AUTHOR POV^
.
Devin melirik ke arah delisya yang berada di samping nya, sejak pulang dari sekolah, delisya menjadi pendiam dan irit bicara, ia sudah menanyakan sebab nya tapi hanya di jawab dengan gelengan kecil delisya.
Devin menggenggam tangan delisya lalu menaruh di pangkuan nya, menatap mata delisya dengan intens,ada yang berbeda dari matanya, uhmm... Sedikit sembab? Seperti nya tadi delisya sempat menangis.
"Jawab kakak, kenapa?" nada bicara nya dingin membuat delisya menunduk lalu melepas pelan tangan nya dari genggaman devin.Delisya tak kunjung menjawab membuat devin mendengus lalu memejamkan matanya sebentar,menahan rasa ingin tahu yang menggebu"kenapa? Cerita sama kakak" ulangnya lagi dengan lembut, ia tau, delisya tak bisa di bentak bentak seperti tadi.
Devin menaikan sebelah alis nya ketika melihat bahu delisya bergetar, pertanda gadis itu sedang menangis. "Heyy, kenapa hm?" tanya devin lagi, dengan suara lembut khas devin. devin mengangkat dagu delisya membuat matanya bertambrakan dengan manik mata delisya yang berkaca kaca.hatinya sakit melihat keadaan delisya yang seperti ini.
"Janji hiks-- enggak marah?" devin mengangguk sambil tersenyum."kak--rah ga.." lirih delisya pelan membuat darah devin seketika naik, bukan nya deraga sudah berjanji tak akan membuat air mata delisya jatuh?! Apa apaan ini!
Devin memejam kan matanya, lalu menarik nafasnya dalam dalam,"kenapa raga hm?"
"Kak- raga ud-udah hiks gak sayang sas-sya"
"Kenapa mikir gitu?" delisya menggeleng, membuat devin mengulas senyum nya." enggak usah di pikirin, kamu tau? Al pindah lagi kesini?" devin mengusap pelan rambut delisya, berusaha mengalihkan pembicaraan nya.
"Kok pindah?" devin heran dengan pertanyaan itu, apa delisya tak senang al kembali menjadi tetangga nya? Bukan nya dulu mereka sempat menjadi teman?ralat, musuh?
Al memang kembali ke rumah dulunya, tepat di sebelah rumah mewah milik keluarga edgian, karna berhubung masalah sengketa sudah terselesaikan, keluarga al memilih untuk kembali metetap disini, karna jarak rumah nya dengan sekolah tak cukup jauh.
"Kenapa? Gak suka?"
"Al jail! Sasya gak suka!" devin terkekeh sejenak lalu menghapus lembut jejak air mata delisya.
"Sifatnya emang gitu, disabarin aja"
.
"BRENGSEK LO!" devin menyugar rambutnya frustasi, menatap tajam lelaki yang tengah duduk santai di hadapan nya sambil menghirup nikotin nya dengan sesekali berdesis.
"Bukan urusan gue."
"Bangsat!" devin menarik kerah kemeja sekolah deraga,memang dari pulang sekolah deraga belum sempat mengganti pakaian nya karna langsung pergi ke warung mami. lelaki itu membogem keras wajah di hadapan nya tanpa ampun.
Bugh.
Bugh.
Deraga bangkit, mengelap pelan darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya,"maksud lo apa anjing?!" geramnya marah, dia tak mengeri dengan semua ini, dengan delisya yang tiba tiba menjauhinya, dan sekarang....? Devin yang tiba tiba menghajarnya?
"Putusin delisya!" deraga diam tak berkutik, badan nya membeku ketika mendengar kalimat itu, seolah olah semuanya berheti......dalam sekejab.
Putus?
Itu artinya dia akan kehilangan delisya?
Wanita yang selama ini ia dambakan,
"Dia ngliat lo sama cewe di taman utama, ngapain lo?." jangan heran kenapa devin bisa mengetahui itu, devin tak akan tinggal diam jika sudah menyangkut adiknya. Terkecuali, masalah yang membuat delisya menjauhi deraga, delisya sangat cerdik menutupi itu, gadis polos itu menjaganya rapat rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deraga
Teen Fiction"gua deraga, ketua faxka" #1 in adikkelas (5 februari2021) #4 in senior(23 november 2020) #5 in adikkelas(23 november 2020) #6 in ice boys(12 oktober 2020) end: 01.okt 2022