16. Akhirnya

5.3K 390 28
                                    

Happy Reading

LABIRIN
16. Akhirnya

Bintang POV

Aku meremas tangan Dian dan Salsa yang membantuku berjalan. Dapat aku rasakan, telapak tanganku terasa basah, aku benar benar merasa gugup sekarang. Kebaya yang di pilihkan Mama benar benar membuatku semakin gugup.

"Gue balik lagi aja gimana? Gugup banget gue," aku menatap Dian dan Salsa bergantian.

"Tanggung, Bin. Jangn balik lagi, tuh Lintang udah ganteng banget, sayang kalo mempelainya bukan elo." aku menatap Dian dengan pandangan ragu.

"Gak usah ragu gitu, udah deket itu. Lo gak pengen punya suami ganteng?" pertanyaan Salsa membuatku langsung menatap jauh ke depan.

"Ayo udah lah, tanggung." 

Salsa menarik tanganku dengan perlahan, membuatku langsung mengikutinya. Jantungku rasanya ingin meloncat keluar saking gugupnya. Dan saat sampai di taman belakang rumahku, aku dapat melihat Lintang duduk di depan penghulu. Ada Papa Devan dan Papa Alex di sana.

"Pura pura pingsan boleh gak sih?" aku kembali bertanya, Salsa dan Dian langsung memukulku.

"Banyak bacot lo, Bin!" maki Dian, aku nyengir lebar kearahnya.

"Tapi gue beneran gugup."

"Lo udah cantik, bahkan cantik banget. Tamu undangan juga gak ada yang ngalahin lo," Dian mencoba menghibur.

Saat semua orang menatap ke arahku, aku langsung menahan napasku. Bukan karena semua orang yang sekarang menatapku, melainkan Lintang yang menoleh kearahku. Wajahnya datar, tapi terlihat binar bahagia di matanya. Boleh aku jujur, dia terlihat sangat tampan.

Perlahan, aku melangkah mendekat, pandanganku dan juga Lintang benar benar terkunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan, aku melangkah mendekat, pandanganku dan juga Lintang benar benar terkunci. Lintang tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dariku, dia memberikan senyumnya yang membuat kakiku terasa sangat lemas. Benar benar, aku tidak pernah membayangkan ini sebelumnya.

Jika boleh jujur, aku lebih baik berkalahi dari pada berada di posisi seperti ini. Walaupun aku suka, tapi rasa gugupnya tidak dapat aku hilangkan sama sekali.

Dian dan Salsa mendudukkan aku di kursi tepat di sebelah Lintang, laki laki itu kembali tesenyum, aku membalasnya walaupun aku tau, senyumanku terlihat gugup. Lintang mengalihkan pandangannya dariku, dia menatap kearah penghulu yang duduk tepat di depan kita berdua.

Aku tersenyum saat Lintang menjabat tangan penghulu, wajahnya begitu yakin untuk melakukannya. Aku tau, dulu aku salah untuk meninggalkannya, hanya saja dulu aku benar benar bingung. Di saat aku ingin melupakan Lintang, laki laki itu tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan. Lintang tidak berusaha sama sekali untuk melupakanku.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang