TUJUH BELAS

6.5K 611 42
                                    

EVERYTIME
***

Lintang mulai memainkan tuts piano berwarna putih yang ada diruang musik sekolahnya. Dia tidak sendirian, ada Bintang, Dery, Nico, Dian dan juga Salsa. Mereka memperhatikan Lintang yang sangat pandai memainkan tuts-tuts piano satu persatu. Sampai, suara Lintang terdengar. Suara baritone nya mampu menyihir semua orang yang ada diruang musik itu.

Oh every time i see you
When i see your eyes
My heart keeps fluttering
Your my destiny
The only person i want to protect until the end of the world

Baby ohohohoh
Ohohohoh
Baby ohohohoh
Ohohohoh

Oh every time i see you
When i see your eyes
My heart keeps fluttering
Your my destiny
The only person i want to protect until the end of the world

When you look at me
When you look at me and smile
It feels like my heart will stop
How about you
It's really hard for me to handle
All day i think of you
We went in circles for a long time

But even now
I'm allright

Oh every time i see you
When i see your eyes
My heart keeps fluttering
Your my destiny
The only person i want to protect until the end of the world

Don't leave me
Even if we can't see our futures
Will you believe in me
and wait for me

Oh my one and only
Have i ever told you
That you are my everything

Your my destiny
I want to protect you until the end of the world

Baby ohohohoh
I want to love you
Ohohohoh
Your eyes, your smile,
Even your scent
Baby ohohohoh

Remember
Ohohohoh
We are always together
I love you

Bintang terus memperhatikan Lintang, hatinya bergetar, merasa sangat nyaman dengan suara Lintang. Mata mereka berdua bertubrukan, Lintang tersenyum dengan mulut yang terus menyanyikan lagu yang pernah ia dengar saat sang Mama menonton drama.

Lintang tersenyum, dia sudah mengungkan semuanya lewat tatapan matanya ataupun lagu yang ia nyanyikan. Sebuah senyum menawan tercetak diwajah Lintang, dia menghentikan tangannya. Namun, baru beberapa detik, dia memainkan tuts piano itu kembali. Terdengar lambat membuat bulu kuduk semua orang meremang saat mendengarnya.

"Namanya Bintang Eveline Yvette." Lintang menatap Bintang yang sekarang menatapnya bingung. Dia tersenyum. "Cewek cantik yang membuatku tau kalau cinta pandangan pertama itu ada."

Jantung Bintang berdebar cepat, apa Lintang tengah mengungkapkan perasaannya?

"Dulu, aku tidak pernah berfikir untuk mencintai perempuan lain karena aku pikir, ada Mama saja cukup." Lintang kembali berbicara, pandangannya masih terpaku pada Bintang. Sedangkan kedua tangannya masih memainkan tuts piano putih itu. "Tapi, aku sadar. Hidup akan monoton kalo gak ada cinta."

"Bintang. Cewek jutek yang berhasil membuatku berdebar. Bintang. Cewek kuat yang aslinya rapuh." Lintang menatap Bintang serius membuat gadis yang ditatap merasa gugup. "Aku memang bukan cowok sempurna. Gak bisa romantis karena ini pengalaman pertamaku."

Lintang menghentikan permainan pianonya, laki laki itu bangkit mengambil buket bunga yang ada diatas piano. Laki laki itu berjalan mendekati Bintang, menyodorkannya ke arah Bintang. "Jangan tanya alasannya, karena aku juga gak tau. Tapi.."

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang