Karena bisa jadi kepergian tidak selamanya jauh, kadang dia hanya bersembunyi untuk tahu kita benar-benar mencarinya atau tidak.
Pada bagian ini sebetulnya acara ulangtahun yang berusaha Kinara hindari tidak perlu di ceritakan. Tapi mungkin ada beberapa hal yang perlu diingat, Kinara sudah bilang sangat tidak menyukai acara ulang tahun nya. Satu.
Bukan itu, hari ini ia baru saja kehilangan sosok yang di cintainya. Rumah bernuansa abu-abu di samping rumahnya dijual, kalian tahu kan siapa pemilik rumah itu? Tak ada yang tersisa saat Kinara melihat lebih jauh dari jendela kamarnya. Kamar itu kosong, gorden dan perabotan yang biasanya terpajang juga sudah hilang. Lebur. Tidak ada alasan kenapa lelaki itu memilih untuk tidak berpamitan.
Bertanya sekarang bukan waktu yang tepat, percuma, mau dia pergi kemana juga Kinara sudah tau arahnya mau kemana. Mau dekat ataupun jauh juga dia sudah tau bahwa kenyataannya memang sudah tidak sama lagi.
"Ra ikat pinggangnya ketinggalan! " panggil Sheya dari dalam kamar. Sengaja tidak ia gubris, Kinara memilih pergi, agar rumah kosong itu tidak terus menatapnya dengan sendu.
Langkah kakinya yang berjalan cepat di tangga, seharusnya tidak boleh secepat itu, dress yang selalu tidak ia biarkan terkena lantai kini menyapu debu-debu tipis rumahnya. Lemari es nya terbuka, entah dengan sengaja atau agar Kinara datang kesana, Kinara harus tetap kesana untuk menutupnya.
Namun, seperti membuka lembaran baru, ya, lembaran surat yang seharusnya ada di atas meja kini tidak ada di tempat yang semestinya. Ice-cream Cake berukuran loyang 26 cm tidak seharusnya ia pandang dengan mata terbelalak, apalagi dengan dekorasi mahkota dan beberapa garpu dan piring kecil yang seakan sudah di sediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dia Benaya, dia keren, tampan, tinggi, pintar, jago menggambar, memanjat tebing dan photografi. Kurasa tidak ada yg bisa menandinginya. Tahu tidak? Dia sering menyiksaku, membentakku, memarahiku. Saat itu aku tidak tahu di...