Author'pov
.
"Kok pizza? Bukannya seblak?" gadis itu menatap sedih kardus kotak pendek itu, makanan yang baru saja di bawakan kekasihnya.
"Tutup sayang" jawab deraga bohong, padahal selama perjalanan ia dari cafe kesini, ia sering menjumpai penjual seblak bahkan yang keliling pun.
"Emang bener?"
"Iya, mending pizza aja. Higenis"
"Seblak juga higenis kakk"
Lelaki itu menoleh, menaruh airphone yang baru saja ia gunakan tadi di atas meja. "Nggak ada seblak sayang" jawabnya lembut
Delisya mengerucutkan bibir nya gemas,bahkan pipi gembul nya ikut mengembang. "Yaudah deh, tapi kapan kapan beli ya?"
Deraga mengangguk, mendekat ke arah delisya dan mendudukan gadis itu di pangkuan nya. "Aku suapin ya?"
"Tapi sasya gak mau pizza" cicit gadis itu pelan, sambil menyembunyikan wajahnya Di dada bidang sang kekasih. Anjir jiji, back to topic.
"Besok jalan jalan deh,mau nggak?"bujuk deraga membuat delisya mendongak kan wajahnya, tersenyum lebar tapi beberapa detik kemudian, senyumnya memudar membuat deraga bertanya tanya. "Kenapa? Nggak suka?"
"Kan besok kakak ujian" ujar delisya lirih
Deraga tampak memikir, kemudian memejamkan matanya sebentar, ia baru ingat, besok ada ujian sekolah yang harus ia selesaikan. "Pulang aku sekolah aja,gimana?"
Delisya menggeleng,"nanti kakak capek, nggak usah nggak papa"
Deraga menghembuskan nafasnya lalu mengusap rambut lebat delisya."temenin aku belajar aja mau?"
"Tapi sasya nggak ngerti"
"Kan cuma temenin sya"
"Tapi ada es krim kan?"
"Hm"
"Gimana kalau sekarang kita ke markas?"
.
"Sasyaa!!!"
"ABANGG!!" gadis dengan sweater biru kebesaran itu tersenyum dengan lebar nya. Berlari mendekat kepada lelaki tampan yang baru saja meneriaki nama nya dengan tak kalah histeris.
Sesuai persetujuan,kedua pasangan itu memutuskan untuk menginjakan kaki di tanah luas milik kekuasaan geng faxka.
"Apasih kak?!" ujar nya marah pada lelaki yang baru saja menyekal tangan mungil nya.
"Sini aja" ujar deraga santai, tanpa memperdulikan delisya dengan raut wajah kesal nya.
"Mau ke bang aksa.." rengek delisya sambil menghentak hentakan kakinya, dengan mata yang selalu tertuju pada segerombolan laki laki yang tengah tersenyum padanya.
"Sini aja"
"Gamauuu!! Mau ke bang aksa"
"Disini"
"Ka--
"diam!" tekan deraga tanpa sadar, banyak pasang mata yang melirik ke arah mereka, tapi sama sekali tak di gubris.Ia benci ketika melihat delisya terlalu dekat dengan lelaki lain,bahkan keluarga pun.
Gadis itu terdiam, melepas tautan tangan mereka dengan perlahan, dan menunduk memilin sweater nya. "Gila lo ga!" ujar lelaki itu sinis kepada deraga, jika kalian mengira itu devan atau devin,kalian salah, dua lelaki itu entah berada di mana.
Aksara menggenggam tangan delisya, membuat gadis itu mendongak dan mendapat gelengan lembut dari aksara. "Lepas." kata deraga mempringati.
"Kalau gua gak mau?"
"LEPAS!"
"Jadi cowo jangan kasar, lo bakal ngrasain kehilangan kalau delisya ada di pelukan gua" jawab aksara santai sambil tersenyum... Manis?
"Sampai kapanpun gue nggak akan ngelepas deli--
DRTTT...DRTTT.
deraga memejamkan matanya sebentar, lalu berdecak dan tak lama kemudian tangannya bergerak mengambil ponsel hitam berlogo apel di gigit itu dari saku celana jeans hitamnya.
"Hallo"
"....."
"Serius?"
"......"
"Hm"
PIP!
Deraga mematikan panggilan itu dengan sepihak, mengelilingi matanya pada penonton drama kali ini dengan tatapan datar tapi menusuk, lalu menatap lekat mata delisya, menarik tangannya dan membawanya pergi membuat gadis itu kewalahan menyamakan langkah lebar deraga.
"Ma-mau kemana kak?" tanya delisya ketika mereka sudah sampai di garasi pribadi markas ini.
"Ikut gua."
.
"Yakin?"deraga melipat kedua tangan nya di depan dada sambil menumpukan kaki kanan nya di atas kaki kiri, menatap datar dua lelaki di hadapan nya.
"Dan lu nggak percaya sama kita?" sahut salah satu dari mereka, lelaki dengan kemeja kotak biru dengan dalaman baju putih itu menyondongkan tubuhnya kedepan."kita nelusurin ini detail,dan gua yakin ini ada hubungan nya sama dia" lanjutnya.
"Memang pada dasarnya,dia pelakunya" sarkas lelaki dengan hoody hitam itu,devin. Lelaki itu membuat mata devan dan deraga tertuju seketika padanya.
"Kenapa lo yakin banget?" tanya deraga santai. Oiya! Kalian melupakan kehadiran gadis mungil dengan hoody biru oversize itu, gadis itu dengan polos nya diam sambil mengangguk anggukan kepalanya,padahal ia sama sekali tak mengerti apa yang sedang di bicarakan kedua kakaknya dan kekasihnya itu.
"kata fahrul"
"Jawaban lu kurang masuk akal sebenarnya, tapi gua satu pemikiran sama lu bang" devan menepuk pelan punggung devin,membuat lelaki itu berdecak dan memutar dua oba matanya malas.
"Cabut!" deraga menurunkan kaki nya, beranjak berdiri tapi ada sesuatu yang menghentikannya.
"Udah mau petang, besok aja" kata devin santai membuat deraga menghentikan gerakan nya, seperti menimang nimang lalu mengangguk kecil.
"Besok ulangan bang!"
"Dalam satu hari, ada 24 jam! Nggak mungkin abis karna ujian kan?"
"Au ah terang!"
.
.
.
.
.
Sorry kelamaan.
See you next part.
Jangan lupa vote+comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Fiksi Remaja"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022