Semoga arahnya tidak menyesatkan, semoga dia membawaku pulang dengan selamat ke rumah, tanpa luka, membawa bahagia.
____
Saat Kinara tahu bahwa Benaya menyewa dua bilik kapsul hotel di kawasan Seminyak, membuatnya lebih tenang karena Benaya memilih tempat yang pas untuknya.
Benaya memang selalu tampil sederhana. Dia memilih tempat singgah yang tidak begitu mewah, mengingat harga dua tiket pesawat menuju bali tidak bisa dibilang murah untuk seorang pelajar sepertinya.
Benaya tidak maniak terhadap kekayaan ayahnya, Benaya bukan anak yang suka membebani. Dia tidak akan membiarkan jumlah yang dikeluarkan dari atmnya membengkak.
"Gue mau denger jawaban jujur dari lo ," ucap Benaya mengunci gerakan Kinara yang hendak membuka pintu kamarnya.
"Kara nggak keberatan kok tinggal di sini, " jawab Kinara seolah sudah tahu pertanyaan yang akan Benaya lontarkan, Kinara perlu memberikan jawabannya sekarang.
"Bukan itu yang ingin gue tanyakan Ra, "
"Terus? "
"Lo nggak Klaustrofobia kan? "
Kinara membuang nafasnya pelan, "Gue nggak akan kehabisan nafas Bena! Lagipula saat masih kecil lo sering sekap gue di dalam lemari es, jadi udah kebal! " desis Kinara.
Benaya menahan senyumnya, Kinara sedang membahas kejahilan Benaya dengan ekspresi wajah yang begitu sangat menggemaskan. Benaya mencoba mengingat kejadian itu lagi, memorinya kembali terputar saat dirinya begitu jahil mengunci Kinara di dalam lemari es yang baru selesai di bersihkan oleh Zoya.
"Udah jangan di bayangin! Kara malu tau di ketawain karena malah kesenangan dan ingin tinggal lebih lama di dalam sana. Sampai akhirnya Sheya marah dan narik Kara untuk keluar! "
"Padahal gue udah mau beranjak ambilin lo bantal, supaya menginap di rumah gue, di dalam kulkas! " kata Benaya lalu tertawa geli.
"Sayangnya Kara keburu hilang, " ucapnya nanar.
"Maaf ya Ra, tubuh lo jadi dingin gara-gara gue, " ucap Benaya pelan lalu memberikan jaket tebalnya kepada Kinara.
"Nanti kalo di dalam lo merasa kedinginan, lo pakai jaket ini. Gue harap malam ini lo tidur cepat tanpa ada acara nangis, gue nggak mau dengar bidadari gue sedih. " jelas Benaya lalu menutup pintu kamarnya.
Kinara tidak berhenti tersenyum selama masuk kedalam kamarnya. Apa Kinara tidak salah dengar, Benaya tadi menyebutnya bidadari? Yang benar saja.
Benaya mencemaskan keadaanya, Benaya takut jika Kinara akan kedinginan dan mengalami ketakutan didalam ruang sempit.
Kinara membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata, kamar kapsulnya sama sekali tidak sempit, ia mengubah mode lampu yang ada di kamarnya menjadi warna biru.
Kinara mulai berimajinasi sedang berada di kapsul penerbangan luar angkasa. Bersama Benaya untuk pergi ke planet Kepler yang katanya bisa di huni oleh manusia.
Planetnya masih sepi dan tidak ada kehidupan. Kinara yakin ia akan menemukan teman baru, ia harus segera mencarinya, barangkali alien. Tidak apa-apa jika harus alien, siapa tahu makhluk itu bersedia menemaninya mengeksplor Planet Kepler. Karena seingat Kinara, Benaya belum tahu denah tempat tinggal baru yang akan segera mereka huni.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dia Benaya, dia keren, tampan, tinggi, pintar, jago menggambar, memanjat tebing dan photografi. Kurasa tidak ada yg bisa menandinginya. Tahu tidak? Dia sering menyiksaku, membentakku, memarahiku. Saat itu aku tidak tahu di...