Jebakan betmen

931 83 13
                                    

Alden sedang memopong tubuh Ruby di jalan gang menuju komplek, setelah mereka menang judi. Ruby memborong semua minuman alkohol untuk berpesta ria.

"Alkoho.....l.....engkau jahat tapi.....enak.....hahahaha" Ruby sudah berhalusinasi tingkat tinggi, ia bernyanyi tidak jelas sepanjang jalan.

"Bisa diem gak, gue lempar ke got baru tau rasa!" Ucap Alden, Alden juga minum tetapi tidak separah Ruby yang hampir menghabiskan 4 botol. Kuat bener imun ni bocah, the King of Alcohol.

"Vino......vino.....anak.....haram......" Ruby terus saja menggerutu sepanjang jalan. Alden melanjuti jalannya memopong tubuh sahabat karib lebih dari saudara jangankan makan minum tidur kita bersama. Please jangan baca sambil nyanyi.

"Bego sadar dong lo, ntar lo tidur dimane?" tanya Alden.

"Di....r...umah lo, sambil peluk kak Feby" Alden menjitak kepala Ruby, namun hanya di balas tertawaan oleh Ruby. Jika di pulangkan ke rahmatullah eh maksudnya kerumah dia, itu sama aja cari mati ntar  mama dedeh pasti marah. Tapi kalau dibawa kerumah Alden yah sama aja, nek lampir bakalan ngusir, jadi gimana? Aha Alden have good idea. Alden mengeluarkan ponselnya mencari nomor seseoarang.

"Hallo, lo dimana?"

"Jemput gue sama Ruby di persimpangan kompleks!"

"Cepet!!!"

Alden menghisap rokok duduk di pinggir trotoar dia sedang menunggu seseorang, sedangkan Ruby sudah tertidur di trotoar kompleks. Tiba-tiba honda astrea menghampiri mereka.

"Lu ngapain disini?" tanya Didot.

"Noh, lo kaga lihat!" Alden menunjuk manusia yang sudah seperti korban pemerkosaan, tidur terlentang dijalan.

"Set dah, mabok lagi?" Alden mengangguk.

"Kapan tobatnya tu bocah" Didot menggelengkan kepala, sebenarnya sih Didot tidak tau diri sok ngomong tobat padahal dia masih sejajar sama Ruby manusia pendosa, hanya saja karna dia anak kosan dan tanggal ini tanggal tua makanya dia miskin, coba saja tanggal muda hampir tiap malam mabok, bahkan pernah 2 hari kagak sadarkan diri.

"Kaya lu aja yang bener" Didot menyengir mendengar protes Alden.

"Kemaren dia udah tobat, cuma tadi dikasih uang sama opa nya yang dari Kalimantan, langsung lupa dosa balek jadi kafir" ucap Alden.

"dan lo ikut?" tanya Didot menyipitkan matanya curiga.

"Hehehe pamali kalau ditolak" ucap Alden tersipu malu.

"Yaudah, angkat tu bangke!" kata Didot.

"Ya bantuin bego, si Ruby kan beratan dosa!" akhirnya Didot turun dari motor dan memopong Ruby meniaki motor.

"Lo yang pegangin Ruby yak, gue yang bawa motor" Ucap Alden mulai menyalakan motor, sedangkan Didot setengah mati menahan berat tubuh mayat hidup Ruby.

"Giliran yang susah aja ke gue!" protes Didot dengan kesal.

"Lo harus beryukur, itu berkah" Alden menyalakan motornya.

"Berkah-berkah silitmu, buruan jalan berat nih!" Alden menjalankan motor menuju kosan Didot, syukur besok hari minggu jadi Alden menghembuskan nafas lega. Sesampainya di kosan Didot semua orang masih pada begadang, terdapat beberapa cewek yang masih mangkal di kosan cowok, yakin nih pasti cabe-cabean yang trotoar.

"Tu bocah kenapa?" Tanya salah satu anak kosan, anak kosan rata-rata sudah mengenal Alden dan Ruby dan teman Didot lainnya karena sering main ke markas ini.

"Mabok!" jawab Alden.

"Ye elah mabok kaga ngajak"

"Bacot lu, mending bantuin gue" ucap Alden.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang