9. Chat

3.4K 350 39
                                    

Happy Reading
Di usahain nyalain data waktu membaca😹

LABIRIN
9. Chat


"Lo pada ngapain sih di sini? Ganggu aja," gerutu Lintang saat melihat teman temannya datang kerumahnya.

"Pelit banget lo. Lagian kita ke sini bawa dia." Lintang melirik kearah yang di tunjuk oleh Salsa.

Senyumnya terbit saat melihat orang yang ia cinta datang. Melihat senyum Lintang, membuat teman temannya berdecak malas. "Giliran ada Bintang senyum."

"Iri bilang sahabat." ucap Lintang santai, dia membiarkan teman temannya masuk. "Keruang atas aja."

Bintang masuk terakhir, gadis itu tersenyum kearah Lintang yang menutup pintu rumahnya. "Rumah lo sepi?"

Lintang mengangguk, dia berjalan di sebelah Bintang. "Gak ada orang, pada pergi ke rumah Om Gevan, ada acara di sana."

"Lo gak ikut?" tanya Bintang, keduanya menaiki tangga dengan perlahan.

"Enggak, males." jawab Lintang singkat. "Bintang ke sini di ajak atau dateng sendiri?"

"Gue di ajak Salsa, dari pada di rumah sendirian, gak ada kerjaan juga ya udah gue kerumah lo aja." jawab Bintang, dia masuk kedalam sebuah ruangan.

Bintang meneliti ruangan itu, ada satu set sofa yang di depannya terdapat sebuah televisi. Ada mini bar juga yang membuat ruangan itu terlihat nyaman dan cocok untuk bersantai. Jendela berukuran cukup besar di biarkan terbuka membuat angin masuk kedalam ruangan itu. Di balkon terdapat tanaman hias.

"Ini tempat lo kumpul keluarga?" tanya Bintang, dia melihat Nando dan Arga yang sudah duduk di atas karpet dengan stick ps yang mereka pegang.

"Bukan cuman kumpul sih, buat nenangin diri juga di sini." jawab Lintang, dia menyuruh agar Bintang duduk di atas sofa tapi gadis itu menggeleng. "Aku mau buat minum dulu, Bintang mau apa?"

"Biar gue bantu." jawab Bintang, keduanya berjalan menuju mini bar.

"Ini gak ada alkoholnya kan?" tanya Bintang, dia bersiap untuk membuat minuman.

"Gak ada. Mama pengen buat mini bar tapi isinya begitu." Lintang duduk di kursi depan meja pantry.

Bintang menggeleng, dia mengambil enam gelas lalu meletakkannya di atas meja. Dia melirik Lintang sekilas. "Katanya lo mau bantuin gue? Kenapa diem doang?"

Lintang terkekeh, dia meletakkan kedua tangannya di atas meja, memperhatikan Bintang yang tengah menyiapkan minuman. "Gak jadi, liat calon istri lagi nyiapin minuman aja."

Wajah Bintang bersemu merah dan sialnya Lintang melihatnya. Gadis itu mengambil nampan yang ia lihat di atas meja, meletakkan gelas gelas berisi minuman itu keatas nampan. "Apaan sih?! Gak usah ngerdus!"

Lintang terkekeh, dia bangkit, berdiri di depan Bintang, menghalangi jalan gadis itu. Bintang mendengus, dia mendongak agar bisa menatap wajah Lintang, laki laki itu semakin tinggi saja. "Minggir."

"Gak mau." Lintang menggeleng lucu membuat Bintang rasanya ingin mencubit pipinya. "Bintang harus ngaku dulu kalo Bintang calon istrinya aku."

Bintang memutar bola matanya jengah, dia menendang tulang kering Lintang dengan perlahan. "Kerja dulu baru bisa nikahin gue."

Lintang menyingkir dari depan Bintang, laki laki itu tersenyum lalu menggeleng. Dia melangkahkan kakinya menuju teman temannya lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Bintang.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang