alden dan kawan-kawan melirik intens wanita-wanita caper yang rela memakai baju ala-ala Kpop agar terlihat kekinian di sosial media.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang