Alden, Ruby dan Tobias duduk dibalkon rumanya, memainkan sebuah lagu Iwan Fals yang berjudul Tugu Pancoran.
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang tugu jalan pancoran
Tunggu pembeli jajakan koranMenjelang magrib hujan tak kunjung reda....
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas Isya melangkah pulang....Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu....
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu....
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu....
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal...Suara mereka yang sangat keras mungkin akan terdengar diseluruh komplek, mereka tidak peduli yang penting happy.
"Ada yang cariin tu!" ketiga pemuda yang memiliki karisma luar biasa melirik sumber suara.
"Siapa kak?" tanya Alden, Feby mengangkat bahunya dan pergi meninggalkan Alden dkk.
"Kira-kira siapa?" kedua teman Alden menggeleng.
"Mungkin anak-anak yang lain" ucap Ruby, Alden memasuki rumah menemui seseorang yang mencarinya. Kak Feby sedang mengobrol dengan seoarang wanita yang menangis.
"Libra?" Alden terkejut dengan kehadiran Libra dirumahnya, pertanyaan pertama Libra ngapain kesini? Pertanyaan kedua dari mana dapat alamat rumah Alden?
"Lu ngapain kesini?" Tanya Alden, sedangkan kak Feby memplototinya. Ruby dan Tobias turun juga, mereka terkejut melihat kedatangan seorang wanita yang sedang menangis.
"Kenapa dia nangis Al, lo buntingin dia ye"
Plak
Kepala Ruby di jitak oleh Alden, mulut congor itu berbicara sesuka hatinya.
"Alden, aku datang menagih janji" ucap Libra parau.
"Lo bukannya Libra anak kelas 3 IPA 1 ya?" tanya Tobias. Libra mengangguk.
"Janji apaan nih?" Tanya Alden.
"Imbra" Alden, Ruby dan Tobi melebarkan matanya.
"Imbra, si bangsat!" ucap Ruby terkejut. Akhirnya Alden menceritakan semuanya kepada Ruby, Tobi dan termasuk kak Feby.
"Kagak segampang itu dong, masa kita nyerang duluan! Lagian adek lo bukan anak SMA kita" kata Ruby.
"Gue mohon!" Libra kembali memangis.
"Yah begini nih yang susah," Alden mengangkat kedua tangannya merenggangkan otot.
"Tolong aja kenapa sih!" Kata Kak Feby yang berusaha menenangkan Libra.
"Kagak semudah itu calon istri"
Plak
Kepala Ruby kembali di jitak oleh Alden.
"Calon istri calom istri, lu mau gue sunat!" Ruby mengerucutkan bibirnya.
"Kak emang lu mau nanti nembus penjara lagi?" Kata Alden menatap kakaknya.
"Urusan gampang orang bukan gue yang bayar!"
"Hah jadi siapa?"
"Kalian tau kan kakak kalian ini cantik, jadi banyak yang tergila-gila termasuk boss kakak sendiri"
"Astaghfirullah ngucap kak, lo main sama boss lo?"
"Tidak menyangka diriku, engkau tega bermain dibelakangku"
"Jadi kak Feby pelakor dong selama ini"
Plak
Plak
Plak"Mulut lo semua ya, boss kakak itu masih lanjang. Ya kali kakak nolak orang kaya, mana cakep lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...