camping(2)

1.2K 56 7
                                    

AUTHOR POV

.

"OMAIGAT! JADI KAKAK INI PACARNYA KAK DEVIN?" delisya menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, jangan lupakan matanya yang membulat sambil menatap satu pasangan yang berada di hadapannya.

Mereka bertiga tengah berada di taman asri dekat penginapan , beberapa menit lalu mereka baru saja tiba di bukit, anak faxka tengah beristirahat di dalam penginapan, ada beberapa yang sedang berselfi ria,atau bahkan bermain air di danau yang lokasi nya pun tidak terlalu jauh dari sini

Gadis dengan senyum manis nya itu mengangguk sambil melirik lelaki tampan di sampingnya, dia chika. Masih ingat kan? Tentang kesalah fahaman delisya pada deraga tempo hari lalu. "gua sepupu jauh nya deraga" jawab chika membuat delisya semakin terkejut,ah malunya.

Delisya menutup wajahnya menggunakan tangan mungilnya, merutuki kebodohannya tentang kecemburuannya. "malu kali aku, bunda.. Masukin sasya lagi ke perut" gumam nya membuat chika terkekeh kecil, berbeda dengan devin yang hanya tersenyum tipis, sangat tipis bahkan hampir tak terlihat.

Gadis berambut panjang itu melepas rangkulan tangan devin pada pinggangnya, berjalan mendekat ke arah delisya lalu mengelus pundak kecil itu, membuat delisya menurunkan tangannya. "ngga usah malu, cuma salah faham. Kita bisa berteman kan?"

Delisya mengangguk cepat, menampilkan senyum pepsodentnya sambil mengacungkan dua jempolnya. "siap calon kakak ipar"

.

Lelaki tampan itu mengelus lembut surai hitam yang berada di pangkuannya, menutup buku dongeng yang ia baru saja ia bacakan dengan asal. "begitulah ceritanya.." ujarnya lalu menaruh buku itu di samping ia duduk.

"kancil sama monyet nikah? Nggak cocok anjir! Harusnya tu monyet sama lo" celetuk satu lelaki lagi, lelaki berbaju putih itu mendongak, menatap teman nya yang jika di lihat lihat seperti manusia.

"lo mau jadi netijen ngurusin hidup hewan?" galang menaikan sebelah alisnya, menatap al yang dengan santainya menaruh kepalanya di pahanya, persis seperti pasangan baru. Duduk lehesan dengan alasan karpet, dengan pemandangan danau indah walau dengan adanya cahaya yang cukup minim jangan lupakan kabutan asap yang berasal dari panggang an ayam anak anak faxka, menambahkan kesan horror disini.

Canda horror.

Di lain tempat, aksara menepuk pelan pundak rafiq yang tengah sibuk membuat arang untuk membakar ikan hasil tangkapan mereka (anak faxka) di danau ini itu terperangah, mengikuti arah pandang aksara. Di pojok sana, ada dua sahabat lelaki nya yang tengah bermesraan, bergidik ngeri ketika melihat al mengusap lembut dagu galang,sangat menjijikan.

"dan akhirnya mereka bahagia di jerman" ucap aksara, membuat rafiq ikut mengangguk, mengambil botol kecap yang belum terbuka, melemparkan nya ke arah dua lelaki itu, dan hap! Kurang tepat sasaran, botol itu hanya mengenai dahi galang dan memantul ke perut al yang tengah tiduran di bawahnya, lokasi yang cukup dekat dengan angin yang mendukung membuat pertempuran ini begitu terlihat damai.

"ANJING! PUNYA MASALAH APA LO SAMA GUA?!" galang, lelaki itu dengan refleks bangkit dari duduknya, membuat kepala al dengan sadis membentur tanah yang hanya di lapisi karpet tipis.

"ANJING GALANG! PALA GUA! OPLAS NYA MAHAL BEGO" al mengambil botol kecap yang berada di dekatnya, melempar ke arah galang yang tepat mengenai sang adik.

"ah damai nya" ujar lelaki berambut coklat yang tengah duduk di bawah pohon sambil menikmati popcron dan drama malam ini, dia devan, lelaki itu menggelengkan kepala melihat empat teman nya yang berdebat, merasa dirinya lah yang paling waras disini.

"oi van!"

Devan menoleh, memberikan ekspresi bertanya pada akhmal yang baru saja datang sambil membawa dua jagung yang sudah di bakar, terlihat menggiurkan. "ikutan"

.

"assalamualaikum warohmatullahi wabarakatu"

"wa'alaikum salam warohmatullahi wabarakatu"

"selamat malam semuanya, saya ustad samsul ingin mengajarkan ilmu agama islam kepada kalian semua yang ada disini. Saya bangga sama kalian semua, sedang camping seperti ini malah mengundang saya. Ya walau agak mengganggu waktu saya bersama istri saya di malam jumat ini"
ujar lelaki paruh baya itu, dia menjauhkan sedikit mikrofon yang ia pegang, berdehem canggung lalu kembali berbicara. "mari, ada yang mau usul hari ini kita bahas apa? saya belum huat scenario soalnya"

lelaki dengan hoody putih itu mengangkat tangannya, "SAYA PAK!" teriaknya, karna tak ada satupun yang melihat tangannya mengacung, di karenakan cahaya yang minim di malam ini.

ya, acara malam ini ada lah tausiah bersama ustad samsul. ide berlian dari saudara ananda aksara, devan dan galang. kini, ketiga lelaki itu tengah duduk di bawah tanah yang beralasan tiker tipis, saling memeluk dan memusatkan pandangannya kepada ustad samsul.

"ya kamu,apaan? jangan susah susah" ujar ustad samsul menggunakan mikrofonnya.

Reza berdehem lalu berbicara dengan suara sedikit keras agar bisa di dengar. "hukum makan babi apa pak?"

"hukum makan babi untuk orang muslim itu haram ya, gabole di makan, ga usah coba coba walau saya pun penasaran" jawab ustad dengan santai nya, menumpukan kaki kiri nya di atas paha kanan nya. "ngerti kamu?"

reza menggeleng dengan wajah polos, lalu berujar " ngga pak,soalnya saya krinsten"

"ini, salah satu contoh babi yang bisa di makan hidup hidup" ustad menggelengkan pelan kepalanya berbeda dengan anak anak faxka yang sudah mengeluarkan ketawa nya, ketawa tanpa beban dan sangat tulus.

" pak saya mau nanya!" lelaki di sudut sana kembali mengangkat tangannya , dia galang.

"apa lagi dah?"

" pacaran boleh ga pak?"tanya nya dengan santai membuat ustad itu mengacungkan jempol nya kepada galang.

"pertanyaan yang bagus, baik saya jelaskan, pacaran itu gaboleh juga, haram, dan--

"KAK DERAGA KITA PUTUS!!!"

ya, author rasa kalian tau siapa yang teriak.

.

.

.

.

agak ga jelas cuma biar gua bsa lanjutin chapter yang lainnya, bener bener mentok ide di chapter ini.

sorry lma up ya

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang