cupang

1.3K 40 0
                                    

"selalu aku lihat belakang punggung mu, di saat kau lihat belakang punggung pria lain~"

galang menghembuskan nafasnya, manaruh gitar yang baru saja menemani ke galau an nya di malam ini, dia menatap al dengan muka lesu nya. "apa lo? keren banget tu muka" sarkas al dengan anggunly

"gua ko jomblo terus bangsat, padahal gua cakep" galang mengelus dadanya berusaha tetap tersenyum di tengah ke jomblo an nya.

"gimana kaga jomblo anjir, standar cewe lo si primilly" galang menyengir lebar mendengar perkataan rafiq yang benar ada nya.

"bang, kalian mau pensiun jadi anggota inti faxka?" beberapa pasang mata melihat ke arah ridwan dengan spontan lalu mengangguk. "elah, kaga asik! sapa yang ganti?" decak nya

"anak gua nanti" jawab akhmal santai sambil membuka bungkus kuaci miliknya.

"calon bini aja kaga ada, sok sok an punya anak"

"sirik lo ngentut?"

"y"

mendengar jawaban itu, sontak mereka semua merapatkan jaket nya dingin, mengelus telapak tangannya yang keringetan.

"HAY JOMBLO BY THE WORLD"

al menatap devan yang baru datang dengan wajah flat nya, berdoa semoga dapet civic R turbo.

devan mendudukan dirinya dengn anggun di kursi kebesaran milik ketua faxka, mumpung orangnya gada hehe.

"cok, tau gak lo?! " tanya nya dengan muka serius tapi hanya lirikan sinis yang ia dapatkan.

"ngga" jawab mereka serempak tanpa melirik devan,  kembali sibuk dengan urusannya sendiri membuat devan pengen jambak kemulletan rafiq.

"deraga dateng ke rumah gua cok minta restu nikahin adek gua" jawabnya walau ga di tanya sambil tersenyum joker walau nyerempet boneka mampang.  "kaget dong njing nanti gua traktir mekdi"

"APPAH?!! " teriak mereka semua serempak, membuat jantung devan pindah ke mata kaki.

"KONTO**L! "

.

deraga menyugar rambut nya yang berantakan tertiup angin malam, menyunggingkan kan senyum nya menatap gadis nya yang sedang tepuk tangan kecil. "wahh kakak bagus banget main gitar nya, bisa ikut lomba panjat pinang nanti 17 agustusan "

deraga terkekeh, sudah tak heran mendengar ke random an pacar nya, baru saja ia memainkan sedikit melodi gitar untuk delisya.

"ganteng banget si pacar"

deraga menetralkan mimik wajah nya, lalu berdehem canggung membuat delisya tertawa terpingkal melihatnya.

deraga menaruh gitar nya di pojok dinding balkon, menepuk pelan paha nya menarik tangan delisya pelan dan membuat gadisnya duduk di pangkuan nya.

deraga menatap dalam delisya, membuat semburat merah muncul di sela pipi chubby nya. "cantik.."

"makasih"

".. bintang nya"

PLAKK

"ah" deraga meringis namun tak urung terkekeh.

deraga mengelus lembut tangan delisya, membuat delisya terhenyut dan menaruh kepala nya di dada bidang deraga, ah ia baru ingat lusa adalah hari kelulusan bagi angkatan deraga.

"kakak kuliah nanti? "

"aku fikir, ngga"

"why? ilmu itu pasti akan bermanfaat nanti nya, ngga rugi kalau kakak kuliah, kan bisa sambil kerja juga"

"oke"

"hah?"  segampang itu?

"hm?"

"eh? ngga"

deraga mengulas senyum nya, lagi.

"besok nikah yu"

"ebuset gampang banget ngomong nya kaya mau beli serabi"

"kelamaan kalau tunangan" kata deraga sambil menatap cicin yang berada di jari manis delisya

"baru juga tunangan, ngga ada 3 jam loh kak ih"

deraga tertawa, membawa delisya ke pelukan nya dengan erat, kenapa lucu sekali si bayi nya.

"sudah malam, ayo tidur" deraga bangkit dari duduk nya, membawa delisya naik ke gendongan koala nya.

delisya memeluk erat deraga, dengan sedikit merengek, "ngga ngantuk ih nanti"

menggoyang kan kaki nya lumayan bruntal karna deraga sama sekali tak menghiraukan ucapan nya

"aws" meringis pelan ketika merasakan gigitan di area leher nya, deraga yakin leher nya pasti sudah memerah, gigitannya bukan main.

menghembuskan nafasnya sejenak lalu tersenyum hangat, "tidur ya? ngga baik terlalu larut"

delisya terhanyut, menundukan kepala nya lalu mengangguk, " temani sasya, oke ?"

"anything for you babe"

.

"AW ZINA MATA YA ALLAH" dengan tak anggun al dan devan menutup wajah mereka berusaha tak melihat ke arah deraga yang baru memasuki area markas dengan se kresek cemilan. 

galang melirik mereka berdua dengan malas, lalu dengan senang hati menerima barang bawaan deraga. "alay lo" katanya sinis.

"di cupang sapa lo ga? " tanya al setelah menurunkan tangannya, dan kembali duduk dengan normal.

deraga sedikit berfikir, menoleh ke arah lehernya walau percuma lalu mengingat sesuatu, "tunangan gua" jawab nya santai sambil memainkan ponselnya.

"tunangan lo agresif juga" komen devan melupakan sesuatu.

"LAH ANJING TUNANGAN LO KAN ADEK GUA BABIK"

.

.

.

.

.

baru inget punya akun wp hehe

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang