Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘
.
.
.
.Hari ini sangat sunyi, Alden sibuk main ponsel ntah apa yang dilakukan kak Feby dan Yoga di ruang tamu, dia enggan ikut campur urusan orang dewasa itu. Dari tadi Yoga juga tidak mau memulai percakapan dengannya, komunikasinya memang tidak bangus .
Alden menemukan fotonya dan Olif di postingan Olif beberapa jam yang lalu, sudut bibirnya terangkat. Jujur tanpa Olif dirinya merasa ada yang tidak lengkap, hidupnya terasa sepi tanpa bacotan Olif.
Jam baru menunjukkan pukul 13.30 seharusnya dia baru pulang sekolah, tapi ya biarlah. Dirumah saja jauh lebih baik dan mengademkan, tapi sebenarnya dia suntuk dan ingin mencari angin. Mungkin setelah itu baru dia berangkat ke rumah Olif, namun sebelumnya dia butuh sedikit hiburan dan sedikit minuman.
Alden turun dari ranjangnya dan berjalan keluar.
Matanya melirik ruangan, kosong? Dimana kak Feby sama Yoga. Alden mendengar obrolan dua anak manusia di belakang rumah, kakinya berjalan ragu mendekati sumber suara dan disana dia mendapati kak Feby mengobrol serius dengan kondisi kaki sama-sama di cemplungkan ke kolam renang. Apakah harus seperti itu? Ah sudahlah, bahkan Alden sama sekali tak tertarik dengan urusan orang dewasa.
Saatnya beraksi, tangan Alden secara perlahan membuka pintu.
"Mau ngapain?" anjir, Alden syok! Kak Feby sudah berdiri melipat kedua tangannya menghadap Alden. Bukannya tadi ada di kolam? Kok mendadak muncul? Jangan-jangan, ah mati dah kak Feby kayanya sudah di rasuki sehingga muncul secara tiba-tiba.
Alden menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ini kak, mau keluar bentar" jawab Alden gugup.
"Gak usah keluyuran, tidur siang! "tegasnya, Alden menunjukkan wajah protes namun melihat mata tajam itu, ah nyali ini ciut dengan letoi kaki Alden berjalan menaiki anak tangga. Lagian kak Feby apa-apaan sih? Tidur siang? Dia kira Alden bocah 5 tahun yang diwajibkan tidur siang, sudah jelas Alden tidak akan bisa tidur bahkan 24 jam.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.05 siang, mata itu sama sekali tidak bisa di ajak kompromi. Sudah beberapa kali mencari posisi nyaman dan memaksa mata terpejam tapi semua percuma, pikirannya sudah terlanjur diracuni. Dia tidak akan biarkan jika sewaktu-waktu ada yang membahas tentang ibunya kepada kak Feby, Alden tidak siap melihat wanita itu menangis. Sumpah ini kagak bisa di biarin Alden butuh pelarian!
Secara perlahan dia bangkit dari ranjang, melangkahkan kakinya menuju pintu.
Klek
Alden mengeluarkan kepalanya, dia melirik ke kanan dan kiri. Yes berhasil, kak Feby tidak tau kepergiannya, mengembuskan nafas lega ketika keluar dari rumah itu, akhir-akhir ini kak Feby terlalu posesif kepadanya.
Sampailah di gang tempat tongkrongan beberapa anak STM, disana sudah banyak yang kumpul anak brandal dengan seragam sekolah kusut dan tak berbentuk. Melihat kedatangan Alden semua menyambut hangat.
"We dari mana aje lu?" tanya Ulen.
"Semedi kali hahaha" ucap Kanboi.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...