Camping (1)

1.7K 71 10
                                    

AUTHOR POV^

"CAMPINGG!!!"

"HUHU HAHA HUHU HAHA!!"

Deraga menatap seluruh anggota faxka yang tengah berteriak teriak tidak jelas itu, setelah di beritahu bahwa sekarang akan di adakan camping di bukit, semua anggota faxka mendadak kehilangan otak, bahkan ini sudah tak bisa di hitung lagi berapa kali mereka berteriak seperti orang ke setanan.

"lo mungut di mana si?" tanya fades sedikit berbisik, ia melirik ke arah galang yang tengah memimpin teriakan itu sambil mempersiapkan beberapa barang yang akan di bawa.

"panti jompo." jawab deraga singkat,ia menggeleng gelengkan kepalanya ketika melihat al dan aksara yang mulai bergabung dalam teriakan itu.

"SIAP SEMUANYA?!" teriak rafiq dari ujung sana, lelaki itu membawa satu tas besar di punggungnya, entah apa yang dia bawa sampai sebanyak itu.

"SIAPP!!

"KOMPOR ADA?!" teriak rafiq lagi

"ADA SAYANG ADA!"

"JAGUNG ADA?!"

"ADA SAYANG ADA!"

"depresod aing" gumam fades pelan, mungkin jika di jabarkan, hanya ada beberapa anggota faxka yang waras, selebihnya? Bisa di jabarkan sendiri. "delisya ikut?" tanya fades pada deraga yang berada di sampingnya.

"ikut." jawab deraga sekena nya.

"dara?" tanya fades lagi yang mendapat picingan mata dari devan yang baru saja bergabung.

"hayoo!! Benih benih cinta nya mulai tumbuh" ejek devan sambil mengerdipkan sebelah matanya, berniat menggoda tapi malah menjijikan.

"dari pada lo? Ngga laku."

JLEB.

Devan memegang dada nya yang terasa nyeri karna ucapan menohok dari fades, menatap ke arah al yang baru saja mendekatinya. "al, bunuh dia!" ujarnya sambil menunjuk ke arah fades.

"ha?" beo al, barusaja datang tapi ia malah di suruh membunuh fades, bagaimana ceritanya kalau begitu?

"tau lah anjing! Kesel gua!" devan menghentakan kaki nya, berjalan mendekati devin lalu memeluk lengan lelaki itu manja, tentu saja membuat devin dengan cepat menghindar membuat devan terjatuh di atas lantai, menatap tajam anak anak yang menertawakannya.

"mampus!" ejek akhmal sambil menendang pelan betis devan.

"ASSALAMUALAIKUM COGAN!!"  ketiga gadis itu menampilkan senyum pepsodent nya, sambil membawa tas kecil berwarna hitam polos dengan hiasan beruang kecil di tengah nya, jangan lupakan bando dengan wajah bias mereka masing masing, menambah kesan imut pada mereka.

Ya, memang. Acara ini hanya di hadirkan anak anak faxka yang tentunya laki laki, dan tiga bocil ini. Delisya, dara dan abel. Ketiga gadis itu memaksa untuk ikut, kalau kata abel, biar pulang nya bawa gandengan, karna minggu kemarin tepat nya, ia resmi kembali menjadi jomblo.

"WA ALAIKUM SALAM CECAN!" jawab mereka bersamaan membuat deraga berdecak kesal.

"hai kamu! yang pakai baju kotak merah!" panggil abel pada lelaki di pojok sana, membuat cowo itu terperanjat tapi tak urung menatap abel. "aku jomblo loh" lanjutnya dengan cengiran nya lalu mengerdipkan sebelah matanya.

"aku juga!" lanjut dara sedikit berteriak

"aku ju--

" ekhem! "

Delisya, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, gagal sudah rencana nya mencari selingkuhan. Deraga, lelaki dengan hoody putih itu menatap galang yang mulai mendekat ke arah delisya, seperti sedang membisikan sesuatu. Deraga menatap was was, entah apa yang di bicarakan galang pada gadis nya.

" aku masih tersegel kok!"

.

Delisya menatap ke arah kirinya, jalanan ke arah puncak cukup ramai, apalagi sekarang adalah libur panjang, delisya mendengus pelan, memikirkan sesuatu yang ia lupakan lalu menoleh ke belakang kursinya.

"abel! Kamu bawa bedak nggak?" tanya delisya sedikit berteriak karna suara jalanan yang sedikit berisik di tambah suara anak anak faxka di dalam bus ini.

Deraga melirik ke samping, tak biasanya delisya menanyakan soal hal seperti itu. "bawa, lo mau?" jawab abel yang duduk tepat di belakang kursi nya dan deraga. Dara? Gadis itu mabuk darat, terlihat dari sini, dara tengah tertidur pulasnya di samping abel.

"iya, tapi nanti ya?" abel menganggukan kepalanya pada delisya, membuat delisya mengacungkan kedua jempol nya.

"ngapain?" tanya deraga sambil menaikan sebelah alisnya pertanda bingung

"bedak? Buat muka"

"ngga biasanya kamu pakai bedak"

"kata kak galang sama al, biar pulang nya bawa doi" jawab delisya sambil menunjukan cengiran polosnya, bahkan deraga tengah tersenyum paksa pada gadis itu, ah delisya! Kau polos atau bodoh?!

"GALANG! AL! LO AJARIN APA SAMA DELISYA?!" teriak deraga membuat bus ini mendadak hening. Anak anak faxka memang di bagi menjadi dua bus, ada yang beberapa menggunakan mobil atau motor nya sendiri.

Galang, lelaki itu tersenyum kikuk. Melirik ke arah al yang tengah berpura pura tertidur, mereka memang duduk satu kursi. "bahaya ni, bisa ngga di kasih jatah bulanan sama suami" gumam galang pelan. Dia menonjolkan kepala nya sedikit, menatap cengo deraga yang tengah menatap permusuhan padanya. "ap-apa ya? Gua eng-engga ngajarin apa apa sama bini lu"

"wahh! Kak galang bohong! Tadi katanya suruh sasya dandan biar dapet doi? Iyakan?" kata delisya mulai bersuara dan lagi lagi membuat galang tersenyum paksa lalu menatap ke arah devin yang tak jauh darinya, meminta pertolongan, tapi hanya di balas gidikan acuh dari lelaki itu.

" eng-engga ga, sumpah serius kagak dah! " galang menunjukan dua jari telunjuk dan tengah nya membuat deraga berdecak.

"AWAS--

" CANGCIMER CANGCIMER! KACANG, CIKI, AMER!! "

.

.

.

.

.

.

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang