LIMA

8.9K 784 84
                                    

FUTSAL
***

"Bintang ada masalah sama itu cewe ya?" tanya Lintang saat mereka sudah jauh dari kantin.

"Benci gue sama dia." ujarnya ketus. Dia masih teringat saat Angel dan Nando menusuknya dari belakang.

"Ngga papa. Aku juga ngga suka sama dia." menengar ucapan Lintang, entah kenapa membuat hati Bintang lega. Tidak mungkin dia menyukai Lintang bukan?

"Lin, main futsal yuk. Itu ada Dery sama Nico." ajak Bintang. "Tapi, lo bisa main futsal kan?"

"Bisa kok." Lintang tersenyum misterius. Dia memang pandai, bahkan benar benar pandai. Jelas saja karena dirinya adalah ketua tim futsal saat di Jerman dulu.

"Senyum lo aneh." ucap Bintang sedangkan Lintang hanya terkekeh kecil.

"Gue ikutan dong." ucap Bintang saat mereka sudah berada dilapangan futsal.

"Dapet gebetan baru, Bin? Kemarin baru aja putus." Dery mencibir membuat Bintang berdecak malas.

"Murid baru lagi, yang kedatangannya bikin heboh." ucap Nico, laki laki itu tengah memegang bola yang akan mereka gunakan untuk bermain.

"Memangnya aku tau?" ucap Lintang, walaupun sebenarnya dia juga tau akan berakhir seperti ini.

"Karena lo gantng, lo jadi temen kita." ucap Dery sambil merangkul pundak Lintang. "Nanti kita cari cewek cewek cantik, anggun buat digebet."

"Yang pasti bukan Bintang yang galak." ucap Nico sambil melirik Bintang yang tengah menahan kesal. "Kalo bisa yang body nya aduhay. Enak dipandang."

Lintang mengernyit, sejujurnya dia tidak terlalu mengerti dengan maksud kedua teman barunya. "Kalian ngomongin apa sih?"

"Lo itu terlalu polos, nanti kita ajarin hal hal yang menyenangkan. Lo pasti suka." Dery menepuk punggunpg Lintang dua kali.

"Nanti gue tunjukin video sama lo. Nanti lo praktekin, oke." Nico menatap Lintang dengan tatapan yang sulit diartikan. "Biar lo ngerasain nik--"

"Otak lo ngga bener. Kita main aja, Lin. Ngga usah dengerin mereka berdua. Mereka sesat." Bintang memotong ucapan ngawur Nico. Dia merebut bola yang tengah dipegang oleh Nico. Bintang memberikan tatapan sinisnya lalu menunjukan kepalan tangannya.

Nico menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Keknya kita salah deh ngajarin hal hal menyenangkan sama Lintang."

Dery mengangkat bahunya acuh. "Kita ajarin, ngga papa. Jarang jarang kita ketemu sama cowok yang polosnya kek dia."

Akhirnya mereka mulai bermain futsal, entah sejak kapan dipinggir lapangan banyak siswi yang menonton mereka. Sedangkan para cowok menatap serius kearah Bintang. Gadis yang memiliki tubuh indah bak model itu sangat disayangkan untuk tidak dilihat. Apalagi keringat yang membasahi kening dan lehernya menjadi tatapan indah bagi para cowok.

"LINTANG!" setelah pra siswi meneriaki namanya, laki laki itu mencetak gol, Nico yang bertugas untuk menjaga gawang tidak tau bagaimana bola bisa masuk.

Teriakan terdengar histeris saat Lintang mengacak acak rambutnya yang basah oleh keringat. Permainannya benar benar bagus, membuat semua mata terpana dengan permainannya.

"Aku menang." ucap Lintang saat dirinya mencetak poin paling banyak.

"Curang. Masa gue ngga masukin bola satu pun." gerutu Bintang, tentu dia akan kalah jika dia bermain dengan anak cowok. Ditambah tidak adanya tim yang akan membantu dirinya.

"Lagian cewek mainnya bola." Nico mencibir. "Cewek tuh anggun, pinter dandan. Lah lo, apa yang lo tonjolin?"

"Sialan!" maki Bintang, dia menatap temannya itu kesal. "Gue--"

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang