Olif tersenyum berjalan pergi meninggalkan tembok sekolah, sesampainya di koridor tatapan tajam tertuju padanya. Semua siswa melihatnya sinis, terdengar bisikan-bisikan kecil yang menyebut namanya.
"Dia pelakor ya, masa dekatin, kak Alden! Udah jelas ada, kak Chika!" bisik wanita kepada temannya.
"Centil, gak tau diri!"
Olif menarik nafasnya dalam dan melanjutkan perjalanan berusaha menormalkan semua tanpa ingin merespon perkataan mereka.
"Oh jadi dia orangnya?" Langkah Olif terhenti ketika suara wanita mengarah kepadanya, Olif menoleh. Chika?
Wajah yang tidak dapat diartikan itu berjalan tidak karuan mendekati wanita yang bernama Olifia. Dia datang bersama teman-teman kelasnya termasuk Ara dan Salma, tidak lupa pula wanita dari kelas sebelah Ocha dkk. Chika marah dengan kehadiran wanita ini, ada adik kelas yang mengatakan bahwa Alden menjumpai Olif dan mereka berdua keluar ntah kemana, jelas Chika cemburu. Ditambah lagi teman-teman kelasnya memanas-manasi untuk Chika bertindak tegas sebelum kejadian yang tidak di ingankan terjadi bahkan ada yang menyebut bisa saja Alden memilih wanita itu dari pada dirinya. Nafas Chika tidak karuan, ingin rasanya menjambak wanita itu. Centil karena merebut pacarnya!
Chika menarik rambut wanita itu kasar, dia tidak peduli akan kehidupan Olif yang miris. Chika akan lembut jika orang baik kepadanya namun jika berani menganggu miliknya bahkan tidak akan ada yang menyangka sifat jahat Chika.
"Aw...." Pekik Olif berusaha melepaskan jambakan Chika.
"Gatel kamu ya" kata Chika mendorong kepala Olif, wanita itu hampir terjatuh ke lantai namun dia bisa menyeimbangkan tubuh.
"Maksudnya?" tanya Olif heran.
Chika melipat kedua tangannya.
"Maksudnya? Masih benari nanya?" bentak Chika.
Semua orang sudah melingkari mereka berdua, menjadi penonton dadakan. Tidak ada yang berani ikut campur, cukup jadi penonton yang baik! Ya gak, Sal? Salma mengangguk.
"Kamu rebut Alden dari aku?" kata Chika menunjuk wajah Olif.
Tidak mau kalah, Olif menepiskan tangan Chika menjauh dari wajahnya.
"Gue gak ngerebut Alden dari lo"
Chika geram, wanita ini benar-benar menyebalkam baginya.
"Jangan kira gue gak tau ya latar belakang lu!" ucap Chika dengan suara keras mebuat semua penonton terkejut.
"Ada apa nih, Chika?" tanya Ocha penasaran.
Chika tertawa miris menatap Olif, sebenarnya dia tidak tega. Tapi kedekatan Olif dan Alden sudah berlebihan baginya.
"Lu semua dengar...." kata Chika.
"Dia, udah berani rebut-rebut pacar aku! Kalau wanita ditakdirkan jadi jalang yaudah jalang aja! Gak usah sok-sok an mau rebutin pacar orang, lagian aku tau kok kamu itu jual diri sama om-om!" semua orang melongo mendengarkan perkataan Chika. Jalang?
"Ha?"tanya mereka dengan mulut yang menganga bak goa. Awas lalat woi!
Adik kelas yang berwajah oriental maju mendekati Olif, dia adalah teman sekelas Olif.
"Gue emang sering lihat dia sama Alden, gatel lu!" ucapnya, mereka kira wanita itu akan melakukan pembelaan ternyata dia malah mempermalukan Olif.
"Tunggu, gue pernah lihat dia jalan sama om-om" lanjut seseorang, membuat orang tambah syok tidak percaya.
Olif tidak merespon apapun kepalanya hanya tertunduk.
Chika kembali mendekati Olif.
"Maksud lo apaan dekatin Alden? Lebih baik cari om-om jangan dia" kata Chika menatap jijik Olif.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...