Vani?

1.8K 84 0
                                    

AUTHOR POV^

.

Lelaki itu berjalan santai memasuki rumah mewah di depan nya, tanpa mengetuk ia memasuki rumah itu dengan salam nya lalu berjalan ke arah dapur, tapi langkahnya terhenti ketika melihat wanita paruh baya dengan sepatula di tangannya."deraga!" Deraga menoleh lalu menaikan satu alisnya.

"Mau jemput sasya? Tadi bunda liat,dia baru mau mandi,kebo emang. Kamu tunggu aja, apa mau ikut bunda masak?masakan kamu enak loh!" Tanya bunda delisya menggebu gebu, dia tau lelaki di depan nya ini sangat lihai dalam bidang memasak, aneh memang! Tapi itulah kenyataan nya.dulu saat dia sedang memasak, delisya memanggilnya, dia memang ragu pada deraga karna hanya ada deraga di situ tapi jika kegiatan masak nya di berhentikan itu sia sia, semua nya akan hancur. Setelah kembali ke dapur masakan itu sudah jadi dengan rasa yang tak kalah dengan restoran mewah,sejak itulah bunda selalu meminta deraga memasak tapi di tolak halus oleh lelaki itu.

"Nunggu aja bun" bunda mengangguk,

"Bunda ambilkan minum ya?"

"Ga us--

"Gak ada penolakan!"

"Iya bunda" deraga pasrah, setelah melihat bunda pergi. Ia berjalan ke arah ruang tengah lalu duduk di salah satu kursi empuk di sana, sesekali melihat notifikasi demi notifikasi di ponsel nya,isinya tak penting semua, hanya para kaum hawa yang haus belaian.

Setelah sekitar lima belas menit dia menunggu, matanya kembali menangkap seorang wanita paruh baya dengan nampan yang ia bawa. "Di minum ya"

"Makasih bun"

"Santai ae ama bunda mah"

"Delisya masih lama bun?"

"Enggak pal--

Tok tok tok...

"Sebentar ya" pamit bunda lalu berjalan meninggalkan deraga sendiri untuk membukakan pintu.mungkin itu desta, karna sejak semalam lelaki itu belum kunjung pulang hanya karna alasan 'kantor', desta sudah menyelesaikan skripsi nya, kini hanya bisa menunggu beberapa bulan lagi untuk sidang.

Bunda menarik gagang pintu yang cukup besar di depan nya,menampilkan seorang lelaki dengan seragam abu putihnya tengah tersenyum manis."Assalamu'alaikum tan"

"Waalaikumsalam" lelaki itu menggapai tangan bunda lalu menciumnya.

"Delisya ada?"

"Ada ada, masuk aja! Tunggu di dalam."

Lelaki itu melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga edgian, ekor matanya menangkap lelaki yang sudah tak asing lagi di ingatan nya, deraga. Lelaki itu tengah menatapnya tajam, tapi di anggap biasa olehnnya.

"Duduk dulu ya ulbar,bunda mau buat minuman dulu" lelaki yang di panggil ulbar itu mengangguk,

"Gak usah tan, ulbar cuma sebentar kok"

"Yaudah bunda panggil delisya dulu ya" kedua lelaki itu mengangguk, membiarkan punggung wanita paruh baya itu menghilang dengan sekejap mata.

"Delisya, udah siap belum? Ada yang nunggu kamu dibawah lho!" Bunda terus mengetuk pelan pintu coklat di depan nya.

Cklek-

"Ehh? Bunda, lama ya bun? Ada siapa bun dibawah?"delisya tersenyum kuda, gadis itu terlihat sangat manis hari ini, dengan rambut yang dibiarkan ia gerai, tak lupa bandana berwarna biru yang menghiasi kepalanya.

Bunda menghela nafasnya,"ada deraganteng"

"Ish bunda!" Desis delisya saat mendengar sebutan bundanya untuk...kekasihnya?

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang