"Kakak enggak ketemu anak faxka?" tanya delisya. Biasanya jam segini kakak nya itu sudah duduk santai di markas faxka, tapi tidak untuk sekarang.Devan menoleh sekilas ke arah samping lalu kembali melanjutkan menonton televisi di hadapan nya,"enggak,"
"Kenapa?"
"Mereka lagi ngehibur galang, soalnya ikan piranha nya tenggelam" delisya mengangguk anggukan kepalanya pertanda mengerti, kembali memasukan cake coklat yanh sempat ia beli sebelum pulang dari sekolah.
"Kak galang melihara ikan piranha kak? Bukan nya ikan piranha itu giginya tajem ya?" tanya delisya tanpa menoleh.
"Giginya udah di cetikin" jawab devan asal lalu kembali memasukan popcorn itu kedalam mulutnya, tak menggubris tatapan bingung di wajah sang adik.
"Emang bisa ya?" tanya delisya pada diri nya sendiri.
"Bisa dek, udah malam. Tidur aja yuk, kasih ruang buat setan gosip" devan menarik tangan delisya hingga gadis itu terbangun dari duduknya.
"Emang setan bisa gosip kak?" devan mengangguk anggukan kepalanya, kembali menarik delisya setelah gadis itu meletakan toples cake coklat di meja kaca besar itu lalu menyamakan langkah nya dengan langkah lebar devan. "Kak! Belum di beresin!"
"Nanti di beresin sama bu niha" delisya mengangguk anggukan kepalannya lagi. Kembali mengikuti tarikan tangan besar devan.
Delisya membaringkan tubuhnya di kasur king size milik devan, selama di tinggal delisya lebih memilih tidur bersama dengan sang kakak, di kamar luas dengan warna random, oiya! Jangan lupakan boneka hello kitty pink besar yang berada di pojok ruangan,itu hadiah ulang tahun nya dari galang, tahun lalu. Bahkan masih banyak barang aneh lain nya yang mengocok perut di sini. Bahkan, saat awal delisya memasuki kamar ini, gadis itu tertawa terpingkal pingkal tanpa henti."sasya sampai kapan nutupin alasan sasya jauhin deraga?" devan memiringkan tubuhnya, memainkan jarinya di hidung mungil delisya.
Delisya terdiam sejenak,"enggak ada alasan kok kak!"
"Nggak usah bohong, siapa yang ajarin sasya bohong? Kami enggak pernah ajarin sasya bohong kan? Sasya mau nge cewain kami?" delisya menggeleng, membuat devan kembali melanjutkan ucapan nya,"jujur sama kakak, apa yang kamu sembunyiin?"
Delisya kembali termenung,"maaf kak, sasya enggak bisa" cicitnya pelan.
Entah sudah berapa kali ia membujuk delisya untuk menceritakan nya, rasanya sia sia, gadis itu menutup rapat rahasianya, bahkan dulu, setiap malam, gadis itu tertidur dalam dengan mata yang sembab. Selama ini tak ada yang memaksa delisya menceritakan itu, tak ada yang berani masuk ke kamar delisya ketika gadis itu sedang menangis, delisya juga butuh privasi, pikir mereka."keputusan delisya yang kali ini itu salah menurut kakak, kita itu keluarga delisya harusnya delisya berbagi kisah sama kita, delisya tau? Bunda nangis ketika mendengar suara tangisan di kamar delisya setiap malam. delisya pikir, delisya pintar menutupi itu semua? Serapat rapatnya orang menutupi luka, pasti akan ketahuan"
Delisya menghembuskan nafasnya lalu memejamkan matanya sejenak, ia pikir ini berjalan mulus sesuai ekspetasi nya, ternyata tidak. " tapi delisya tetap enggak bisa kak, maaf"
"Sampai kapan kamu nutupin ini semua? Sampai semuanya benar benar berakhir? Kamu dan deraga enggak akan pernah bersama lagi, dalam sebuah hubungan, itu harus di landasi kejujuran sya, kali ini kakak membenarkan ucapan deraga, kamu egois sya" devan menghembuskan nafasnya sejenak, selama ini memang hubungan nya dengan deraga sedang tak membaik semenjak kejadian tempo lalu dikantin, bahkan ia sama sekali tak pernah menyapa anak anak faxka lain nya tapi suatu kebenaran harus di tegakan. Jadi inget dpr:v
Delisya duduk dari tidurnya, menundukan kepalanya sambil memelin baju tidurnya. "Sasya cuma nolong kakek" cicitnya.
Devan ikut bangkit dari tidurnya, menggenggam tangan mungil delisya dengan satu tangan nya sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk mendongakan wajah delisya. "kakek udah meninggal, Jelasin.."
"Ada yang nerror delisya, dia ngirim foto foto kakek yang berlumuran darah setiap harinya, kakek kaya di siksa sama dia. Dia bilang,dia bakal berhenti ngelakuin itu asal delisya mau jauhin kak deraga" delisya menghembuskan nafasnya panjang, ia pikir ini waktunya.
"Kakek udah meninggal sya, beberapa tahun lalu" jelas devan dengan tatapan serius.
Delisya mengangguk,"delisya tau, tapi kakak enggak tau kuburan kakek kan? Delisya tau, saat kejadian penabrakan itu, kalian cuma nemuin delisya yang pingsan karna shock enggak dengan kakek kan?" devan mengeryit, bagaimana delisya bisa mengetahui ini? Bukan kah semua keluarga sepakat untuk merahasiakan ini.
"Kamu salah, kakek udah te--
"Jangan bohongin delisya lagi kak, delisya udah tau semuanya, kita harus selamatin kakek! Kalau dia tau delisya ngasih tau soal ini ke kakak, mungkin.."
Devan menaruh jari telunjuknya di depan bibir ranum delisya"Shttt..gaboleh ngomong gitu, besok kita pikirin lagi, katanya bunda sama ayah akan pulang lebih cepat, kita tidur ya?" bujuknya.
"Tap--
"Tidur." delisya mengangguk pasrah lalu kembali membaringkan tubuhnya, membiarkan devan yang menarik pinggang nya agar mendekat lalu mulai memejam kan matanya saat devan mengelus lembut punggung nya.
____________
"Hallo bang!"
"Hm?"
"Gue tau penyebab perubahan sasya selama ini"
"Apa?!"
"Jadi..."
"Hmm?"
"Nungguin ya?"
"Anjing!"
"Kasar Ish lu mah anjir!"
"Lo juga bege!"
"Aku mah ngalah aja ama mas mah"
"Cepet!"
Devan berdehem pelan lalu mengubah ekspresi nya menjadi serius, walau ia tau, devin tak akan bisa melihatnya,karna ia memilih panggilan suara, bukan vidio. Ya, sekarang " semua tebakan lu bener bang, ada yang ngancem dia buat jauhin deraga"
"Siapa?"
"Lah ya mana saya tau, saya kan--
"Serius!"
Devan kembali menghembuskan nafasnya, "gue gak tau, tapi ini bersangkutan sama kakek"
"Kakek?"
"Iya, kakek masih hidup."
"Dugaan gue bener"
"Bener? Maksud lo?"
"Beberapa bulan lalu, gue dapet semacem paketan dan itu tertuju buat delisya, tapi karna penasaran gue buka paket itu, isinya foto kakek yang robek robek sama pisau yang bercampur darah, kaya nya itu cara kakek ngasih tau kita"
"Terus tetep lo kasih paket itu ke delisya?"
"Enggak, kalau lo mau liat. Ada di laci di bawah kolong kasur gue"
"Oke nanti bakal gue cek, kapan lo balik?"
"Besok"
"Lah ayah kan ke jerman nya lusa?"
"Gue tau, bang desta enggak balik"
"Oke hati hati"
"Hm"
Pip!
.
.
.
.
See youu...

KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Fiksi Remaja"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022