AUTHOR POV^
.
".... Gitu deh ceritanya" delisya mengakhiri ceritanya tentang deraga yang tiba tiba mengklaim nya dengan paksa. Dengan tiga orang lelaki tampan yang menjadi perdengar setia nya.
Ketiga kakak nya itu mengangguk anggukan kepala nya,"deraga ganteng kok, baik, suka menolong,rajin menabung, tidak sombong dan dermawan, abang setuju kalau kamu sama dia" usul devan dan mendapat anggukan mantap dari kedua abang nya.
"Kak raga anak faxka?"
"Ehh-- it-itu anu apaan ya? Aduhh"
"Kak?"
"Ketuanya" sahut davin tenang, membuat desisan delisya keluar.
"Oohh"
"Kamu.. Gak marah? Atau apa gitu?"
Delisya menggeleng,"denger denger, faxka anak anaknya baik baik kok, aku sama kak deraga juga dulu udah pernah ketemu kan? Waktu kak devan ngajak aku main ke markas?" tatapan tajam devin teralih pada devan.
"Hehe, kasihan bang. Waktu itu gue ada keperluan di markas sedangkan kalian berdua lagi ada di jogja" devan menunjukan smirk menjijikan nya
"Tau resiko lo bawa lisya ke markas?"tanya desta datar membuat devan bergidik ngeri.
"Gak ada resikonya" devan menggeleng polos membuat desta berdecak.
"Kalau ada apa apa sama lisya, gue bunuh lo!"
"Lewatin dulu mayat abang abang nya!" kata devan membuat delisya terkekeh geli.
"Lah, ntar lu di bunuh siapa kalau gitu?"
"Gak jadi di bunuh, biar gue sama dedek lisya aja disini,ya enggak dek?" devan menatap lisya yang sedang menggeleng membuat desta tertawa meremehkan devan yang sedang mengerucut sebal.
Delisya terkekeh,"delisya mau nasi goreng" delisya berkata dengan pulpy eyes nya, nasi goreng lah makanan favoritnya, makanan yang mudah di buat juga lezat. Terkadang, keluarga delisya menghawatirkan gizi delisya yang setiap hari hanya makan nasi goreng telur dadar, atau kalau tidak, nasi-kerupuk-kecap?? Walau banyak makanan yang tersedia di meja makan setiap hari, bahkan ada banyak pembantu yang siap membuatkan makanan apapun untuk putri kecil keluarga edgian.
"Jangan sering sering makan makanan kaya gitu dek, badan kamu udah kecil mau nambah bantet?" delisya mengerucut mendengar ucapan devan, dia tau, kakak nya ini sangat mengontrol perkembangan adik satu satunya ini.
"Tapi kan enak, sekali ini aja ya... Tapi kak devan, sama kak devin yang buat" sudah tak bisa di tolak jika delisya sudah mengeluarkan pulpy eyes nya, devan sempat berfikir, mengapa ia bisa satu rahim dengan delisya? Dia tak suka itu, karna pikiran buruk nya akan membuat delisya menjadi kekasihnya.
Desta tertawa renyah meremehkan, "sana buat! Gue mau bobo manis sambil nonton pororo Byeee..." belum sempat kaki desta melangkah, tapi ucapan delisya menahan nya
"Kak desta juga dong !"kali ini tinggal devan yang tertawa di ikuti devin yang tersenyum tipis. Tak lupa dengan wajah desta yang tertekuk, hilang sudah angan angan nya untuk tidur nyenyak.
.
"Oke bikin nasi goreng, bahan nya apaan ya?" devan menggulung lengan baju piyama nya sampai siku, menatap beberapa bahan yang ada di pantry.
"Bawang,nasi, kecap, saus-- ehh no no! Delisya gak boleh makan saus, uhmm.. Terus apa lagi ni vin?" desta melirik ke arah kanan nya tapi nihil. Tak ada orang yang dia cari di situ, kemana devin?.matanya berputar menelusuri dapur yang cukup luas ini, matanya membulat ketika melihat 2 orang insan yang berbeda jenis sedang asik berbicara di atas meja dapur sana."DEVINNNN!!! LO MALAH ENAK ENAKAN NGOBROL! SINI LO ROPEAH!" devin memutar bola matanya malas mendengar teriakan itu.
"Lisya disini dulu ya.." ucap devin sebelum menuruni meja yang ia duduki tadi bersama sang adik, delisya mengangguk polos seraya mengamati interaksi para kakak kakak nya di depan sana.
Devin mendekat, mengangkat satu alis nya ketika desta menatapnya,"pake nanya! Bantuin lah kecebong!" hardik desta.
"Woyy,bang! Malah ribut! Ni apa bahan nya! Pake sereh gak sih? Jahe? Ehh ini jahe apa bukan sii?"
"goubloghh!" devan menunjukan smirk menyebalkan nya.
Lisya menganyun ayunkan kaki nya yang menggantung di udara, senyum nya tak pernah pudar dari wajah cantiknya, "lisya." delisya menoleh, saat ada seseorang yang memanggil namanya dari belakang.
"Bunda? Udah pulang bun?" wanita yang di panggil bunda itu mengangguk,lalu ikut duduk di meja yang tak teralalu tinggi itu.
"Mereka ngapain?" tanya bunda melihat ketiga anak nya sedang beradu dengan pisau juga kompor di depan matanya.
"Masak nasi goreng buat delisya,bundaa..."
"Kan ada bibi?"
Delisya menoleh ke arah samping lalu menunjukan senyum polosnya,"kerjain abang sekali boleh kan bun?"
"Berkali kali juga boleh sayang" bunda terkekeh, tak apalah dapurnya hancur, dia bisa meminta para asisten rumah tangga untuk membersihkan nya setelah ini.
Delisya terkekeh melihat wajah desta yang di penuhi tepung, padahal nasi goreng tak membutuhkan tepung bukan? Ada ada saja abang nya ini. Tawanya semakin kencang ketika melihat devin yang tengah marah karna devan yang terlalu banyak memberi garam di nasi goreng ini.
"Ampura bang, ke amblasan ini" devan menangkup dua telapak tangan nya di depan dada. Berusaha meminta maaf karna devin yang sadari dari tadi meliriknya sinis.
.
Ketiga lelaki bertumpu pada tangan yang ia buat menjadi sandaran di meja dapur, wajah nya sangat panik ketika melihat dua orang perempuan dengan perlahan memasukan nasi goreng buatan nya kedalam mulut, terlihat sesekali mereka meniup nasi goreng itu karna masih panas bahkan asap nya pun terbang menyerpa wajah kedua wanita di depan nya.
Hap!
Sesuap pertama nasi goreng itu berhasil masuk dengan bersama ke dalam mulut adik juga ibu nya.
"Gimana?" tanya desta hati hati.
Berbeda dengan devan dan devin yang memilik mengamati ekspresi wajah adik juga bunda nya, aneh? Jelas,mereka merasakan itu. " lumayan, tapi enakan masakan bunda" jawab bunda frontal.
Mereka menghembuskan nafasnya lega, "berarti nasi goreng kita enak donk bun? Masakan bunda mah enggak ada yang nandingin!" tukas devan.
"Kok enak sih kak? Delisya jadi pengen belajar masak" delisya berbicara tanpa melihat sang lawan bicaranya,pandangannya fokus ke piring nasi goreng yang tadi kakak nya buat.
"JANGAN DEK!".kata mereka serempak membuat delisya mengeryit.
"Kenapa?"
"Nanti kena pisau! Nanti tangan kamu kasar, gak alus lagi, nanti kena api dek, kompor bahaya dek, nanti kalau rumah ini kebakaran gimana? Terus kalau kamu kenapa napa gimana? Ter--
"Iya bang, gak jadi deh. Biar delisya nyuruh abang aja kalau lagi pengen makan nasi goreng kan ya?"
Mereka bertiga meneguk ludah nya susah payah, salah ngomong nih gue." kenapa abang gak buka warung nasi goreng aja kaya mang jajal? Kan lumayan,nambah nambah uang buat beliin delisya es krim sama coklat" mata delisya berbinar sambil mengatakan itu, membuat Devin gemas untuk mencubit pipi gembul adiknya.
"Gak perlu jual nasi goreng juga kita bisa beli pabrik eskrim dek" ucap desta sambil terkekeh.
"Bunda mengajar kan apa sama kamu des?" kata bunda dengan suara tegas nya membuat desta kembali terkekeh sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal,ia melupakan kehadiran bunda- nya ternyata.
"Gak boleh sombong" cicitnya pelan membuat bunda tersenyum.
Jika desta bisa melihat, ketiga adiknya tengah menahan tawa nya setengah mati, melihat desta yang tengah di marahi oleh sang bunda tercinta nya.
"Anjir!!Ngakak tolong!!" kekeh devan.
"Devan!ucapan kamu!"
.
Donasi voment nya kak...
![](https://img.wattpad.com/cover/217294800-288-k530652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Novela Juvenil"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022