Setelah beberapa jam mereka menelusuri hutan, Jester dan Agato akhirnya sampai di dekat pintu masuk dari sebuah kota.
Sebuah kota, yang memiliki perumahan dengan gaya abad pertengahan, di lindungi oleh dinding yang tinggi yang mengelilingi kota.
Agato : Fuh, akhirnya sampai juga. Ayo kita masuk.
Agato mulai mengambil langkah ke gerbang kota, tapi Jester menarik baju Agato dan berkata.
Jester : tidak secepat itu.
Agato : Whoah! Jangan di tarik, dong!
Jester : kau ini sedang "mati", jika kau menampakan wajahmu di sini bisa gawat jadinya.
Agato : O Iya, Bayangin aja klo Cocoa melihatku hidup di sini.
Jester : kalau begitu, kau boleh meminjam syal miliku. Pakainya di dalam.
Jester meminjamkan Syal Coklat miliknya, Agato memakai syal Jester di lehernya, kemudian ia pun menutupi kepalanya dengan hoodie jaket dan menutupi mulutnya dengan syal yang ia kenakan.
Agato : entah kenapa kok rasanya jadi aneh.
Pakaian yang ia kenakan sama sekali tidak cocok dengan gayanya.
Jester : Hmmm.... ya sudah pakai ini aja.
Ia memberikan Jubah yang ia simpan kepada Agato.
Agato pun melepaskan jaketnya dan memakai Jubah panjang berwarna coklat pada tubuhnya.
Agato : Mantap! Serasa jadi Bolang. Kalau begitu ayo masuk.
Agato pun melangkahkan kakinya ke depan. Tapi Jester masih berdiri dan melihat Agato di belakangnya. Agato menyadari bahwa Jester tidak ikut dengannya.
Agato : Lho? Jester kamu ga ikutan?
Jester : Aku hanya bisa mengawasimu dari sini saja. Aku punya alasan kenapa aku ga bisa masuk. Jadi, berjuanglah.
Agato : Kalau begitu, aku pergi dulu.
Dengan wajah bingung, Agato berbalik dan memutuskan untuk memasuki kota itu sendirian.
Sekilas Jester melihat sedikit aura kegelapan pada dirinya. Ia pun dapat mendengar suara kerakan dari tangan Agato seolah-olah ia akan melakukan sesuatu yang buruk.
Jester : Yare Yare, kuharap ia tidak melakukan hal yang bodoh di sana.
*
Agato pun memasuki daerah perkotaan sambil menutupi wajahnya.
Agato : ( Baiklah, pertama... aku akan mencari lokasi dimana ia tinggal. )
Suasana di kota itu tampak damai, ia merasakan bahwa kota ini tidak sedang dalam bahaya.
Agato : (Aneh, Kupikir kota ini sedang dalam kekacauan. Tapi sudahlah masalah pertama selesai.)
Kemudian Agato pun mulai berkeliling kota, mencari informasi tentang lokasi tempat tinggal Hayato tanpa terdeteksi.
*
Kang buah : Hmmm.... Kalau tidak salah, di sebelah utara kota ini kau bisa melihat rumah kayu, di sanalah orang itu tinggal.
Agato : Makasih infonya, pak. Saya permisi dulu.
Kang buah : Tunggu dulu bang!
Agato : hm?
Kang buah itu mulai melemparkan sebuah apel kepada Agato, dengan Reflek Agato pun menangkap buah dengan salah satu tangannya.
Kang buah : itu service dariku, datanglah kesini lain kali!
Agato membalasnya dengan sebuah senyuman.
Agato : sip, pak!
Agato pun pergi menuju rumah seorang pemuda bernama Hayato. Tapi, ada sesuatu yang membuat penjual buah itu tertarik padanya.
Kang Buah : (belakangan ini jarang sekali ada petualang laki-laki datang ke toko ini. Aku kira cuma mitos belaka. Dia bukan Summoner ataupun Creamate aku penasaran siapa dia.)
*
Akhirnya Agato pun sampai di sebuah rumah. Ia berdiri di depan pintu sedang memikirkan sesuatu.
Agato : (Jadi, bagaimana aku harus mengintogasinya? Dengan cara lembut atau kekeras--) Aduh!!
Ditengah pemikirannya, tiba-tiba pintu di depannya terbuka, hidungnya terjedot pintu.
??? : eh? Kek ada yang nabrak? Eh ada orang toh?!
Pertemuan antara dua MC pun di mulai. Bagaimanakah kelanjutannya?
Cerita itu pun berpindah ke cerita server sebelah di cerita Skidmark44 pada Chapter 24.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Unilord] Stage Riders vs Kirara Creamates
FanfictionStage Rider, mereka adalah para pejuang yang mempunyai kekuatan yang sama dengan Kamen Rider. Mereka bertarung untuk menyelamatkan dunia, dengan mencari kekuatan Freedom orb. Namun para Creamate dan Viper menganggap mereka sebagai salah satu penyeba...