married?

2K 71 1
                                    

AUTHOR POV^

.

"Delisya enggak mau cerita sama ulbar?" delisya menggeleng pelan, tubuhnya terasa lemas tak bertenaga apalagi tadi pagi dia belum sempat memakan apapun di tambah upacara panas di hari senin.ulbar menghembuskan nafasnya, "yaudah,kalau mau cerita, cerita aja, ulbar sahabat delisya kan?" delisya mengangguk lalu tersenyum, "delisya udah belakarkan di rumah?Delisya udah makan? Besok kita lomba lho,"

Delisya tersenyum tipis lalu mengangkat wajahnya yang sebelumnya bertumpu di meja perpustakan. Tebakan kalian benar, delisya dan ulbar tengah berada di perpustkaaan utama, karna sekarang tengah istirahat pertama mereka menyempatkan untuk belajar. "Sasya udah belajar,"

"Tapi belum makan?"

"Iya" ulbar berdecak lalu menangkup pipi delisya yang chuby.

"Makan ya? Kita kekantin, kan enggak boleh makan di perpustakaan, belajarnya kita lanjut lagi nanti" ulbar menarik tangan delisya lembut membawa keluar perpustkaan,

Banyak pasang mata yang melirik ke arah mereka, tatapan iri, sinis dan kagum banyak mereka dapatkan tapi sama sekali tak di gubris. Mereka semua kenal ulbar, si raja matematika yang softboy, itu julukan ulbar kata mereka. Mereka semua tau tentang ulbar, selain wajahnya yang tampan tapi hatinya juga sempurna, lelaki itu paling tak bisa melihat wanita di sakiti atau bahkan menangis, walau sama sekali tak ulbar kenal,tak sedikit pula wanita yang mengimpi impikan ulbar.

Delisya mendudukam dirinya di salah satu bangku yang tersedia di kantin ini,menaruh dagu nya di meja itu dengan wajah cemberut, membuat siapapun yang melihatnya pasti akan gemas sendiri."lo tunggu sini,biar gue pesenin makanan" ulbar mengelus pelan rambut delisya, lalu pergi dari situ.

"Anjir, ada hubungan apa delisya sama ulbar?"

"Eh, denger denger delisya sama deraga udah putus ya?"

"Imut banget anjrit!"

"Jujur,gue iri sama delisya. Dia terlalu sempurna"

"Gaboleh insecure!"

"Lo mungkin bisa bilang gitu, tanpa lo ngrasain jadi gue"

"Oke,sorry"

"murahan banget sih, bukannya dia masih pacar nya ka deraga?"

Delisya tak menggubris ocehan ocehan itu, ia masih bergulat dengan pikirannya sambil menunggu kedatangan ulbar. "Sya," delisya mendongak mendengar itu, ada ulbar dengan satu nampan yang berisi satu piring nasi goreng juga satu gelas susu putih."makan dulu" suruh ulbar,tapi delisya hanya diam tak bergeming. Ulbar menghembuskan nafasnya, "suapin?" delisya mengangguk membuat ulbar mengganti tempat duduknya di sebelah delisya.

Ulbar mulai menyodorkan satu sendok nasinya pada delisya, sambil membuka mulutnya dan memasukan nasi itu di mulut mungil delisya. Jika di lihat lihat,ulbar sudah seperti ibu yang menyuapi anaknya makan."kuak suasya luagi suidi" ujar delisya tak jelas.

"Kunyah dulu, nanti keselek" delisya mengangguk lalu mempercepat kunyahan nya.

"sasya lagi sedih" ujarnya lagi setelah kunyahan di mulutnya habis tertelan.

"Sedih?"

"Sasya putus" cicitnya pelan membuat ulbar tersenyum lalu mengacak pelan rambut panjang delisya.

"Jangan sedih, nanti ulbar sama kakak kakak sasya juga sedih" delisya mendongak menatap wajah tampan itu,

"Kak Ulbar sedih juga ya? "

"gua seneng bangsat"

"iya" ulbar tersenyum lalu mengangguk,kembali menyuapi gadis mungil di hadapan nya.

DeragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang