SIDANG
***
Bintang dan Lukas duduk bersebelahan. Kepala Bintang menunduk, jari jarinya saling bertautan. Aura sang Mama terasa sangat menyeramkan. Tidak jauh beda dengan Lukas, laki laki itu merasa bersalah karena sudah mencium anak gadis.
"Ehm..Tante, saya minta maaf karena sudah mencium Bintang. Tapi saya belum ngelakuin lebih, Tante." ucap Lukas, laki laki itu menatap Mama Bintang dengan sedikit takut.
"Belum, kalo saya gak dateng, mungkin kalian udah iya iya duluan." sinisnya, wanita itu menatap putrinya yang masih menundukan kepala.
"Saya gak mungkin kek gitu Tante. Saya gak bakalan begituan kalo belum nikah." Lukas berujar cepat.
"Gak bakal gituan tapi ciuman. Sama saja." Mama Bintang menatap tajam Lukas.
Lukas yang ditatap sangat tajam langsung menundukan kepalanya. Bukan takut, dia hanya merasa bersalah dan marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan dirinya agar tidak menyambar bibir Bintang.
Mama Bintang mendengus. "Terus, kenapa kamu masih disini? Pulang sana!"
Lukas langsung bangkit, dia menyalami Mama Bintang. Laki laki berparas tampan itu mengacak rambut Bintang sekilas. "Saya pulang dulu, Tante, Bintang."
Bintang mengangguk sambil tersenyum kearah Lukas. Sedangkan Mama nya hanya mengibaskan tangannya, menyuruh agar Lukas cepat pergi dari rumah anaknya.
Setelah Lukas pergi, keadaan ruang keluarga itu kembali hening. Bintang yang masih menunduk dan Mama nya yang masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bintang, Mama minta maaf." Bintang langsung mendongak saat mendengar ucapan Mama nya.
"Maaf?" beo Bintang.
Sang Mama mengangguk, dia menghela nafas pelan. "Iya, Mama minta maaf. Buat semuanya. Maaf karena Mama udah--"
"Kenapa baru sekarang?" tanya Bintang memotong ucapan sang Mama.
Kedua mata mereka salin bertubrukan. Wanita berumur setengah abad itu menatap putri semata wayangnya. "Mama tau Mama salah. Mama egois karena lebih mentingin diri Mama sendiri. Mama gak tau selama ini kamu menderita karena Mama. Mama minta maaf."
Bintang mendengus lirih. "Udah tau kenapa bilang?" gumamnya lirih.
"Kamu mau ikut Mama ya? Kamu gak perlu tinggal sendirian lagi, kamu gak perlu kesepian lagi, dan kamu gak perlu ngurus perusahaan lagi. Biar Papa yang urus." wanita itu tersenyum kearah Bintang.
Bintang tersenyum getir, dia menatap datar Mama nya. "Aku ngerasa Mama punya tujuan lain."
"Gak! Mama gak punya tujuan lain. Mama gak mau kamu tinggal sendirian. Takut kejadian tadi terulang lagi." ujar Mama nya cepat.
Bintang mendengus. "Mama jujur aja. Gak usah bohong. Mama gak perlu ngerasa bersalah gitu apalagi ngerasa khawatir. Waktu Ayah pergi aja, Mama gak dateng." Bintang berucap sinis. Dia menarik nafasnya dalam dalam, mencoba menahan sesak dihatinya. "Mama mau apa?"
"Mama gak mau apa apa. Mama cuman mau kamu tinggal sama Mama." ucapnya cepat.
"Enggak." tolak Bintang. "Mama sengaja kesini tujuan utamanya itu biar milikin perusahaan Ayah bukan? Sayangnya, Mama gak bakalan dapetin itu." Bintang melipat kedua tangannya didepan dada. "Mama gak pengen jatuh miskin karena perusahan suami baru Mama itu mulai goyah bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTANG [END]
Teen FictionLintang, Bintang dan Labirin. Setelah tujuh tahun tidak bertemu dan tiba tiba saja kembali di pertemukan. Lalu, bagaimana kisah mereka? *** Terdapat 2 Season Lintang (S1 end) Labirin (S2 end)