AUTHOR POV^
.
"Iihhh,punya gue itu samsul! Telor ceplok guee!!" desta merebut kembali telor ceplok yang seharusnya berada di piring nasi goreng nya.
Malam ini,mereka tengah berada di warung nasi goreng mang jajal. Tempat nya yang tak terlalu jauh dari rumah,membuat mereka memilih makan malam disini,lagipun nasi goreng nya tak kalah dengan masakan chef juna.
"Bagi lah bangg,jangan pelit sama adek sendiri!!" devan terus merajuk, menjaga piring nasi goreng nya agar tetap utuh,sedangkan devin tengah asik dengan lamunan nya.
"Kak devan,tangan nya udah sembuh?" kata delisya menghentikan sejenak pertengkaran mereka.
"Luka kecil,kamu tau kan.. Abang mah kuat kaya super dede" sahut devan sambil menunjuk ke arah desta yang tengah merutuki nasib telurnya.
"Gak sopan lo ya!" gertak desta, tapi di balas cengiran polos dari devan.
"Kalian jangan pernah tawuran lagi ya, kak devin udah berhenti jadi ketua faxka kan?" devin mengangguk, lisya lah yang melarangnya selama ini, tak ada kekasih bahkan bunda pun tak terlalu melarangnya seperti delisya.
"Deraga gimana?" kata devin tiba tiba,
Uhuk uhuk uhuk...
"Mak-sud-nyha- de-raga? Ap-apaan?"
"Minum dulu bang dev" delisya menyodorkan minumam nya kepada devan dan dengan cepat devan meneguknya hingga kandas.
"Maksudnya de--
"Gue suruh dia jagain delisya." potong devin cepat.
"Waterpark?!" pekik desta berbeda dengan devin yang terlihat tenang."lo gak takut delisya di apa apain?" nada bicaranya mulai serius.
Devin menggeleng," Nggak mungkin."
"He'eh bang, raga mah baik tapi sayang.... Mulutnya kaya sambel." celetuk devan
Desta mengangguk,"serah kalian,yang penting delisya aman" devan dan devin mengangguk.
.
"Kenapa sih? Setiap hari gue ketemu makhluk astral ini lagi?!" pekik seseorang sambil menunjuk devan yang tengah asik memakan nasi goreng nya itu.
"Yee,lu luagi lu luagi muales ue ketemue lo terrus"
"Pucuk di cinta ulan pun tiba,nih si deraga!" desta ikut berbicara.kelima lelaki itu duduk tepat di meja yang sudah di rebut kepemilikan nya oleh devan, galang mengambil paksa nasi goreng devan dan memakannya dengan santai tanpa memperdulikan devan yang terus menyumpah serapahi dirinya.
"Kurang anjir lu ya! Nasi goreng guee tuh! Ya allah! Cabut saja nyawa teman hamba! Tukar dengan kambing ya allah!! Galang! Samsudin! Rope'ah! Julekha!kembaliin nasi goreng gue!!"
"Bodo ahmat!"
"Lo tu--
"Berisik." diam sudah pertengkaran mereka, jika yang ketua sudah berbicara dengan nada pedas nya. Devan pergi berlalu, kembali memesan nasi goreng yang baru untuk dirinya, dan ingat! Tak ada yang boleh merebutnya kembali!
"Ngapain?" kata devin kepada deraga yang tengah asik bermain game di ponselnya, lagipun tadi dia sudah menyuruh devan memesankan satu nasi goreng untuknya.
"Makan."
"Mami?"
"Bosen." deraga kembali menjawab dengan irit juga tanpa disertakan ekspresi. "Aldeshsiro?"
"Aman." devin menjawab seadaanya, di dalam hati delisya terus menyumpah serapahi kakak nya.
' berasa dengerin tembok ngomong?'-batin delisya
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Teen Fiction"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022