"iya sayang"

1.9K 84 3
                                    

AUTHOR POV^

.

"Disini tulisan nya 'help me'... " devan membolak balikan kertas dengan bercak darah itu yang mengering itu. Menatap devin yang berada di depan nya, "artinya apaan?" tanyanya dengan bodoh.

"Bangsat!ga lucu!" sertak devin membuat nyali lelaki itu menciut seketika karna mata tajam itu. "Dapet dari mana?"

"Tukang paket" jawab lelaki itu singkat. Dia deraga, setelah memastikan gadis nya tertidur dengan aman, lelaki itu baru merundingkan masalah ini.

Devin menghembuskan nafasnya sejenak, masalah demi masalah ia lalui, karna ia yakin di balik itu pasti ada jalan keluar. "15 oktober 2013" devin mengubah atensi nya kepada lelaki yang tengah sibuk dengan kertas yang terus ia balik balikan.

"Maksud lo?" tanya devin,

"Ini loh bang,ada tanggal disini" devan memperlihatkan bagian ujung kertas itu, tak terlalu jelas karna mungkin faktor usia dari kertas itu sudah cukup tua, bahkan darah darah itu juga memang sudah mengering saat di kirim, tapi baunya masih tetap sama, amis."kira kira tanggal apa ya?" tanyanya sendiri.

"15 oktober 2013"gumam deraga pada dirinya sendiri.

"Apa itu tanggal dibuatnya surat ini?"

"Nggak mungkin" sarkas deraga cepat membuat dua lelaki itu mengalihkan pandangannya pada deraga yang masih sibuk memikir. "Menurut gue, ini surat dari kakek. Sedangkan hilang nya kakek giano itu baru beberapa tahun yang lalu. Gue fikir, itu teka teki."

"Bener sih, terus ini apaan anjir? Tanggal apaan!" devan berdecak, menaruh kertas dan kotak hitam itu di atas meja lalu menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa empuk yang ia duduki.

"Bukannya tanggal itu bertepatan sama kecelakaan beruntun di jalan sukardana? Waktu 2014 lalu" devin mendongakan kepalanya, matanya menatap deraga yang masih mencoba berfikir dengan jernih, maksud dari tanggal ini. "Ini pasti ada hubungan nya sama kecelakaan beruntun itu" sambung devin dengan semangat, walau ia tak terlalu dekat dengan kakek giano, tapi kakek giano tetaplah kakek yang ia sayangi.

"Gue faham." deraga menegakkan tubuhnya, tersenyum miring khas seorang ketua faxka.

_________

"Bangun sya"tangan lelaki itu menarik lembut selimut yang menggulung tubuh mungil gadis nya, tapi kembali di tarik dan di peluk lagi membuat lelaki itu mendengus. "sya, katanya mau jalan?" tanya lelaki itu lembut.

"Engh..."

Deraga mendudukan diri di pinggir kasur, mengusap rambut delisya dengan sangat lembut lalu mengecup keningnya. "Wake up baby.."

"Kak raga ih!" sertak delisya membuat kening deraga berkerut, apa yang salah?
"Kalau bangunin sasya jangan gitu, nanti tidur lagi!" deraga terkekeh pelan, lalu menyentil pelan kening delisya.

"Terus gimana?"

"Di cium aja" kata gadis itu dengan polos nya dan lagi lagi membuat deraga tertawa.

Lelaki itu menyondongkan tubuhnya, mengikis jarak mereka, membuat delisya menahan nafasnya dalam dalam. "Nafas sya" kata deraga lalu kembali tertawa setelah memposisikan kembali tubuhnya dengan benar.

Delisya menghembuskan nafasnya dengan sebal lalu mengurucutkan bibir nya gemas.

Cup.

Delisya terdiam, mencoba mencerna yang baru saja terjadi, deraga benar benar menciumnya, tepat di bibir. Tangannya menutup rapat rapat bibir nya yang baru saja di kecup lelaki di hadapan nya, dan itu sukses membuat deraga tertawa terpingkal pingkal.

"Mau lagi hm?" tanya nya jail di sela sela tawa.

Delisya menggeleng cepat,"nggak mau ih! Udah sana! Sasya mau mandi!" delisya mendorong punggung lebar deraga, membuat lelaki itu terkekeh lalu melangkahkan kaki menuju luar kamar bernuansa biru itu.

.

"Mau coklat.." rengek gadis polos itu sambil menarik narik ujung kaos hitam yang di gunakan deraga di ootd hari ini. Persis seperti anak kecil lima tahun yang merengek kepada ayahnya.

"Nggak, nanti giginya ompong"

"Es krim?"

"Masih pagi, nggak boleh makan es krim"

"Mau harum manis"

"Masih tutup itu" sahut deraga berbohong padahal jelas jelas pedagang harum manis di depan mereka itu sudah siap dengan menjejerkan berbagai macam rasa dan warna harum manis. Ya,sekarang mereka tengah berada di taman yang cukup dekat dengan komplek rumah delisya. Dan tentunya karna paksaan gadis itu.

Delisya mengerucutkan bibirnya kesal, melepas genggaman tangannya dengan deraga lalu melipat kedua tangan nya di dada. "Ish sebel!"

"Jangan beli belian lagi, takut nggak higenis. Kita ke mall aja ya?" bujuk lelaki itu dan mendapat gelengan tegas dari delisya.

"Ishh!! Sasya minta kesini itu buat beli jajan bukan buat jalan jalan doang!" delisya menghentakan kakinya kesal, menatap nyalang ke arah gadis gadis yang dengan terang terangan menatap deraga.

"Kenapa sih?" deraga memutar pandangan nya, mengikuti arah pandang delisya. "Ada apa hm?"

"Lain kali kalau mau keluar tuh pake masker kak! Topi juga!" kening deraga berkerut bertanda bingung, menundukan dirinya agar bisa melihat delisya dengan jelas lalu berbisik tepat di samping telinga delisya dengan nada yang sensual.

"Cemburu hm?"

Delisya terdiam membeku, suara berat itu dengan hebatnya bisa membuat pipi gembul nya itu semerah tomat. Gadis itu memalingkan wajahnya salah tingkah dan itu membuat deraga tertawa tanpa memikirkan perasaan para gadis yang berlalu lalang di taman yang ramai ini.

"Dede nya aga bisa salting ternyata" deraga menyolek pelan pipi delisya membuat pipi gembul itu sedikit tergoncang.

"Aga?lucu juga" sahut delisya membuat senyum deraga terangkat.

"Haha, yaudah mau kemana hm?"

"Ke markas faxka yuk!"

"Ngapain? Enggak!" bukan nya pelit atau bagaimana, hanya saja deraga terlalu tak rela jika delisya di lihat dengan mata belang anak anak faxka. Apalagi menurutnya hari ini delisya terluhat berlipat lipat cantiknya, dengan sweeter kebesaran dan rok pendek selutut itu.

"Yahh..padahal sasya kangen sama bang aksara" keluh gadis itu yang mampu membuat deraga terhanyut, mimik gadis itu terlihat sangat kecewa.

Lelaki itu menghembuskan nafasnya sejenak, lalu mengelus pelan rambut delisya. "Mau ke markas kan? Ayok!"

"Seriously?"

"Iya sayang"

.

.

.

.

.

Up malming buat lu yg jomblo.




.

Kita satu server:(

.

.

Dahlah yg penting vote+comment!

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang