30 Hari?

522 29 1
                                    

"Lu gak boleh jatuh cinta sama, Alden!" kata Ruby.

Dari awal dugaannya benar, Olif suka sama Alden. Pantas dia selalu menggunakan banyak cara agar Alden   berada disisinya, bahkan Alden rela meninggakan Chika demi Olif.  Ruby merasa tidak terima, bukan karena cemburu atau apa, dia hanya tidak ingin Alden memilih wanita dari latar belakang tidak jelas bahkan wanita yang jauh dari kata baik. Ruby juga tidak mau kalau Alden akan bernasib sama dengannya, bahkan gagal menjalin bubungan.

"Kenapa, Rub? Karna gue sehina ini?" kata Olif menunjuk dirinya sendiri.

"Lu lagi ngandung anak orang, lu mau hancurin, Alden?" seharusnya Alden sedang menikmati masa cinta monyetnya, bukan terkendala beban pikiran masalah hidup orang lain, bukan Alden yang merasa keberatan tetapi Ruby, dialah yang merasa keberatan jika Olif selalu memaksakan diri.

"Apa gue salah? Salah mencintai, Alden?" disisi lain Ruby merasa iba melihat kondisi wanita yang senasib dengan kekasihnya itu.

"Apa gue gak pantas?" sambungnya.

"Izinkan gue bahagia, Rub! Gue cuma mau mendapat kebahagiaan, walau cuma sedikit aja...." kata Olif menarik kedua tangan Ruby yang terdiam. Dia kehabisan kata untuk berkomentar, kebahagiaan Alden dan Olif adalah suatu hal yang berlawanan dan tidak mungkin bersatu. Ruby dapat meneliti arti dari tatapan Alden kepada Chika dan Olif. Ketika mata Alden menatap Chika, tatapan itu seperti mengalirkan aura cinta yang murni. Lain dengan Olif, tatapan iba dan perasaan ingin melindungi. Sangat jauh berbeda.

"Tapi, Chika...." Olif memotong perkataan Ruby yang belum selesai.

"Gue gak akan meminta balasan perasaan dari dia, gue tau Alden mencintai Chika" mohon Olif, tetapi mengapa jika dia sudah tau masih tetap melanjutkannya.

"Gak, Lif! Lu gak tau mereka saling mencintai, sadar gak? lu udah jadi penghalang diantara mereka berdua!" kata Ruby melihat Olif yang menangis, niat Olif harus dihentikan. Olif adalah dalang hancurnya hubungan Alden, walaupun Alden sendirilah yang mengakhiri semuanya.

"Gue tau, Rub. Gue juga tau mereka udah putus, Alden milih gue kan?" Ruby melebarkan matanya.

"Dari mama lu tau?" tanyanya.

"Dari, Eli!"

"Eli?" Olif menarik nafasnya dalam.

"Anak dokter kandungan gue, dia juga sekolah disana. Gue dapat semua informasi tentang Alden dari dia" Ruby tidak percaya pengakuan Olif, jadi selama ini dia metata-matai setiap tindakan Alden, pasti ini sudah dia susun secara rapi. Apakah Olif tidak tau apa yang terjadi kepada Chika, bahkan dia mengemis cinta.

"Lu jahat, Lif" ucap Ruby.

Olif mengatur pernapasannya yang tidak seimabang. Apakah dia terlalu egois, perkataan Ruby memberikan sindirian yang tersirat.

"Gue gak lakuin apa-apa, Rub. Itu keputusan Alden! Gue gak akan paksa  Alden membalas perasaan gue, gue cuma minta waktu. Waktu lebih lama bersama dia, meski sekedar sahabat...." iya wanita itu ingin selalu bersama Alden, hanya dengan Alden semua bebannya terasa ringan, Alden mampu membuat yang awalnya terasa sulit menjadi mudah, Alden yang bisa menerima keadaannya.

"Cukup gue bersama dia aja. Gue cuma minta 30 hari bersama Alden! 1 bulan setelah gue melahirkan, dan setelah itu gue janji! Gue bakal pergi, pergi dari kehidupan dia" permohonan yang sulit, bahkan Ruby heran mengapa dia sangat menginginkan waktu lebih lama bersama Alden.

"Sempat terjadi sesuatu sama Alden karena ulah lu, gue gak akan maafin lagi" ancam Ruby, dia berusaha memberikan kesempatan kepada Olif. Tidak ada salahnya, karena Ruby juga merasa bersalah selama ini. Menyalahkan Olif atas kematian Lily.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang