Hubungan tanpa status yang dijalani Alden dan chika. Mereka benar-benar saling menjauh, tepatnya Alden yang selalu mengihindar jika berpapasan dengan Chika. Nomor Chika di blokir sementara waktu, ketika istirahat Alden selalu duluan berlari ke kantin saat pulang dia keluar duluan. Semua dia lakukan hanya agar Chika tidak melihat kehadirannya. Alden masih peduli, tapi hanya sekedar menanyakan kabar Chika melalui Ocha. Alden tau Chika dan Ocha cukup dekat maka dari itu dia sering mendekati Ocha hanya untuk menanyakan kondisi Chika.
Lain dengan Chika yang setiap hari stres, bahkan nilainya menurun drastis. Kerjaan Chika setiap harinya menangis dan marah-marah tidak jelas. Ditambah lagi keningnya yang membiru karena lengah saat latihan taekwondo. Markas baru mereka adalah sanggar tari sekolah, setiap jam istirahat mereka selalu ke sana untuk sekedar joget-joget tidak jelas dengan menyalakan musik remix. Dan itu adalah saran dari Salma!
Chika tidak pernah menemukan Alden disekolah, dia sudah bertanya ke semua teman Alden tapi semua bilang "Ntah". Bahkan Chika pernah memberikan tentangan maut kepada teman Alden yang bernama Ilham karena saat ditanya dia malah bilang "Bukan urusan gue!".
Kebiasaan Alden bertambah buruk, setiap harinya kerjaannya mabuk dan berjudi ria baik dikantin maupun di tongkrongan dekat kompleks. Rasanya dia bosan hidup. Sudah sebulan Alden selalu menunggu kehadiran Olif di sekolah, namun wanita itu tak kunjung datang. Setiap harinya dia alpa, pagar rumah di gembok dan nomornya tidak pernah aktif.
Alden khawatir kondisi Olif tidak baik-baik saja.
Jam pelajaran berakhir, Alden langsung lari ke arah parkiran. Dia langsung gas motor agar menjauh dari sekolah, sebelum pulang dia harus membeli titipan kak Feby terlebih dahulu. Tau apa? Pembalut! Alden protes keras, tapi ancaman potongan jajan selalu menjadi kelemahannya.
Alden kebingungan mencari-cari pembalut wanita, dengan asal dia menarik lalu berjalan ke kasir. Kasir lumayan ramai, beberapa orang mengantri, Alden berada di belakang seorang wanita berpakaian santai dengan troli yang dibawanya.
Alden melirik ke depan, kok wanita ini belum maju padahal yang didepannya sudah selesai. Bukan masalah itu, Alden hanya malu karena karyawan swalayan tersenyum meledek melihat benda yang dia bawa.
"Mbak, buruan mbak" bisik Alden kepada wanita itu.
"Mbak" panggil Alden lagi.
Tidak pikir panjang Alden langsung menyelonong ke depan.
"Eitsss...." kata wanita itu, Alden menoleh.
"Olif?" kata Alden, wanita yang sebulan menghilang?
"Alden" kata Olif memasukkan ponselnya kedalam tas. Jadi tadi dia bermain ponsel sehingga menyebabkan antrian.
"Apa kabar?" katanya tersenyum canggung.
Olif menatap benda yang dibawa Alden, dengan cepat Alden meyembunyikan benda itu kebelakang punggungnya.
Ketika sampai di luar swalayan Alden menatap Olif yang membawa banyak belanjaan.
"Lu kenapa gak masuk sekolah lagi?" tanyanya.
"Kita cari tempat duduk yuk?" ajak Olif, dia masuk kedalam mobil sport hitam membuat Alden sedikit terdiam. Waw!!
Olif dan Alden duduk di taman perkotaan, taman ini sangat sepi hanya beberapa orang yang berlalu lalang.
"Mungkin gue berhenti sekolah dulu, Al" kata Olif memulai pembicaraan.
Olif menghembuskan nafasnya kasar.
"Istri Mas Bayu selalu maksa gue biar cepat punya anak" katanya.
Alden menggenggam tangan Olif, wanita itu tetdiam menatap tangan genggaman. Detik itu juga Alden melepaskannya, dasar akan kenyataan bahwa Olif berstatus istri orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Alden [Completed]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Alden Putra Mahendra, anak nakal yang suka mabuk-mabukan, merokok dan berjudi. Kehadiran seorang Olif dihidupnya membuat dirinya sadar, bahwa banyak yang jauh lebih payah dari pada hidupnya. Alden dengan tulus membantu Olifia menghada...