jangan lupa vote+comment!!!
Tandai typo...
Happy reading...
(Banyak mengandung kata kasar)
============
AUTHOR POV^.
Gadis itu menatap kosong jalanan sepi di depan nya, hanya ada beberapa pengendara yang melewati jalanan di depan karna faktor waktu yang menjelang tengah malam. Gadis itu menopang tubuhnya dengan kedua tangan nya yang bersandar di pagar pembatas balkon kamarnya. Bintang dan bulan menemani lamunan nya.jika boleh jujur, dia sedang merindukan seseorang. Lelaki yang membangkitkan nya dari keterpurukan masalalu, lelaki yang selalu mengisi hari nya terkecuali sekarang dan kemarin, lelaki itu seketika hilang di kehidupan nya, setelah kejadian dimana dia mengobati luka deraga, delisya tak pernah bertemunya lagi, ingin mencari tapi ia masih menjaga satu nyawa.
Delisya, gadis itu menunduk kan kepalanya, membiarkan angin menyerbu rambut panjang nya. Sejujurnya,delisya saat ini hanya ingin berteriak meluapkan segalanya, tapi ia tak bisa.
Gadis itu menghembuskan nafasnya, berjalan memasuki kamar lalu mengambil ponselnya yang tergeletak sembarangan di sofa empuk dekat meja belajarnya.
Nenek lampir (1)
Bagus, inget sya! Nyawa kakek lo
ada di tangan gue! Maka jangan berani macam macam! ☑Delisya melempar kembali ponselnya sembarangan, tak peduli jika akan rusak dan tak bisa di pakai lagi. Dilelah dengan semua ini, apalagi dengan orang yang selalu mengancam nya dimanapun,mungkin dalam seminggu ini sudah kali ke 13 wanita itu menghubungi delisya hanya sekedar mengancam.
Delisya menjatuhkan tubuhnya di atas kasur queensize miliknya, menatap langit langit kamar yang berwarna biru kesukaan nya. Entah apa yang ada di pikiran nya sekarang, semua nya kosong.
Sebulir air mata itu perlahan menetes membasahi pipi delisya
.
"ANAK TAK TAU DI UNTUNG!SEHARUSNYA KAMU ITU BERTERIMAKASIH PADA SAYA! JIKA TIDAK ADA SAYA MUNGKIN SEKARANG KAMU BERADA DI JALANAN!" lelaki paruh baya itu mengepalkan tangan nya, berusaha meredam emosi nya yang akan meluap. Menatap tajam lelaki tampan yang tengah santai duduk di kursi single itu.
"seharusnya anda buang saya dari dulu" ucap nya meremeh kan, tersenyum sinis tapi masih banyak kekecewaan di dalam matanya.
"DERAGA! SAYA TAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU BERTINGKAH SEPERTI ITU KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA!" gertak nya hendak menampar putra nya, tapi lagi lagi ia tahan dan urungkan.
"Memang anda pernah mengajarkan apa pada saya?" deraga menyenderkan punggung nya di senderan kursi itu lalu menarik nafasnya dalam dalam, sejujurnya saat ini ia hanya ingin memeluk ayah nya setelah kerinduan beberapa tahun ini.
Arif selaku papa kandung deraga menutup matanya, menghirup udara dalam dalam, berusaha menetralkan emosi nya yang meluap.
"Menikahlah dengan anak pembisnis papa."Deraga bangkit dari duduk nya, menatap tajam lelaki tua di hadapan nya,"dalam mimpimu" ucap deraga tegas dan penuh penekanan.
"Saya ayah kamu kalau kamu lupa!"
"Tapi saya tak pernah menganggap anda hidup di bumi in"
"APA MAKSUD KAMU DERAGA!" arif mengangkat tangan nya ke udara, bersiap melayangkan tamparan pada pipi deraga tapi ia tahan dan kembali menurunkan nya, ia masih tau batasan.
![](https://img.wattpad.com/cover/217294800-288-k530652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Teen Fiction"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022