DUA TIGA

5.3K 498 61
                                    

DIANDRA
***

Lintang menjatuhkan tubuhnya keatas tempat tidur. Dia lelah. Bukan lelah fisik, tapi hati dan pikirannya lelah karena terus memikirkan dimana Bintang sekarang ini. Sudah lebih dari seminggu Bintang tidak masuk sekolah. Nomor ponselnya tidak dapat dihubungi, semua akun sosial media mendadak menghilang. Tidak ada yang tau dimana Bintang sekarang. Lintang benar benar kalut.

Lintang menarik bantal lalu memeluknya dengan erat, dia tidak peduli pada seseorang yang baru saja masuk kedalam kamarnya. Seseorang yang sudah dua hari ini menjadi istrinya. Lintang tidak membenci Diandra, dia hanya mendiamkannya. Bersikap dingin seperti saat disekolah. Tidak ada hal romantis yang ia lakukan pada Diandra seperti yang ia lakukan pada Bintang.

"Lintang." Diandra berdiri didekat pintu balkon kamar Lintang, jari jari nya saling memilin. Dia sebenarnya masih takut untuk berada didekat Lintang. Namun, dia harus membicarakan ini pada Lintang. "Lintang, gue--"

"Bisa diem gak? Aku capek. Pengen istirahat." Lintang memotong. Tidak ada nada bentakan, hanya ada nada dingin khas miliknya.

Diandra menghela nafas, perempuan bertubuh mungil itu menunduk. "Ya udah, lo istirahat aja." gumam Diandra. "Selamat istirahat Lintang."

Lintang hanya diam, dia tidak membalas ucapan Diandra sama sekali. Namun, saat mendengar pintu kamarnya tertutup, Lintang langsung mengangkat wajahnya. Dia bangkit, duduk ditengah tengah tempat tidurnya. Seharusnya hanya Bintang yang boleh memasuki kamar ini selain keluarganya.

Helaan nafas kembali terdengar, Lintang bangkit lalu duduk dikursi meja belajarnya. Hanya meja belajar miliknya karena milik Diandra berada disisi lain tempat tidur. Lintang membuka laptop miliknya, dia masih berusaha mencari dimana Bintang sekarang.

Matanya menatap lurus foto dirinya bersama dengan Bintang ditaman. Lagu terakhir yang Bintang nyanyikan untuknya. Lintang tersenyum, memang benar. Hanya Bintang yang mampu membuatnya benar benar bahagia. Dan hanya Bintang yang mampu membuatnya merasakan patah hati untuk pertama kalinya.

Tangan Lintang terulur, mengambil bingkai foto berukuran sedang. Terlihat foto dirinya dan Bintang. Sangat bahagia membuat Lintang yang melihatnya tersenyum. Kenangan saat bersama dengan Bintang mengalir begitu saja diotaknya.

Prang

Lintang terlonjak kaget saat mendengar benda pecah. Lintang meletakkan bingkai foto itu ditempatnya lagi lalu berlari keluar dari kamarnya. Dia takut terjadi apa apa dengan Diandra. Bagaimanapu juga, Diandra tanggung jawabnya sekarang.

"Ada ap--"

Mata Lintang membulat melihat Diandra yang terduduk diatas lantai. Dia sangat kaget melihat kedatangan Zevanna dan juga Alexa. Setelah sekian lama, kenapa mereka mengganggunya lagi?

Lintang berjalan mendekati Diandra, laki laki itu membantu Diandra berdiri. "Kamu gak papa?"

Diandra menggeleng, dia melihat telapak tangannya yang teluka karena terkena pecahan piring. Lintang mengikuti arah pandang Diandra, dia mengulurkan tangannya. Menyentuh lembut luka Diandra membuat Diandra meringis pelan.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Lintang kesal, dia menyembunyikan tubuh Diandra dibelakangnya.

"Kami gak ngelakuin apa apa. Dia nya aja yang ceroboh." cibir Zevanna, gadis itu melirik Diandra sinis.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang