CHAPTER 8

1.7K 152 65
                                    

Helm pengaman dan perlengkapan lainnya sudah di siapkan oleh mami, pagi ini tugas Kinara hanya mengecek ban sepedanya. Karena sudah lama sepeda itu tidak terpakai, Kinara harus betul-betul memastikan bannya agar tidak kempes ataupun bocor.

Mami menyiapkan dua potong omelette untuk dibawa ke sekolah. Tak lupa segelas susu coklat yang sudah ditaruh di termos kecil untuk pelengkap. Ditambah dua buah pear yang sudah di kupas dan di potong dadu.

"Mam, kok tumben ya Kara bangunnya pagi? " tanya Kinara kepada mami saat mereka sedang berkumpul di meja makan.

"Harusnya mami yang tanya begitu, " Kinara melahap nasi goreng nya, kemudian ia meneguk air mineral sampai kandas.

"Padahal Kara tidak setel alarm loh mam. Tapi, pagi-pagi tadi nyala sendiri," jelas Kinara.

Mami menggedikkan bahunya, " Mami setiap hari dengar alarm kamu menyala,"

"O iya? " tanya Kinara, ia tidak pernah bisa bangun pagi jika badannya tidak di tepuk.

"Mungkin kamu terlalu bersemangat berangkat ke sekolah," asumsi Mami. Kinara menggelengkan kepalanya, ia tidak begitu semangat hari ini, cuma yang membedakan harinya akan lebih berwarna karena sudah ada Alfaro di sekolah dan mami yang sudah pulang dari Bangkok.

"Nggak harus di ajarin lagi kan cara menggunakan sepeda yang baik dan benar? " tanya Mami.

Kinara menggeleng lagi, "Kalo Kara nggak bisa, tinggal minta ajarin Alfa, " jelas Kinara. Mami beranjak meletakkan piring-piring kotor ke wastafel. Kemudian mami tersenyum tipis.

"Udah, berangkat sana. Nanti keburu telat lho, " suruh mami. Kinara menyalimi tangan mami, ia harus segera mengeluarkan sepedanya dari garasi. Beruntung ia tidak harus memanaskan mesin.

"Jangan lupa, bekalnya di bagi dua, " ujar Mami sambil melanjutkan aktifitas mencucinya.

"Sama Alfa kan? " tanya Kinara memastikan.

"Tetangga sebelah juga boleh, "

Kinara melengos, ia membalikkan badan dan berjalan keluar dengan cepat. Mami tersenyum lagi.

Sebelum Kinara berangkat sekolah, ia melihat Sheya duduk manis di dalam mobilnya, "Hai kak, " sapa Kinara. Tidak ada jawaban dari Sheya. Kinara  melihat Sheya sekilas dan langsung menggedikkan bahunya acuh.

"Lo nggak sarapan?"

Sheya menggeleng.

"Lo nggak berangkat?"

Sheya diam.

"Gue naik sepeda, Lo nggak usah nungguin gue, " jelas Kinara.

"Gue nggak nunggu lo! "desisnya.

"Terus lo mau bolos lagi? "

Sheya hanya menggedikkan bahunya acuh.

"Lo pinter banget sih kak? harusnya lo out aja sih kalau memang nggak niat kuliah, daripada bikin mami sedih terus," ucap Kinara spontan.

"LO BISA LEBIH SOPAN NGGAK " bentak Sheya. Kinara menundukkan kepala.

"Tanpa mengurangi rasa hormat gue ke lo, gue cuma kasihan sama mami kak. Lo nggak bisa menghargai mami yang udah ngebiayain semua kepentingan lo, " ketus Kinara.

BENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang