Pertemuan dengan Ustad muda dan Engkong Legend

1K 94 3
                                    

Alden dan teman yang lain sudah berada di basecamp, nafas mereka tersengal-sengal karena berlari mengindari polisi.

"Gak ada yang luka kan?" tanya Androl semua menggeleng kaku. Alden menatap Ruby yang diam membeku tangannya terkepal seperti ada dendam yang belum tersalurkan. Alden meranjak dari posisi mendekati Ruby.

"Masih ada kesempatan, lo pasti bisa balas dia" ucap Alden menepuk bahu Ruby, Alden tau apa yang Ruby fikirkan balas dendam kepada Vino. Tapi ntah mengapa polisi tau posisi mereka. Ruby berdiri melempar botol alkohol ke tembok.

Brag....

Semua orang terkejut heran, Alden tidak ingin memprotes sahabatnya itu.

"GUA BELUM PUAS!!!!, VINO ANJING!!!!!" teriak Ruby, semua orang tertunduk sedangkan Alden memperhatikan tingkah Ruby dengan wajah datar.

"Imbra pasti akan cari kita lagi!" Ucap Tobias

"Sudah pasti" jawab Anton.

"Gua akan susun rencana, sekarang kita bubar" Ucap Alden, semua mengangguk dan mulai meninggalkan basecamp.

Hanya tinggal, Jack, Alden, Ilham, Androl, Tobias dan Ruby.

"Jadi menurut lo, apa yang harus kita lakuin setelah ini?" Alden menatap Androl sekilas,

"Kita tunggu sampai ada info mereka mau balas dendam"Androl mengangguk paham. Ini sudah hal biasa bagi mereka, hubungan Imbra dan Alden memang tidak pernah membaik dari awal bertemu. Imbra adalah anak geng motor yang sering meresahkan masyarakat, saat itu Alden jalan-jalan sore dengan oboy. Ntah unsur sengaja atau tidak Imbra menyenggol motor Alden yang membuat Alden tertajuh, ke esokan harinya terjadi tawuran antara anak SMA dan SMK, terjadi pertumpahan darah disana banyak yang cidera akibat benda tajam. Tidak sampai disitu Alden dan kawan lainnya ditangkap polisi karena kebanyakan geng Imbra yang cidera parah ada yang sampai lumpuh karena pembuluh darahnya terkena senjata tajam. Hanya 3 hari kurungan Alden dibebaskan karena kak Feby menembus dengan uang. Itu juga belum sampai akhir, ada belasan kali lagi mereka berkelahi, bukan hanya anak SMA Alden ikut mengundang sekolah lain bahkan anak STM juga di undang. Tapi apalah daya, Imbra adalah anak konglomerat ayahnya aktif di pemerintahan, dia kebal hukum. Jika dibandingkan tingkat kesadisan Imbra adalah manusia iblis, sudah ada beberapa korban jiwa yang hilang akibat ulahnya, tapi dia tidak bernah masuk tahanan. Alangkah lucunya negeri ini hiks....

***
Sore hari Alden sedang memetik gitar di balkon rumahnya, tangannya sibuk mengikuti kunci mulutnya bernyanyi tapi tatapannya kosong. Sekilas di fikiran Alden, bagaimana rasanya punya orangtua utuh? Apakah asik?.
Alden menggelengkan kepala, mengapa dia harus memikirkan itu, sama sekali gak penting, dia tidak butuh itu semua. Dia sudah mempunyai kak Feby yang jauh lebih hebat memerankan semua sekaligus, Ibu, Ayah, dan sebagai kakak. Kak Feby hebat bukan?

Alden beranjak dari balkon menuruni anak tangga, kak Feby sedang nonton drama korea, matanya berkaca-kaca. Dih gitu doang baper.

"Kak, lu udah masak?" tanya Alden.

"Udah" Jawab kak Feby cuek.

"Apaan?"

"Opor ayam, husss jangan tanya lagi!" ucap kak Feby, Alden mendecih kesal. Hanya gara-gara drakor dia mengabaikan adek gantengnya. Sungguh berlebihan, tapi ya biasa aja sih emang lu ngapain si Al, udah jelas drakor itu bikin baper plus mewek. Awas dilempar pake sendal lu karna kebanyakan bacot.

Tok
Tok
Tok

"Bukain, Al!" Alden bodo amat dia sedang lapar, matanya berbinar melihat opor ayam yang menggugah selera.

Tok
Tok
Tok

"Al, bukain kenapa sih!" bentak kak Feby,

"Lu kagak tau gue laper bat sumpah" kak Feby menghentakkan kakinya sebal, jalannya kaya anak Sd yang sedang cemberut kusut. Kak Feby membuka pintu dengan ekpresi kesal karena sudah ada yang mengganggu jadwal drakornya.

30 Hari Bersama Alden [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang