AUTHOR POV^
.
Delisya berjalan menuruni tangga rumah nya dengan hati hati, sesekali bersenandung ria tanpa arah tujuan, berhubung sekarang hari libur ia akan menghabiskan waktunya untuk bermalas di rumah, ia akan mengambil beberapa snack yang sempat ia beli kemarin untuk menonton drama korea kesukaan nya.
"Bunda!"sapa nya ketika melihat wanita paruh baya dengan celemek yang melekat di tengah berperang dengan minyak goreng.
Wanita yang di panggil bunda itu menoleh,"apa sayang?"
"Abang kemana?" Sejak pagi delisya memang tak melihat keberadaan ketiga kakak nya itu, bahkan ayahnya juga ikut menghilang entah kemana.
"Masih urusin perusahaan ayah" bunda menjawab seraya mematikan kompor.
"Pagi pagi gini?ini masih jam 7 loh bun.oiya sasya boleh bantuin bunda?"
"Iya,Gak usah,minyak nya panas!"
"Kalau gak panas gak mateng donk bun?" Delisya terkekeh pelan di akhir kalimatnya.
"Bener juga si kamu, tapi gak usah nanti aja kalau kamu udah dapet SIM"
"Sim?" Delisya memperhatikan bundanya yang tengah menaruh piring dengan tumpukan ikan goreng itu di atas meja dapur baru setelah nya akan ia pindahkan ke meja makan. Asisten di rumah tangga nya memang banyak,tapi kalau untuk urusan memasak tak ada yang boleh menggantikannya.
Delisya mengikuti arah kemana bunda nya pergi, lalu mendudukan diri di kursi makan, menunggu bunda menjawab pertanyaan nya barusan, "surat izin memasak"
"Emang ada ya bun?" Tanya delisya polos
"Ada,tentunya surat itu bakal dikasih sama ayah, kakak kamu, sama deraga"
"Kapan donk bun?"
"Entah,mungkin kalau kamu udah cukup umur"
"Berapa tahun bun?"
Bunda yang hendak menyuapkan sarapan nya, ia urungkan lalu mendengus,"tanya sama ayah kamu aja ya?" Delisya mengangguk,lalu dia kembali melanjutkan makan nya yang tertunda karna pertanyaan unfaedah dari anak bungsunya. "Makan sya, mau apa? Nasi? Roti? Apa sereal?"
"Delisya gak mau sarapan bun, delisya mau nonton drakor aja ya?"
"Sarapan dulu, baru nonton, lagian ini masih pagi" delisya mendengus.
"Yaudah nasi sama kerupuk aja deh"
"Gak ada sya,tukang krupuknya gak jualan tadi" tipunya, dia tak mau delisya terlalu sering memakan makanan yang menurutnya... Kurang bervitamin?
"Emang iya ya bun? Yaudah deh, sereal aja ya?"
.
Delisya berjalan memasuki kamar yang bernuansa biru muda itu, mendekat ke arah nakas lalu meletakkan parfum yang sempat ia ambil dari kamar desta, desta memang sering mengoleksi berbagai macam merek parfum sampai yang termahal hanya untuk di pajang, karna pekerjaan desta sering mondar mandir berbagai negara,dan ia sempatkan untuk berbelanja parfum, padahal hanya ia pajang di lemari khusus parfum, sungguh tak berfaedah--pikir delisya.
Delisya menaruh setumpuk makanan ringan di bawah karpet berbulunya, membaringkan tubuhnya di kasur lalu membuka room chat nya dengan deraga dari ponsel berwarna putih miliknya.
Kak deragalak:*
bngun blm?
Jngn nntn trs.
Aku ksna nnti
Kok tau sieh?✔
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Teen Fiction"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022