punished

2.5K 111 3
                                    

AUTHOR POV^

.

"Sampaikan maaf ku untuk deraga sya" kata lelaki itu seraya terkekeh di akhir kalimat, walau delisya tau itu, tawa paksaan.

Delisya tersenyum canggung,"emang apa yang perlu di maafkan?"

Ulbar menaikan satu alis nya,"karna meminjam gadisnya tanpa izin" kali ini ulbar tertawa, renyah tanpa paksaan, delisya tersenyum lalu memukul lengan ulbar pelan.

"Aku bukan barang!"sarkas delisa tak terima.
"Lagi pula cuma ke taman kan? Kak raga juga gak bakal marah!" lanjutnya.

Ulbar mengedikan bahunya acuh lalu mendudukan diri di kursi panjang berwarna putih yang terletak di taman sekolah ini."duduk sya," delisya mengangguk lalu mengikuti titah ulbar, menduduki kursi itu,tepat di sebelah ulbar.

"Kamu mau beritahu ku tentang islam?" kening delisya berkerut, maksudnya?

"Maksudnya?"

"Aku ingin tahu,apa yang membuat kamu memilih islam diban--

"Kita lahir dengan agama yang sudah di tentukan kak, tapi keyakinan lah yang membawaku sampai sini" ulbar tersenyum kecut mendengar penjelasan delisya. "Islam itu indah kak, " lanjutnya.

"aku tau, nenek ku muallaf. 2 tahun sebelum aku lahir,  nenek sekaligus orang tua ku" terdengar hembusan nafas ulbar yang cukup panjang, delisya memutar tubuhnya menghadap ulbar langsung. "Sorry gue jadi sok akrab, manggil nya pake aku-kamu" lanjutnya dengan kekehan.

"Gak papa,biar lebih enak" ulbar mengangguk lalu tersenyum, mimpi apa dia semalam bisa mengobrol bersama dengan delisya?
"Uhm...maaf,orang tua kak ulbar?"

"gua ngga tau mereka kemana--

"aku!" koreksi delisya, ulbar tersenyum lalu kembali melanjutkan kalimatnya.

"aku ngga tau mereka kemana, hilang. aku pengen selamanya sama nenek, tapi kita beda agama"

"mau masuk islam?" tebak delisya

"Iya,"

"Ini keputusan yang besar, pikirin baik baik kak. Aku ke kelas dulu, bentar lagi bel, makasih" ulbar tersenyum melihat kepergian delisya, tubuh mungil itu perlahan menghilang dari penglihatannya,

"Keputusan sulit?" gumam ulbar lalu tertawa, entah apa yang ia tertawakan saat ini, pikiran nya kacau.

___________

"DONI BIN-ATANG!"

"Anjing! Kasih spasi bego!" gertak doni tak terima saat namanya yang menurutnya sangat bagus jika di bandingkan dengan mimi peri itu di permainkan.

Galang menunjukan cengiran kudanya," ya lagian nama bapak lo,gampang banget di plesetin sih!"

Doni mendengus,"besok gue sukuran ganti nama bokap gue, awas kalau lo gak pada dateng!"

Galang mengangguk anggukan kepalanya,"asal ada ma--

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" galang dan doni serempak mendelik ke arah pintu, ada aksara dengan senyum menjijikan nya disana.

"WA'ALAIKUM SALAM UKHTYY!!" jawab mereka serempak, bukan! Bukan hanya galang juga doni, melainkan satu kelas ini terkecuali si dingin deraga juga si kalem tito.

"Anjir ukhty!" mereka semua tertawa mendengar umpatan demi umpatan yang di keluarkan dari mulut aksara.

.

"BANG JALI BANG JALI GOYANG NYA BIKIN HAPPY, BIKIN SAMSUL KETAGIHAN SEMUA--
AKU SUKA...." teriak yudis dengan gaya ala rock nya, spidol yang ia gunakan untuk mic, ia angkat ke atas udara, mengikuti irama dram milik budi yang terbuat dari kayu meja, suara gitar doni yang bersumber dari mulutnya, juga suara gasrak gusruk dari teman teman di depan nya.

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang