DUA LIMA

5.4K 499 106
                                    

NEW
***

Bintang tersenyum saat laki laki berusia 19 tahun yang duduk didepannya setuju dengan projek kerja sama mereka untuk membangun sebuah hotel. Bintang menyukai laki laki didepannya karena dia begitu teliti. Bahkan, Bintang tidak dapat seteliti itu.

"Baiklah, sepertinya kita bisa bicarakan ini lain waktu." Daniello Lukas Eliot. Putra tunggal keluarga Daniello yang masih sangat muda. Di usianya yang ke 19 tahun, dia sudah bisa mengembangkan perusahaan Ayah nya semakin besar. Walaupun dia belum terlalu fokus untuk menjadi seorang CEO karena dirinya juga masih kuliah. Hanya pertemuan pertemuan kecil yang dapat dia datangi.

"Baiklah, aku akan mengirimkan data nya kepada sekretaris anda." Bintang tersenyum, merapihkan dokumen yang tadi ia bawa.

Lukas mengangguk. "Baiklah. Aku yakin kalau kerja sama ini akan memberikan kita keuntungan."

Bintang terkekeh kecil. "Ya karena anda sangat teliti, Tuan Muda Daniello."

Lukas tertawa mendengar ucapan Bintang. "Apa Tuan muda Daniello boleh mengajak Nona muda Yvette untuk makan siang bersama?"

Bintang mengangkat sebelah alisnya. Dia mengangguk. "Tentu saja. Tapi, apa anda tidak memiliki jadwal lagi? Kuliah misalnya."

Lukas menggeleng setelah dia mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. "Oh tidak. Aku sudah tidak memilikinya lagi." Bintang mengangguk mengerti. "Lalu kau?"

"Aku baru saja keluar sekolah." Bintang mengangkat bahunya acuh. "Aku masih memilih sekolah yang benar benar tepat."

Lukas mengangguk mengerti. Dia mengambil buku menu yang disodorkan oleh pelayan. "Kau mau memesan apa?"

Bintang menatap daftar menu, dia terlihat bingung. "Samakan saja. Aku tidak tau apa yang enak disini."

"Baiklah, pesan saja yang biasa." Lukas tersenyum sambil menatap sang pelayan.

Pelayan itu mengangguk sambil tersenyum lalu kembali mengambil dua buku menu yang tadi diberikan kepada Bintang dan Lukas. Pelayan itu berjalan pergi meninggalkan keduanya.

"Kenapa kau pindah sekolah?" tanya Lukas, laki laki berparas tampan dan juga memiliki tubuh tinggi itu menatap Bintang tidak mengerti.

Bintang membalas tatapan Lukas, jika dilihat wajah Lukas dan Lintang sama sama tampan. Namun, tinggi badan mereka sepertinya berbeda. Lukas lebih tinggi dari pada Lintang. Tunggu! Kenapa Bintang jadi membandingkan Lintang dan Lukas? Er..gadis itu memang belum benar benar melupakan Lintang sekuat apapun dia mencoba, Lintang akan selalu hadir dipikiran dan hatinya membuat Bintang tidak dapat melupakannya.

"Hei, kenapa melamun?" tanya Lukas, laki laki yang memakai setelan jas lengkap itu menatap Bintang khawatir.

"Ah tidak. Maaf." Bintang tersenyum menenangkan. "Ada alasan yang membuatku terpaksa keluar sekolah."

Lukas mengangguk mengerti, setelah itu mereka berdua terdiam. Bintang yang fokus keluar jendela dan Lukas yang fokus menatap wajah Bintang. Gadis itu terlihat sangat cantik dan berwibawa. Baru kali ini dia bertemu dengan perusahaan yang akhir akhir ini semakin berkembang pesat. Lukas pikir, pemilik perusahaan Y's group adalah seorang laki laki.

Lukas tersenyum, dia mengalihkan pandangannya. Terlalu lama menatap Bintang bisa membuatnya jatuh hati pada gadis cantik itu. Mau bagaimanapun dia menyangkal, Lukas akan tetap mengakui kalau Bintang itu cantik.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang