PELAMPIASAN?
***Kesal.
Satu kata yang Lintang rasanya sekarang. Melihat kedekatan Lukas dan Bintang membuat dada Lintang bergemuruh hebat. Laki laki itu mau mau saja bersaing dengan sehat, tapi melihat Lukas yang terlalu akrab dengan Bintang membuat dia ragu harus bersaing dengan sehat.
Langsung mengeklaim Bintang, rasanya tidak mungkin juga. Bukannya merasa senang, Bintang mungkin akan membencinya. Tapi, kata mungkin itu masih janggal. Lintang tidak tau bagaimana perasaan Bintang jika dia langsung mengeklaim gadis cantik itu.
"Masih inget rumah ternyata." sindiran itu membuat langkah Lintang terhenti. Dia tersenyum lebar menatap Daffin yang juga tengah menatapnya dengan datar. "Kemana aja kamu? Kakak rasa, kamu gak pulang sampai selarut ini."
Dengan wajah polos dan juga senyuman manisnya, dia berjalan kearah kakaknya yang terlihat khawatir padanya. "Kakak kek gak pernah ngerasain umur 16 tahun."
Daffin memutar bola matanya malas. "Kakak umur segitu ngurusin kamu yang rewel, crewet lagi."
Lintang terkekeh kecil. "Abis jalan sama Bintang, Kak."
Daffin menatap Lintang penuh selidik. "Jalan?"
"Iya jalan." Lintang mengangguk. "Cuman jalan aja, gak lebih."
Daffin menatap kedua mata adiknya walaupun dia yakin kalau Lintang tidak akan berbohong. "Ya udah mending kamu tidur aja sana. Gak usah main main sama--"
"Niatnya pulang emang mau main main sama Diandra." Lintang memotong, dia berlari menuju lantai dua.
Daffin yang melihat itu menggeleng, dia tau Lintang tidak akan bermain fisik. Hanya menggores luka saja. Tapi, itu sama saja. Terserah Lintang, bukan urusan Daffin juga. Terlalu lama bergaul bersama Devan membuat sifat Papa angkatnya itu menular padanya. Tidak pedulian tapi kenapa dia jadi Dokter?
Lintang masuk kedalam kamar milik Diandra tidak lupa mengunci pintunya kembali. Dia melihat Diandra yang tengah meringkuk diatas tempat tidur. Dapat Lintang lihat, ada jejak air mata diwajah Diandra. Lintang berjalan mendekat lalu menarik selimut yang membungkus tubuh Diandra.
"Jam segini udah tidur. Main main dulu sama gue." ujar Lintang dingin. Laki laki itu menatap lengan tangan Diandra yang penuh dengan goresan luka yang dibuat olehnya.
Diandra membuka matanya, perempuan itu langsung meringsut mundur menjauhi Lintang. Teriakan penuh rasa sakit dan juga teriakan memohon ampun terus terngiang dikepalanya membuat Diandra tidak dapat tidur. Dia merasakan bagaimana rasa sakit dari audio yang dia dengar.
"Lo..lo mau apa?" tanya Diandra gugup, dia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya. Berharap didalam hari jika Lintang tidak akan melukainya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTANG [END]
Teen FictionLintang, Bintang dan Labirin. Setelah tujuh tahun tidak bertemu dan tiba tiba saja kembali di pertemukan. Lalu, bagaimana kisah mereka? *** Terdapat 2 Season Lintang (S1 end) Labirin (S2 end)