Tukang cilok

488 43 4
                                    

"Ci, guru kita gak ada ya?" tanya Randa kepada Chika yang sibuk memainkan ponsel.

Chika mengangkat kedua bahunya cuek.

"Temani gue ke kantor, jemput tugas!" Chika menoleh malas ke arah Randa.

"Males, ajak Salma aja!"

"Emang siapa sekretaris?" tanya Randa.

"Gue!" jawab Chika ketus.

"Yaudah Ayo..." Chika melebarkan matanya saat tangan Randa menariknya keluar dari kelas.

"Husss, lepasin! Kalau suami aku lihat, dia bisa cemburu tau!" kata Chika menghapus-hapus tangan bekas tarikan Randa.

Randa dan Chika menelusuri koridor sekolah menuju kantor, jarak mereka satu meter seolah-olah seperti suami istri yang sedang mengurus surat cerai.

Mata Chika terbelalak, dia baru sadar bahwa kelas Alden hari ini sedang pelajaran olahraga . Chika merapikan rambut yang tidak berantakan, dia berjalan malu saat melewati lapangan olahraga.

"Woi boneka Caki?" Chika menoleh ke arah sumber suara namun dengan cepat dia mengalihkan pandangan.

"Aschika!" Randa dan Chika menoleh ke Pak Hendrawan guru olahraga SMA Rajawali yang sedang memandu jalannya pelajaran.

Chika dan Randa berjalan mendekati pak Hendrawan, sekilas Chika melirik ke arah siswa yang memperhatikannya namun dia tidak melihat Alden.

"Kalian tidak masuk?" tanya pak Hendrawan.

"Ibu Jamilah gak datang pak, ini lagi mau jemput tugas" jelas Randa, pak Hendrawan mengangguk lalu matanya beralih ke Chika.

"Chika bapak boleh minta tolong sama kamu?" mata Chika yang mencari-cari Alden tersadar.

"Ha? Apaan pak?"

Pak Hendrawan menatap Randa.

"Randa, kamu boleh pergi" ucapnya, Randa menunduk pergi begitu saja. Chika bengong mengapa Randa tidak mengajaknya? Wah tipe lelaki yang tidak setia dan tidak mau berjuang.

Chika melirik pak Hendrawan Curiga, wah ada maunya nih!

"Bapak ada kerjaan di kantor, bisa minta tolong kamu sparingin anak-anak?" Chika melongo, sparing? Sama kelas Alden?

"Terima kasih, Chika!" Chika melebarkan matanya, dia belum ngomong apa-apa.

Pak Hendrawan menepuk tangannya membuat mata siswa fokus kepada dirinya.

"Hey....., perhatikan semua!" ucap pak Hendrawan, Chika nyengir-nyengir tidak jelas ketika kelas IPS 3 menatapnya heran, termasuk Ruby dan yang lainnya.

"Bapak ada sedikit kerjaan di kantor, jadi untuk sparing bapak minta tolong kepada Chika untuk memimpin" jelas pak Hendrawan, semua siswa saling mempertanyakan satu sama lain.

"Chika, setelah selesai sparing kamu boleh balik ke kelas, okey!" ucap pak Hendrawan, Chika mengangguk. Kok dia? Bukannya kelas ini juga banyak yang hobi olahraga.

"Hai ibu negara..." kata Didot,

"Cie, Alden mana woi?"

"Wadiwaw...., ibu negara guys"

Chika memutar bola matanya malas mendengarkan ocehan teman-teman Alden, Chika menepuk kedua tangannya membuat semua fokus menatap dirinya.

"Kita mulai...."

Chika mulai mengarahkan kelas IPS 3 untuk mengikuti instruksinya.

"1.....2.....3.....4.....5-"

"Hah.....hah....hah...., anjir capek!" umpat Alden yang berlari ke barisan siswa IPS 3, dia baru saja datang.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang