Luka Lama

320 28 0
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya berikan dukungan kamu terlebih dahulu. klik bintang dan jangan lupa comment juga ya, happy reading!❤❤❤😘

.
.
.
.

Disinilah Alden duduk mengayunkan kakinya, di taman rumah sakit swasta. Jika bukan Olif yang memohon dia juga enggan bertemu pria itu.

“Lama menunggu” suara bariton khas orang bertubuh kekar menyadarkan lamunan Alden, dia menoleh ke sumber suara mendapati seseorang mendekatinya.

Bayu  berdiri tegap mengenakan jas hitam dan kemeja biru muda. Jika dilihat sekilas tampang Bayu sama sekali tidak menunjukkan aura pria jahat, tapi kelakuannya membuat siapapun merasa jijik.

Dia beranjak dari kursi menghadap Bayu, matanya melirik penampilan dari atas sampai bawah. Tinggi badan saja sudah membuat Alden ciut.

“Ada apa ngajak gue ketemu? Gue rasa kita gak punya sejarah baik” kata Alden ketus.

Dia melipat kedua tangannya dengan tubuh tegap menghadap Bayu. Sejak kapan dia mempunyai urusan pribadi dengan pria itu? Apakah dia termasuk orang penting yang di incar?

Sempat ada rasa gugup tapi dia berhasil menormalkan semuanya. Jantung Alden berdetak tak karuan, takut bila tiba-tiba tangan Bayu melayangkan pukulan ke wajahnya.

“Bisa ikut saya?”

Alden mengerutkan kening, ikut? Ikut kemana?

Apa-apan nih? Ingin protes tapi Bayu sudah meninggalkannya, Alden bingung mengapa Bayu mengajaknya bertemu di rumah sakit. Mengapa juga dia memerintahkan Alden untuk Mengikutinya? Pasti ada yang tidak beres.

Alden mengekori Bayu dari belakang, dia enggan berjalan sejajar dengan musuh. Bagaimanapun kalau sudah benci akan selamanya benci, Alden bukanlah tipe manusia bermuka dua. Lagian malu dong kalau awalnya benci akhirnya malah demen, harga diri! Lama menelusuri lorong dan menaiki lift akhirnya sampailah ke depan ruangan perawatan.

VVIP

Mulut Alden menganga membaca tulisan di atas pintu, bukan karena tempatnya melainkan siapa yang sakit? Sebenarnya apa semua ini? Trus urusannya sama dia apa? Toh dia gak ada mendengar kabar bahwa temannya atau yang lain sedang sakit.

Tangan Bayu mulai mendorong pintu dengan hati-hati.

“Masuk!" perintahnya.

Alden melangkah ragu masuk kedalam, saat beberapa langkah dia disambut oleh aroma obat-obatan yang menyengat di penjuru ruangan bercampur bau bunga lavender.

“Kamu kenal dia?”

Perkataan Bayu membuat matanya mengarah kepada pasien yang terbaring lemah di ranjang.

Hidung yang di tutupi alat bernapasan, tangan yang di penuhi kabel-kabel bahkan Alden tidak mengerti fungsinya untuk apa.

Butuh waktu beberapa detik untuk memperhatikan secara ditail siapa sosok itu, dia melangkahkan kaki mendekatinya. Alden mengerutkan kening memperhatikan wajah wanita paruh baya yang tertidur disana.

Matanya langsung membulat sempurna ketika menyadari siapa yang sedang dipandang, seakan dunia berhenti berputar, tidak mungkin, itu tidak mungkin! Sekujur tubuh tak berdaya dan melemas.

“Gak! Gak mungkin! ” ucapnya memundurkan langkah dan berlari meninggalkan ruangan.

Berlari sekencang mungkin meninggalkan semuanya, seakan semua seperti mimpi. Tidak mungkin wanita yang berbaring lemah itu adalah wanita yang tega meninggalkannya.

“Alden...” teriak Bayu dari belakang menyusulnya.

Langkah Alden terhenti dan menjatuhkan lututnya di lorong rumah sakit. Mengapa tubuhnya mendadak mati rasa? Sesak di dada itu kembali terasa setelah sekian lama menyimpan dendam dan kekecewaan, mengapa harus bertemu lagi?

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang