AUTHOR POV^
.
Delisya berjalan dengan santai dengan dua buku tebal yang berada di pelukan nya, ia memencet bel itu beberapa kali, sambil menunggu sang pemilik rumah membuka pintunya, delisya mengitari pandangan nya di rumah mewah ini, perpaduan warna hijau dan putih ini sangat cocok dengan tanaman tanaman hijau di perkarangan nya, rasanya sangat asri dan menyejukan mata.
"Cari siapa non?" delisya tersenyum kepada wanita paruh baya di ambang pintu ini.
"Kak ulbarnya ada bu?" tanya nya sopam
Tujuan delisya kesini adalah menemukan ulbar, sesuai percakapan mereka tadi malam, mereka memutuskan untuk belajar bersama di rumah ulbar, dan berakhirlah delisya disini, di kediaman ulbar.
"Oh...den ulbar? Ada didalam, dia sedang mengobrol dengan kakek nya" delisya mengangguk, "non delisya ya? Masuk non"
.
"Den" ulbar menoleh melihat wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
Ulbar berdiri dari duduknya,"ulbar bi, bukan den" koreksi ulbar lalu terkekeh membuat bi hani tersenyum hangat, bi hani adalah wanita yang ia anggap sebagai ibunya, bi hani yang merawat nya setelah nenek nya meninggal dunia beberapa tahun lalu.
"Eh iya, ada yang nyariin ulbar di bawah, cantik loh... Pacarnya ya?? Kenalin ke bibi donk"
Ulbar tertawa renyah"Ah bibi bisa aja!"
"Saya di lupakan ternyata." sindir lelaki paruh baya yang tengah duduk di kursi rodanya sambil sesekali meminum jus mangga buatan bi hani.
Ulbar kembali tertawa mendengar ucapan yang di lontarkan lelaki paruh baya, ia hampir melupakan kehadiran sosok lelaki paruh baya yang sedang duduk di kursi roda. "Enggak kok kek"
Lelaki tua itu mengangguk,"sana gih, nanti di cariin. Kasihan dia lama menunggu"
"Kakek ngusir ulbar ni?" goda ulbar membuat kakek nya tertawa renyah.
"Enggak, kasihan diaa"
"Iya kek, ulbar ngerti. Bi, ulbar tinggal dulu ya, jangan lupa jagain kakek"
"Wokay"
"Si bibi gaul ternyata"ulbar berjalan menjauh meninggalkan bi hani yang tengah mencabik kan bibirnya kesal dan juga....kakek nya?
Ulbar berjalan menuruni tangga nya, senyumnya terukir indah menambah ketampanan nya, matanya menatap seorang gadis yang tengah membaca novel di salah satu kursi empuk yang berada di ruang tengah rumah nya.
"Kita lomba matematika lho bukan novel sya" cibirnya lalu mendudukan dirinya tepat di samping delisya yang mulai mengerucutkan bibirnya sebal.
"Sasya kan gak suka matematika, tapi malah di suruh ikut lomba,gimana sih!" rajuk nya. "Emang enggak ada ya lomba baca novel?" tanya nya
Ulbar tertawa renyah mendengar pertanyaan delisya yang kelewat polosnya,"ada,nanti tanggal 17 agustus" jawabnya asal,membuat delisya mendaratkan pukulan ringan di bahunya.
"Ihh!! Sasya sebel sama kak ulbar!"
"Ihh!! Ulbar sebel sama sasya!" timpal ulbar mengikuti gaya bicara delisya membuat gadis di depan nya kembali mengerucutkan bibirnya kesal. Ulbar bahagia sekarang, berada di dekat gadis yang ia cintai, walau ia tau ini tak akan abadi.dia dan delisya berbeda.dan tak akan pernah bersama.
"Ulbar kenapa melamun? Mikirin apa?" tanya delisya membuat ulbar segera menoleh lalu menggeleng cepat.
"Enggak kok, mau mulai belajar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Подростковая литература"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022