"Kak devinnn!!!" teriak delisya ketika melihat lelaki tampan dengan koper hitam itu berdiri di ambang pintu utama mansion keluarga edgian.
Delisya bangkit dari duduknya, berlari menuju devin dan memeluknya erat,"hati hati sya" kata bunda mempringati tapi sama sekali tak di gubris delisya.
"Kangen..." rengek delisya di dalam dekapan devan. Sesuai janji, lelaki itu akan pulang hari ini, dan ayah yang langsung menyusul ke jerman tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu, berbeda dengan bunda, wanita paruh baya itu kini tengah duduk santai di sofa empuk ruang tengah dengan majalah terbaru di tangannya.
Devin terkekeh kecil lalu melepas pelukan delisya,"abang juga"
Delisya memundurkan tubuhnya dengan bibir mengerucut sebal,"kak devin jahat! Masa pergi enggak bilang sasya?!pokoknya sasya ngambek!"
Devin kembali tersenyum hangat,"maaf ya? Tapi kakak bawa oleh oleh"
Mata delisya seketika berbinar mendengar kata itu, tapi sedetik kemudian kembali berubah menjadi datar. "Gak! Sogokan kakak kurang elit!"Delisya melipat kedua tangan nya di dada, menatap devin garang tapi yang di tatap hanyalah geleng geleng kepala.
"Uh.. Sayang banget ya coklat nya? Buat devan aja deh..." goda devin pada delisya sambil memperlihatkan beberapa tote bag coklat yang ia beli di jerman dengan harga yang fantastis. "Dev! Lo mau coklat gak?" tanya devin sedikit mengecangkan suaranya, padahal devan sudah berada di hadapan nya sambil bermain psnya di karpet berbulu itu.
"Kak!" bentak delisya dengan mata berkaca kaca, " au ah! Kak devin jahat! Sasya males sama kakakkk!" delisya menghentakan kakinya kesal kemudian berlalu dari pandangan devin.
"Sasya kenapa?" tanya devin pada devan.
"Pms kali tu anak, dari tadi marah marah mulu emang. Masa tadi pagi kan gue bantuin mang gugun potongin rumput di taman belakang, eh sasya tiba tiba dateng sambil marah marah, katanya ' jangan di potong kak rumputnya, kasihan!!' gituh,habis itu nangis" ujar devan sambil mematikan televisi yang ia gunakan untuk bermain ps.
Bunda menyeruput teh nya lalu menatap dua anak lelaki yang berada di hadapan nya,"tumben sasya begitu, mending kamu bujuk deh vin, terus minta maaf"
Devin menganggukan kepalanya lalu meletakan koper itu sembarangan baru setelahnya ia berlari menuju kamar delisya.
Devin mendekat ke arah pintu itu, mengetuknya pelan sesekali memanggil nama delisya, "sya.."
Devin mendengus pelan lalu kembali mengetuk pintu itu,"syaaa..."Devin tersenyum manis ketika melihat delisya membukan pintu kamar nya, berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang di lipat di depan dadanya, oh! Jangan lupakan muka yang di tekuk!," apa?" tanya nya sinis membuat devin kembali mndengus kesal.
"Kamu kenapa?"
"Gapapa,"
"Terus kenapa marah? Kakak kan cuma bercanda"
"Bercanda kakak gak lucu!" delisya mengerucutkan bibirnya sebal.
"Yaudah, sekarang kamu maunya gimana?"
"Es krim 5 box besar"
"Banyak banget!" pekik devin tanpa sadar dengan mata membulat. Bayangkan saja, es krim dalam satu box bisa mencapai 10 buah dengan besar, bagaimana jika sepuluh? Apalagi delisya bukan type gadis yang menyimpan makanan nya untuk nanti, bisa sakit gigi gadis itu jika terlalu banyak memakan es krim.
Delisya kembali melengkungkan sudut bibirnya, dengan mata berkaca kaca ia terisak kecil, "kak devin marahin sasya ya?hiks jah hiks hat!"
Devin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan senyuman canggung,"eh? Bu-bukan! Bukan gitu--sya!"
Delisya melirik ke arah devin sekilas lalu membalikan badan nya dengan cepat lalu menutup pintu kamarnya hingga menimbulkan suara yang keras dan itu sontak membuat devin menghembuskan nafasnya jengah. "Sya.. Maafin kakak, yaudah nanti kakak beliin es krim 5 box deh ya? Sya..." panggil devin sedikit kencang di balik pintu itu sesekali mengetuknya.
"Boh-hong!!hiks kak devin jah-jatt!!" teriak delisya dari dalam sana. Devin juga sedikit tak mengerti apa yang membuat gadis itu menjadi seperti ini. Mungkin tamu bulanan nya datang, tapi biasanya delisya akan berubah lebih manja jika tamu nya datang, berbeda untuk kali ini.
"Nanti kakak beliin deh ya? Keluar dulu ya? Uhmm.. 6 box deh, tapi janji jangan langsung di makan semua ya?" bujuk devin lagi.
"Gue 2 juga gak papa kok bang,ikhlas" devin menoleh, menampakan seorang lelaki tampan dengan muka tanpa dosanya,devan.
Kamar mereka memang berdekatan, dengan kamar bernuansa biru milik delisya di tengahnya.
"Pergi, atau uang jajan lo--"Santai bang, ia gue minggat. Kalau perlu, gue pindah ke saturnus." sahut devan cepat dengan nada sedikit ketus kemudian berlalu dari pandangan devin.
"Sya.. Nanti kita jalan jalan deh"devin kembali mengetuk pintu kamar delisya, dan kali ini berhasil! Delisya membuka pintu kamarnya dengan muka malas dan bibir mengerucut.
"Enggak bohong kan?"
"Enggak donk!"
"Nanti malem!"
_______________
"Kalau menurut gue kayanya lo berhenti aja deh ran, kasihan dia. Kayanya ini udah sebanding deh" ujar gadis sebahu itu menasehati teman nya.
"Maksud lo apa?" sahut gadis di hadapan nya dengan ketus.
"Ya lo berhenti, lagipun sekarang kita udah dapet sekolah kan? Mending lo berhenti"
"Gabisa lah anjing! Apa yang dia lakuin sama gue itu belum setimpal!gue mau dia ngrasain apa yang gue rasa"
"Lo enggak sebaik yang gue kira ran, lo jahat! Gue berenti kerja sama, dengan lo!"
"Silahkan! Gue gak butuh lo!lo enggak akan ngerti gimana rasanya jadi gue" gadis berambut sebahu itu berdecih pelan lalu mendorong bahu gadis di hadapan nya.
"Serah lo, gue balik. Good luck!"
Gadis itu menatap kepergian sahabatnya, lalu mengambil satu foto figura yang selalu ia simpan di dalam laci. Di foto itu ada seorang perempuan cantik yang tengah tertawa bersama dengan seorang lelaki dewasa yang tampan, ia merindukan lelaki itu. Lelaki yang menemaninya dalam kegelapan, lelaki yang mengajarkan ia kebahagiaan dari kesedihan. Kalian tak akan tau rasanya kehilangan seseorang yang benar benar berarti dalam kehidupan nya.
Sayangnya, lelaki itu sudah pergi bertemu tuhan, karna kecelakaan yang menimpanya satu tahun lalu. Gadis itu sangat terpuruk, ia mencari tau siapa penyebab kecelakaan itu, hingga akhirnya ia mengetahui semuanya.
Ia berjanji akan melakukan yang setimpal pada orang itu, ia berjanji.
Gadis itu tersenyum miring, "gimana deraga?"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Teen Fiction"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022