marcel & mishella

1.7K 70 6
                                    

    Terkadang apa yang kita lihat dengan mata,
Tak sesuai dengan fakta.

.


  Rintik hujan saling beradu cepat berjatuhan, gemuruh guntur juga terang kilat membuat suasana malam ini semakin mencekam, terkecuali untuk lelaki yang tengah menetralkan emosinya itu, dia menatap ayah dan ibunya nyalang.

"maksud ayah apa jodohin mishella?" gigi lelaki itu berglematuk berusaha menahan emosinya.

"ayah hanya mencari yang terbaik untuk kalian" terang ayahnya dengan santai.

usapan lembut kini ia dapatkan dari ibunya, tapi ia tepis dengan kasar, "ayah tau kan kalau marcel suka mishella?" tekan nya

"ayah tau, maka dari itu ayah jodohin mishella. sadar cel, kalian ini kakak adik ngga sepantasnya kalian punya perasaan seperti itu"
jelas ayah nya membuat emosi marcel makin menaik.

ingat marcel? ketua aldeshiro, musuh deraga.

marcel berdecak kesal, "marcel bakal batalin ini semua!"

ayah marcel hanya tersenyum melihat keberanian anaknya, menatap punggung kekar anak nya yang mulai menjauh meninggalkan rumahnya tak peduli dengan derasnya hujan.

__________

"Ga, latihan mati lo?"


Deraga menoleh,melihat lelaki tampan yang tengah menatap ke arahnya,"gak!"

"Lah tu badan ngapa kurus bener? Kurang gizi? Rokok sehari sebungkus terus udah berapa anak faxka yang lu bawa ke rumah sakit? Untung si akhmal kebal" rafiq terkekeh kecil. Akhir akhir ini deraga memang terlihat sangat kurus, ya walau tak menghilangkan otot otot di tubuhnya. Mata sembab, dan kamar pribadi yang berada di dalam markas juga seperti kapal pecah. mereka tak membiarkan deraga pulang ke apartemen,apalagi dengan keadaan seperti ini walau sejujurnya mereka sedikit kecewa dengan keputusan deraga mengeluarkan devan karna masalah pribadi.

Beberapa hari ini juga deraga izin dari sekolah nya, deraga tak akan bisa berangkat dengan ke adaan seperti ini, yang ada dia malah di DO. "Tobat ga, jangan gini. Cari ujung masalahnya, terus omongin baik baik, bukan nya gini"

Deraga menghembuskan nafasnya gusar, "ujung nya ada di dia"

"Nah tu tau! Tanyain ke delisya apa yang bikin dia ngejauh, dia juga pasti punya alasan!"

"Hm" rafiq berdecak,percuma jika jiwa ustad nya keluar, yang ada tangan nya akan gatal untuk meruqyah lelaki di hadapan nya ini.

"Dah lah gue mau keluar. Lo mati, Kubur sendiri!" deraga tak menggubris itu, ia kembali menyesap nikotin yang berada di tangan nya, sesekali berdesis, melihat rintik hujan yang tak kunjung reda malam ini, bahkan guntur juga masih saling bersahutan dengan terang nya kilat.

________________________

   Lelaki tampan itu berjalan dengan gagah di lantai koridor sma alaska, memasukan tangan nya di dalam saku celana abu abunya, menambah kesan cool di tubuhnya.

Banyak tatapan lapar dari kaum hawa,tapi sama sekali tak di gubris olehnya.rambut acak acakan, baju yang di keluarkan, dengan dua kancing atas yang di biarkan terbuka, menambah kesan badboy di mata mereka.

"Anjir, deraga balik lagi? Udah berapa hari dia gak masuk? Kangen gue"

"Ganteng banget gila, blasteran surga"

"liat nak, ayah mu ganteng kan!"

"Alay njis!"

"Fiks besok gue kawinin dia!"

"Deraga putus sama delisya ya? Ada peluang awoqawoq"


Deraga menyugar rambut nya santai, lagi lagi ia membiarkan kaum betina yang memekik. "Deraga!" mendengar panggilan itu, deraga tak menghentikan laju jalan nya,ia hanya melambatkan nya sedikit.

"Masuk lo? Yakin gak takut di DO?" tanya galang ketika berhasil menyamakan langkah nya dengan deraga.

Deraga menoleh singkat lalu mengedikan bahunya acuh membuat galang berdecak sebal melihat tingkat deraga. "Woiy!" galang menoleh ke belakang, ada para teman teman nya yang tengah berlari ke arahnya juga deraga.

"Napa lo?" tanya galang pada aksara yang tengah mengatur nafasnya.

"Capek gue, di kejer kejer emak emak yang lagi nongkrong di depan sekolah" galang terkekeh mendengar penuturan aksara, sudah tak asing sebenarnya mereka di kejar ibu ibu yang biasanya membeli sayuran depan sekolah sma ini, tapi tetap saja lucu.

"Gue aja di mintain foto, kan anjir!" sahut rafiq di sebelahnya

"Lah gue? Ditanyain begini,ekhem! 'Akhmal, mau enggak sama ibu, janda , anak satu lho' " kata akhmal memperagakan bagaimana ibu itu menawarkan dirinya padanya.

Galang, rafiq dan aksara tertawa terbahak. "Njrit,ada yang mau sama lo? Gak percaya gue!"

"Bangsat!" mereka kembali tertawa mendengar umpatan akhmal, sungguh! Tak ada yang lebih mengasikan selain melihat teman menderita.

Deraga melempar tas nya di bangku yang biasa duduki ketika di kelas, menduduki kursinya lalu mengambil satu airphone dan memasangnya di telinga kanan.

Sama hal nya dengan teman teman nya, mereka malah lebih memilih duduk di meja sambil kembali melanjutkan obrolan yang sempat tertunda. "Bentar lagi kita lulus bor!"

"Yoi,nggak nyangka aja gitu dah mau lulus" rafiq mengiyakan ucapan aksa. Memang benar, sebentar lagi mereka menghadapi ujian kelulusan.

"Pisah deh kita, habis lulus jangan pada nikah dulu!"

"Bikin anak dulu gitu?"tutur aksara dengan muka polosnya.

"anjir!" aksara meringis ketika tangan nakal galang memukul kepalanya.

"Bukan gitu maksud gue samsudinnn!!" timpal galang menahan emosinya.

"Terus?"

"Lo nikahin emaknya dulu! Baru nikahin anaknya!puas lo?"

"Hah? Maksudnya?"

"Ngajak gelut ni anak"

"Skuy di kasur!"

"Aksara!"

"Dalem sayank, apa?"

.

.

.























See you next part,
Jangan lupa vote+comment..
Tandai typooo!!!
Wokay?

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang