Berbagai tatapan mata menjadi saksi bisu kadasnya hubungan Alden dan Chika. Mereka adalah para sahabat yang memandang dari jauh, seakan memberikan sedikit waktu untuk mereka berdua. Mereka terdiam tak ingin ikut campur, apapun yang menjadi sebuah keputusan akhir itu adalah hal yang terbaik.
Disetiap kata memulai pasti ada kata akhir begitu pula dengan keduanya. Bagi Alden mengakhiri adalah jalan terbaik, bagi Chika mengakhiri adalah awal kehancuran hatinya.
Salma memeluk tubuh Ara, dia menangis melihat Chika yang menangis. Tapi apalah daya, Ara melarangnya kesana. Ingin rasanya Salma memeluk tubuh Chika, mengatakan bahwa masih ada dia disini yang selalu ada.
Tangan Ruby terkepal melihat Chika dan Alden, rasa bencinya kepada wanita itu semakin menggebu.
"Olif!!!" katanya didalam hati.
***
Sudah seminggu setelah kejadian kandasnya hubungan Alden dan Chika. Jelas menjadi tranding topic dan berita panas dalam sepekan, banyak yang mengatakan bahwa Alden pacaran sama wanita yang bernama Olif dan memutuskan Chika, ada yang bilang Alden pacaran sama Chika hanya sekedar iseng dan pelarian.Kembali seperti semula, dimana beberapa wanita mendekati Alden tapi lain dengan sekarang salah satunya tidak ada yang bernama Chika. Mungkin dahulu dialah yang paling heboh, beda dengan sekarang menjadikan Chika sosok yang berbeda. Chika si pendiam!
"Hai, Alden..." kata seorang wanita melambaikan tangannya di pinggir lapangan. Alden tidak peduli, dia hanya mendecih singkat melirik sekilas wanita itu.
"Bokin lu tuh!" ledek Didot.
"Ogah!"
Kelas Alden hari ini mengikuti pelajaran olahraga, ada beberapa siswi yang tidak tau malu menggoda Alden di pinggir lapangan mungkin karena jam pelajaran mereka kosong.
"Gue perhatiin nih ya, udah putus dari Chika semakin laku aje lu" kata Guyur menyenggol lengan Alden. Tidak peduli sama sekali, dia malah melempar bola tinggi-tinggi lalu pergi. Beberapa saat kemudian bola meluncur jatuh tepat di kepala Guyur.
Brugg
"SETAN!!!!" Umpat Guyur terlentang di lapangan.
Jam pelajaran selesai, terik matahari yang panas membuat Alden ingin menyemplungkan kepalanya ke air. Alden berjalan lemas ke arah toilet siswa, dia akan mandi disana untuk menyegarkan tubuh. Langkahnya terhenti mendapati seorang wanita yang sibuk menyapu kamar mandi. Tunggu ini kan toilet cowok, kenapa ada cewek?
Alden memperhatikannya lebih ditail, sepertinya dia kenal wanita ini.
"Chika...." Kata Alden memastikan.
Wanita yang mengenakan masker itu menoleh kepadanya, dia menatap sekilas lalu membuka maskernya.
"Chika, siapa bang?" katanya, ternyata salah. Dia bukan Chika, tapi kalau dilihat dari belakang sangat mirip. Merasa tidak ada respon dari Alden, wanita itu kembali memasang maskernya dan melanjutkan pekerjaannya.
"Eh, pergi sana! Gue mau masuk!" kata Alden kepada adik kelasnya.
"Lu kagak lihat bang, gue lagi bersihin toilet!"
Alden tertarik dengan cara bicara wanita ini, tidak canggung seolah mereka sudah kenal. Alden sangat menyukai orang yang gaya bicaranya santai saat pertama kali bertemu.
"Kenapa bersihin toilet? Ketahuan ngerokok lu ya?" tuduh Alden, dia berusaha memancing wanita itu agar memberikan respon yang membuat Alden penasaran.
"Ye sotoy lu bang, gue tadi lagi belajar trus kaga sengaja mata gue ke tutup! Eh, malah di tuduh sama bu Nur gue tertidur di kelas. Padahal gue kagak tidur!" jelasnya, Alden tersenyum mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...