DELAPAN BELAS

6.4K 586 14
                                    

BUKAN IBLIS SQUAD
***

Bintang memperhatikan si murid baru yang masuk kedalam kelas mereka. Perempuan bertubuh mungil yang sangat pemalu. Entah itu benar benar pemalu atau hanya sekedar akting agar banyak yang mendekati. Namun, jika dibandingkan dengan Bintang, murid baru itu masih kalah. Bintang masih diatasnya.

Namanya Diandra, gadis cantik namun pemalu. Dalam sekejap saja, banyak laki laki yang mendekatinya. Kenapa tidak mendekati Bintang? Ya karena mereka merasa tidak setara dengan Bintang yang cantiknya kebangetan. Bintang itu tinggi semampai, cantiknya bikin siswi lain iri. Natural walaupun kadang galak.

Diandra itu tipikal perempuan penakut, entah apa yang menonjol mungkin hanya wajah. Namun, dia baru masuk hari ini. Tidak tau bagaimana kedepannya. Dindra juga terlihat ssngat jauh dengan yang namanya laki laki. Walaupun dikerubungi banyak laki laki, Dindra terlihat takut. Bukan ekspresi yang dibuat buat, dia natural. Sangat natural seolah Diandra memang takut dengan yang namanya laki laki.

"Gak mau coba deketin dia? Dia kayaknya risih banget dideketin sama anak cowok." ucapan Dian terdengar, dia terus memperhatikan Diandra yang terlihat begitu risih.

"Kayaknya punya trauma deh. Secara dia kan cantik, dia gak akan risih dideketin cowok. Dia keliatan takut gitu." Salsa melanjutkan. "Dia gak akan gitu kalo gak ada sesuatu."

Lintang hanya diam, dia tidak tertarik sama sekali. Bahkan melirik saja tidak. Menurutnya, hanya Bintang yang paling cantik. Lebih baik dia bermain game online dari pada merasa kepo dengan si murid baru yang kata teman teman Bintang memiliki trauma dengan yang namanya laki laki. Baguslah, jadi tidak ada lagi Reva yang lain.

Bintang menatap Diandra dengan kening sedikit mengernyit. Dia bangkit, lalu berjalan mendekati Diandra. "Lo pada gak sadar dia keliatan takut gitu?"

Siswa laki laki yang merasa tampan langsung menatap Bintang lalu kembali melihat kearah Diandra. Benar juga. Satu persatu, mereka meninggalkan meja Diandra walaupun dengan hati tidak ikhlas. Bintang tersenyum tipis, dia duduk disebelah Diandra. Bintang menepuk pundak Diandra dua kali. "Lo..kenapa?"

Diandra yang awalnya menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya mendongak. Dia bernafas lega karena terbebas dari para laki laki. Mata Diandra menatap wajah cantik Bintang, dia terperangah karena Bintang terlihat sangat cantik. "Gak papa. Cuman risih aja."

Bintang tersenyum tipis, dia mengangguk mengerti. Matanya menelisik wajah Diandra yang pucat. "Wajah lo pucat. Lo gak mau ke UKS, biar sekalian istirahat."

Diandra menggeleng. "Gak usah. Ini udah sering kok."

"Tapi, nanti lo tambah sakit. Kalo lo pingsan disini gimana? Nanti gue izinin deh." Bintang mencoba membujuk Diandra.

"Gak usah. Gue gak papa. Kebiasaan kalo dikerubungin cowok." Diandra kembali menggeleng. Kepalanya terasa pusing, ingatan satu tahun lalu kembali muncul diotaknya.

"Wajah lo makin pucet gitu. Mending sekarang ke UKS aja." Bintang memegang bahu Diandra. "Nanti gue tulis materinya, lo gak usah khawatir sama pelajaran."

"Tapi--"

"Salsa, Dian. Bantu gue. Diandra pucet banget gitu." Bintang memotong ucapan Diandra. Gadis cantik itu kembali menatap Diandra. "Udah yuk. Dari pada nanti nanti."

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang